Bagian 09 || Pengakuan Dan Penolakan

37.8K 2.9K 41
                                    

Bintangnya jangan lupa Prend 😺

•••

Tak perlu waktu lama, sebab dari kantor dan apartemen Bima tidak terlalu jauh. Pria itu telah tiba di kediaman temannya.

"Jadi?" tanya Arsha to the point.

"Gue udah ke rumah sakit Pelita Jaya, ngecek data beberapa puluh tahun yang lalu. Dan yah, benar kalo Amira itu kembarannya Ana. Sesuai dugaan,"

"Terus?" Arsha masih menunggu penjelasan selanjutnya.

"Dulu, kandungan bu Emy lemah saat ingin melahirkan, begitupun dengan dirinya, dia dan kedua bayinya harus di operasi, jika tidak, nyawa ketiganya gak bisa tertolong. Tapi pak Dimas tidak ada biaya, sebab dia ketipu. Begitupun perusahaannya yang sudah gulung tikar. Dia gak ada jaminan apapun, sudah mencoba meminjam uang untuk operasi tapi gak ada yang bantu." Bima mengambil nafas sejenak.

"Hingga, dia bertemu dengan William Fenry Athala. Sahabatnya saat SMA, setelah meminta bantuan, pak William pun dengan senang hati membiayai semuanya, tanpa balasan apapun. Tapi dengan satu syarat," Bima menatap Arsha yang masih setia menyimak.

"Syaratnya?" tanya Arsha.

"Pak Dimas harus memberi salah satu anaknya untuk pak William dan juga bu Rosella. Mereka gak bisa memiliki keturunan, karena pak William mandul. Mereka gak mau ngadopsi anak di panti, entah apa alasannya. Tapi sedikit yang gue tahu, mertuanya bu Rosella gak setuju ngadopsi anak panti yang asal-usulnya gak jelas." Bima menjeda penjelasannya, meminum sedikit air, melancarkan tenggorokannya yang terasa kering. Setelahnya melanjutkan kembali.

"Pak Dimas yang terdesak oleh waktu pun mengiyakan, ketika keadaan istri dan calon anaknya semakin melemah. Ia gak mau kehilangan ketiganya, dengan berat hati ia memberikan salah satu putrinya ketika sudah lahir. Yaitu Amira,"

"Mamanya pak William, yang bernama Clara pun dengan senang hati menerima Amira, karena ia pun sudah kenal betul dengan pak Dimas, dulu semasa SMA pak Dimas sering bermain bahkan menginap di rumahnya. Jadi hubungan mereka lumayan dekat,"

"Setelah di perbolehkan keluar dari rumah sakit, pak William dan istrinya membawa Amira pergi ke Inggris, pergi tanpa pak Dimas dan istrinya ketahui, mereka hanya ingin Amira menganggap hanya mereka lah orangtuanya, ingin memulai hidup baru, tanpa percekcokan dengan masa lalu, mereka menutup rapat-rapat rahasia, bahwa Amira itu bukan anak kandungnya,"

" Bertahun-tahun lamanya mereka gak kembali ke Indonesia, hingga tiga bulan yang lalu mereka kembali lagi menetap disini karena urusan bisnis dan juga desakan ibunya pak William yang sudah sangat merindukannya. Amira pun masih tak mengetahui fakta tentang ia mempunyai kembaran juga mengenai orang tua kandungnya,"

"Pak William sempat terkejut mengetahui fakta bahwa sahabatnya yang menjabat sebagai ayah biologis anaknya telah meninggal dunia bersama istrinya, gara-gara kebakaran. Ia pun juga tahu Anara melanjutkan hidup bersama neneknya,"

"Bukan hanya itu, pak William juga tahu perihal kasus pemerkosaan Ana, dan kejadian tabrakan itu yang menyebabkan Ana merenggangkan nyawa, tapi ia tetap bungkam. Gak sama sekali memberi tahu semua faktanya pada Amira, padahal perempuan itu berhak tahu,"

"Sialan!" desis Arsha, ia begitu kesal dengan sosok William.

"William Fenry Athala? Pemilik perusahaan Fenry company?" tanya Arsha.

"Iya, bener," jawab Bima.

"Mudah bagi gue buat ngehancurin semuanya, jika dia masih gak mau memberi tahu fakta itu sama anaknya," seringai Arsha terlihat jelas, Bima bahkan sudah bergidik ngeri melihatnya. Sahabatnya ini jika mengenai 'Nana-Nya' tak pernah main-main. Siapa saja di tebas jika macam-macam. Benar-benar bucin level akut.

ARSHAWA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang