Bagian 52 || Triplets

44K 2.2K 62
                                    

"Gomawo Oppa." Andre mendelik mendengar panggilan itu lagi. Aigoooo! Umur mereka bahkan hanya beda satu tahun! Menghiraukan senyum nya yang merekah, lantas ia turun dari mobil meninggalkan gadis itu seorang diri.

Hyun Ra yang di tinggalkan sendiri pun ikut turun. Ia berusaha menyamai langkahnya dengan Andre yang sudah berlalu lebih dulu.

"Oppa--"

"Kita di Indonesia, bukan Korea. Dan stop panggil oppa-oppa! Kita cuma beda satu tahun Hyun Ra." ucap Andre menghentikan langkahnya, dan berbalik menatap gadis kuncir kuda itu.

"Maafin aku," ucap gadis itu meringis kecil. Ia beralih menatap sekeliling, menduga-duga rumah siapa yang di datangi ini.

"Opp-- aku harus panggil apa?"

"Nama aja udah, kagak usah pake embel-embel apapun." ucap Andre tanpa melihat gadis itu, ia melanjutkan berjalan memasuki mansion milik Arsha.

Gadis itu mengangguk mengerti, lalu segera berjalan di sisi sebelah kanan Andre.

"Assalamualaikum, Arshaaaa!" teriak laki-laki itu ketika telah tiba di depan pintu mansion yang terbuka lebar. Ck, bukan terlihat sedang bertamu, malah terlihat seperti bocah mengajak main.

Hyun Ra membulatkan matanya mendengar apa yang terlontar dari mulut Andre. Omo, ia baru ingat, tidak mengetahui keyakinan laki-laki itu.

"Andre, kamu beragama Islam?" tanyanya dengan berbinar.

Mendengar ucapan gadis itu yang tak terlalu mahir dalam menggunakan bahasa Indonesia, Andre menoleh. Bukan karena ucapannya yang belum mahir, namun perkataannya.

"Iya, makanya kamu jangan suka aku, Kita beda agama,"

"Aku kira, Andre Kristen." gumam gadis itu pelan, yang hanya ia sendiri lah mendengarnya. Ia lantas mendongak dengan cepat, dengan senyum yang merekah.

"Tapi aku bakal ngucap syahadat secepatnya!" ucapnya girang, yang mampu membuat bola mata Andre melebar mendengarnya.

"Sinting nih orang! Lo--"

"Andre, jangan pake kata itu, aku masih gagu. Pake kamu aja," potong Hyun Ra lebih dulu.

"Di pikir keyakinan itu mainan apa? Agama bukan candaan, jangan karena cinta, kamu kayak gini. Yang namanya keyakinan, harus benar-benar yakin dari hati sendiri. Bukan karena cinta at---"

"Aku ngelakuin semuanya bukan karena kamu. Gak ada sangkut pautnya sama kamu, bahkan kehendak itu udah lama, jauh sebelum kita ketemu. Makanya aku ke Indonesia, negara yang katanya mayoritas muslim terbanyak, tempat yang mudah bagi aku buat wujudin apa yang aku mau, sejak dulu,"

صلاة الله وسلام الله على طه رسول الله
صلاة الله وسلام الله على يس حبيب الله

Gadis itu mengusap darah di sudut bibirnya, serta sisah air mata yang masih ada. Ia berbalik, menatap suara siapa itu. Sungguh ia merasa buku kuduknya berdiri, namun juga terdengar menenangkan.

"Killa, wass-eo?" ("Killa, kamu disini?")

Gadis berhijab pasmina itu menoleh "Hyun Ra? Neo ... wae biga wa?" ("Hyun Ra? Kamu ... kenapa hujan-hujanan?"

Tak menghiraukan pertanyaan itu, ia berjalan mendekati bangku yang di duduki gadis itu.

"Jigeum museun nolaeleul buleugo iss-eoss-eo? pyeon-anhago joh-eun soliibnida." ("Apa yang kamu nyanyikan tadi? Itu terdengar enak dan menenangkan,") ucapnya dengan serak. Ia tak ingin membahas apa yang di pertanyakan.

ARSHAWA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang