"Sedang apa?"
Manik lentik pemilik nama Na Jaemin sontak menoleh ketika suara berintonasi rendah bertanya padanya. Wajah gelisah Jaemin yang sedari tadi tercetak jelas semakin bercampur aduk dengan rasa takut saat melihat sosok Lee Jeno yang berjalan ke arahnya.
"Emm... T—tidak."
Alis Jeno bertaut menandakan dia bingung dengan gelagat Jaemin. "Ada yang kau sembunyikan dari ku?"
Pertanyaan itu membuat si manis melotot gugup. Tidak, tuannya tidak boleh tahu tentang apa yang saat ini Jaemin pikirkan.
"Tidak ada! A—aku lelah tuan, aku ingin tidur. Malam ini aku ingin tidur sendiri, jadi pergilah tidur dikamar lain saja ya, Tuan. Selamat malam!"
Jaemin naik ke atas kasur dan menutup tubuhnya menggunakan selimut sampai menutupi wajahnya. Sedangkan Jeno, pria itu tidak ada niatan untuk pergi dari kamar Jaemin, justru ia melangkahkan kakinya untuk naik ke atas kasur, kemudian berbaring di sebelah Jaemin yang posisinya membelakangi pemuda bertubuh besar tersebut.
Tangan besar serta tonjolan urat yang menghiasi tangan itu mengalung pada pinggang ramping si submisif. Jaemin tersentak, ia kira tuannya itu sudah meninggalkan kamarnya.
"Apa hak mu mengusirku seperti itu hm?" Bisik Jeno tepat ditelinga Jaemin hingga mencetak rasa geli karena hembusan nafas sang Tuan.
"Aku tahu kau belum tidur, Na Jaemin" Ucap Jeno lagi yang kali ini dengan nada sedikit tinggi.
Jaemin memutar tubuhnya dan menatap Jeno yang berada dibelakangnya. "M—maaf...." Cicit Jaemin. Matanya sedikit berkaca-kaca sambil menatap manik tajam Jeno.
"Hngg... Bukan maksudku ingin mengusir mu, tapi aku sedang tidak mau melihat wajah mu. Aku... Suasana hati ku sedang buruk, hikss maaff"
Tangan Jeno beralih ke kepala Jaemin untuk mengelus rambut lembut tersebut. Setelahnya menatap Jaemin lekat dan menghujami banyak kecupan pada wajah si manis.
"Boleh aku minta sesuatu?" Jeno hanya mengangguk sebagai jawaban pertanyaan Jaemin. "Suruh supir mu jangan menjemput ku saat pulang sekolah besok! Aku ingin naik bus, aku sangat merindukannya. Aku bosan hidup mewah."
"Dasar aneh" Ejek Jeno. Bibir Jaemin sudah mengerucut lucu ketika Jeno berkata seperti itu. Menyebalkan!
"Emmhh.... Hoekk!"
Tiba-tiba saja perut Jaemin terasa berputar. Rasa mual itu membuat Jaemin bangkit dari posisi berbaring dan langsung berlari menuju ruang mandi, dan setelahnya ia berusaha mengeluarkan isi perutnya. Namun yang keluar hanya cairan bening.
"Besok kau akan tetap berada di rumah. Aku tidak mengizinkan mu pergi sekolah sebelum kau sembuh" Ucap Jeno yang baru saja datang menyusul Jaemin.
"Tidak! Aku akan tetap hoekk... Pergi ke hoekk... Sekolah" Titah Jaemin mutlak.
"Terserah"
•
•"Hyung!!" Remaja laki-laki bertubuh tinggi berlari kecil ke arah Mark. Jisung memanggil pemuda berdarah Canada itu dari kejauhan.
Mark yang merasa dirinya terpanggil pun memutar tubuhnya. "Jisung? Mengapa berlari seperti itu? Ada apa?"
Jisung yang baru sampai hanya senyum hingga menunjukan deretan gigi putih dan rapih miliknya. Ada apa dengan anak ini? Aneh, batin Mark.
"Aku ingin mengajak mu clubbing mungkin kau mau ikut?" Tawar Jisung. Mark menaikan satu alisnya seperti gelagat bertanya. "Tiba-tiba sekali? Ada apa dengan mu? Selama ini kau tidak pernah mengajak ku bersenang-senang, Jisung-ah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Slut || Nomin [END] ✓
Fanfiction⚠️MATURE STORY⚠️ "Apapun yang aku inginkan pasti akan aku dapatkan termasuk Na Jaemin sekali pun" Na Jaemin, si pemuda bernasib malang dengan kehidupan miskin, membawanya bekerja sebagai seorang pelacur di sebuah club bar yang cukup terkenal di Seo...