Slut 23

19.6K 1.3K 29
                                    

BUAT KALIAN YANG PUNYA TRAUMA SAMA TRAGEDI KEBAKARAN / TRAUMA SAMA KEKERASAN, BISA SKIP BAGIAN KETIGA YA. CHAPTER INI MENGANDUNG UNSUR KESESATAN.

Sebuah bisikan sexy menggerayangi telinga Jeno di Pagi hari. Aroma manis kesukaannya yang begitu pekat mampu mengganggu aktivitas pria itu dari tidur lelapnya. Perlahan mata itu terbuka, menampilkan sosok yang begitu cantik tengah tersenyum dan mengelus-elus kepala Jeno hingga menimbulkan rasa begitu nyaman.

Sepertinya ada yang berbeda di pagi hari ini. Perhatian Jeno beralih ke pusat rambut berwarna merah muda yang menambah kesan manis pada Jaemin, sepertinya pemuda itu baru saja mengaplikasikan suatu cairan berwarna pink tidak permanen pada rambutnya. Lebih terkejutnya lagi, Jaemin hanya memakai baju handuk yang mengekspos paha mulusnya dan sedikit riasan hingga membuat Jeno terpesona dengan kecantikan itu sejenak.

Pagi harinya begitu indah.

"Good morning, Daddy. Let's wake up!" Bisik Jaemin samar-samar masih didengar oleh Jeno. Jeno menyunggingkan senyumnya dan mengelus paha mulus Jaemin dengan mata yang tertutup kembali. Tangan kekar itu dituntun perlahan oleh Jaemin ke arah perut pemuda itu.

Sudah mulai membesar, tetapi masih terlihat rata.

"Daddy?"

"Kenapa? Bukannya sosok yang tidak lama lagi hadir di dunia ini akan memanggil mu dengan sebutan 'Daddy'?" Ujar Jaemin sembari mengatur topik serta rencana yang lainnya.

Jeno bangkit, berusaha mengumpulkan seluruh tenaganya yang telah hilang karena tidur semalam. Sebenarnya tenaganya terkuras karena adegan panasnya semalam. Jaemin benar-benar ganas, bahkan Jeno cukup terkejut dengan perubahan yang terjadi pada Jaemin.

Apa karena pemuda itu sudah mulai mencintainya atau karena pemuda itu sudah menguasai beberapa harta Jeno, jadi Jaemin lebih berani untuk melakukan itu?

Tetapi Jeno suka sosok Jaemin yang sekarang. Lebih berani, cerewet, dan lebih terbuka dengannya. Namun, tetap saja sifat anak usia 18 Tahun itu masih tercetak jelas.

"Sore nanti, setelah aku pulang dari Bandara, ikut bersama ku. Aku akan memberi mu kabar kapan kau harus siap-siap."

"Kau akan pergi hari ini? Aku pikir kau akan berada di rumah seharian."

"Ada pekerjaan yang harus aku kerjakan secepatnya. Ini demi kebaikan mu juga."

Jaemin menyunggingkan senyum menggoda, "benarkah demi diri ku? Ow, manis sekali. Baiklah kau boleh pergi. Tapi liburkan Haechan untuk hari ini! Biarkan dia menemani ku selama kau pergi."

Jeno berpikir sejenak. Masalahnya Haechan juga bertugas di Bandara hari ini. Pemuda itu juga yang mengurus semua rencana pengepungan Ryujin. Namun, jika dipikirkan lagi, saksi bodyguard yang ia punya untuk menjaga Jaemin agar tetap aman tidak cukup kuat untuk menjaga si hyperactive; Jaemin.

"Oke, Haechan akan menemani mu hari ini. Aku ingin mandi, kau sudah siapkan air hangat untuk ku?"

"Aku sudah menyuruh pelayan untuk menyiapkan itu."

Jeno mulai beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi. Baru beberapa langkah Jeno berjalan, tangannya sudah digenggam oleh Jaemin.

"Jangan lupa memakai sesuatu untuk menutupi bercak merah pada leher mu, Tuan." Jeno langsung reflek menyentuh lehernya yang masih terasa sedikit nyeri. Bukan hanya Jeno, tetapi bercak merah pada leher dan puting Jaemin juga tidak kalah banyaknya dengan milik Jeno.



"Aku menyukai Jeno. Tidak, maksud ku mencintainya. Sial sekali bukan?" Ujar Jaemin pada Haechan yang kini tengah menyeruput secangkir teh.

Slut || Nomin [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang