"Sudah kau letakan dia di tempat yang seharusnya?"
Dua orang berpakaian serba hitam dan memiliki tubuh kekar berotot menjawab pertanyaan Chanyeol dengan mudah. Mereka adalah anak buah Donghae yang bertugas untuk mengamankan Jaemin pada kursi belakang dan mengikat tubuh mungil itu pada kursi penumpang pesawat. Tidak lupa mereka juga membius Jaemin agar tidak memberontak ketika sampai pada Bandara New York.
"Sudah, Tuan."
"Bagus."
Donghae mendekat ke arah tiga orang yang sedang berbincang tadi. Pria berumur, yang rambutnya sudah mulai memutih alami itu harus mengetahui pula laporan mengenai rencana-rencana busuk yang sudah ia atur sejak bertahun-tahun lalu.
"Jaga pistol mu, Chanyeol. Kita tidak tahu, bisa saja ada pengkhianat yang akan mengambil senjata mu nanti." Ujar Donghae yang sudah mewanti-wanti Chanyeol untuk menjaga senjata yang ingin jatuh dari saku celana.
Sepertinya setelah ia mengetahui bahwa Haechan—salah satu orang suruhannya— memihak pada pihak lawan, Donghae sedikit trauma dengan orang dalam. Terlebih lagi dulu istrinya sendiri pun juga mengkhianatinya.
Chanyeol dan Donghae lebih dulu masuk ke dalam pesawat. Karena penerbangan ini adalah private, Donghae sudah menyusun rencana agar ia bisa sewa Bandara tersebut sehari penuh.
Sebenarnya bisa saja Donghae melenyapkan Jaemin sekarang juga, tetapi ia ingin anak itu menebus dosa Ayahnya, Siwon. Ia juga akan melakukan hal yang sama pada Jaemin seperti orang suruhan Siwon yang melecehkan Tiffany hingga keguguran. Walau dirinya yang membunuh istrinya sendiri, Donghae masih menyesali perbuatannya itu. Bahkan ia masih sangat mencintai Tiffany sampai detik ini.
Donghae melirik Jaemin yang begitu berantakan di kursi penumpang paling belakang. Luka lebam pada pipi dan lehernya tercetak jelas sesuai keinginan pelanggannya. Namun pandangannya beralih. Donghae salah fokus pada salah satu penjaga yang berdiri di belakang kursi Jaemin sembari bersikap istirahat di tempat.
Pria bertubuh kekar dan berpakaian layaknya seperti penguntit mengundang Donghae untuk mencurigai sosok itu. Terlebih lagi anak buahnya yang lain tidak memakai topi sampai menutupi wajahnya.
"Angkat kepala mu, jangan menunduk seperti itu." Sentak Donghae pada pria yang ia curigai tadi.
Pria itu mendongakkan kepalanya dan bertemu tatap dengan mata Donghae beberapa detik. Bahkan Donghae sampai menelisik lebih dalam lagi mengenai anak buahnya(?) itu.
Ah mungkin hanya perasaan Donghae saja.
"Apa ada yang salah, Bos?"
Donghae menggeleng, "Tidak ada."
"Cepat lakukan perjalanannya, sebelum anak bajingan itu merebut anak ingusan ini dari tangan kita!" Perintah Donghae yang segera di laksanakan oleh para orang suruhannya.
"Bersabarlah sebentar, Donghae. Kedua anak ku belum terlihat." Ujar Chanyeol.
•
•
•Seorang pemuda jangkung berjalan dengan santai menuju kamar rawat inap Mark. Sesampainya pada ruang vvip pada rumah sakit ternama di Seoul, Guanlin mengetuk pintu ruangan itu beberapa kali hingga ia mendapat izin dari sang pemilik kamar untuk masuk.
Guanlin masuk, kehadirannya mampu membuat Mark terkejut bukan main. Bagaimana ia tidak terkejut? Sosok yang lebih muda itu adalah kekasih Renjun.
"Hai, Hyung." Sapa Guanlin.
Setelah tersadar dari lamunannya, dengan cepat Mark mengontrol ekspresinya kembali. Salah satu wanita perawat kepercayaan Jeno memutuskan untuk keluar, ia tahu bahwa akan ada perbincangan serius antara kawannya dan juga pemuda asing yang saat ini sedang berdiri di samping ranjang Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slut || Nomin [END] ✓
Fanfiction⚠️MATURE STORY⚠️ "Apapun yang aku inginkan pasti akan aku dapatkan termasuk Na Jaemin sekali pun" Na Jaemin, si pemuda bernasib malang dengan kehidupan miskin, membawanya bekerja sebagai seorang pelacur di sebuah club bar yang cukup terkenal di Seo...