Slut 27

24.8K 1.4K 209
                                    

"Terkadang menyerah lebih dulu akan terasa lebih baik daripada terus berjuang yang berakhir pergi dan harus mengikhlaskan."
- Na Jaemin





Cahaya matahari yang menembus kaca jendela pada ruang kamar Jeno mengusik tidur pria itu. Matanya perlahan terbuka, membiasakan cahaya yang masuk dan menahan rasa pening pada kepalanya karena efek alkohol yang ia minum tadi malam. Juyeon benar-benar menggodanya untuk mabuk berat hingga Jeno tidak ingat kejadian setelah Juyeon mengajak Jeno pergi ke bar club Haechan.

Hatinya begitu gelisah saat tidak menemukan Jaemin disampingnya. Ini terasa sangat aneh karena biasanya saat Jeno membuka mata, ada sosok manis yang sedang tertidur disampingnya. Namun, pagi ini Jaemin tidak ada. Mungkin Juyeon belum membawa Jaemin pulang.

Pria itu mengambil ponselnya yang terletak di atas meja belajar Jaemin. Ia berusaha menghubungi Jaehyun dan membuat janji temu dengan pria itu setelah ingat dengan kejadian yang ia lakukan pada Jaemin tadi malam.

Setelah selesai melakukan percakapan dengan Jaehyun, Jeno memilih segera mandi dan mengatur rencana yang akan ia berikan pada Jaemin malam ini. Anggap saja acara nanti malam bisa menebus kesalahan yang ia lakukan kemarin pada Jaemin.

Beberapa menit kemudian Jeno turun, niatnya ingin pergi menemui Jaehyun dan memilih untuk sarapan di luar saja. Tepat sekali Jeno berpapasan dengan Jisung yang sedang bersantai di ruang tamu sembari memainkan game pada ponselnya. Jisung sempat bingung karena wajah Jeno terlihat tidak seperti biasanya, wajahnya terlampau cerah dan berseri-seri, seperti orang yang paling bahagia di dunia ini, padahal kemarin malam terjadi keributan yang cukup fatal sampai berakhir pria itu mabuk berat.

"Aku memesan beberapa barang, Jisung. Kau ambil barang itu jika sudah sampai ya. Aku juga memesan makanan kesukaan Jaemin, beri makanan itu padanya saat dia pulang nanti. Aku pergi dulu, uang bulanan mu sudah ku sisihkan di kamar ku, kau ambil saja sendiri." Ujar Jeno seraya berjalan keluar rumah.

"....oke."

Jeno langsung beralih keluar, mengendarai mobilnya ke tempat yang ia tuju.



"Jeno akan datang hari ini?"

Pria berusia 32 Tahun memasuki ruang kerja temannya. Jaehyun langsung duduk berhadapan dengan Seulgi; teman lamanya sekaligus psikiater Jeno, yang sedang mengecek beberapa berkas pasien.

Jaehyun mengangguk seraya tersenyum menampilkan dua lubang manis pada pipinya. Jeno memang akan datang untuk menemui mereka berdua, mungkin ingin bertanya banyak hal tentang perkembangan kesehatan mental yang Jeno alami. Jaehyun sendiri sudah mengetahui kejadian kemarin, Mark yang memberitahunya.

"Semalam aku mendapat kabar tentang Jeno dari Mark. Dia bilang, Jeno sudah bertindak sangat kelewatan. Bahkan Jaemin sampai mengalami trauma pada buah dan juga lilin. Apa tidak sebaiknya kita ceritakan ini pada Mark dan Juyeon tentang kesehatan mental Jeno yang tidak mereka ketahui? Yang menjadi masalah, kemarin Juyeon mengajak anak itu pergi ke Bar Club hingga mabuk berat. Itu bisa mempengaruhi kesehatan organ dalam Jeno juga, Seulgi." Ujar Jaehyun.

Seulgi menaruh berkas-berkas yang sedari tadi ia periksa, lalu mulai fokus pada keberadaan Jaehyun yang duduk di hadapannya. Wanita itu menghembuskan nafas lelahnya. Terlibat dalam masalah orang bawah tanah sangat rumit, Seulgi tidak tahu harus bertindak apa.

"Kita tidak bisa memberitahu mereka begitu saja Jaehyun. Kau tau bagaimana Jeno, kan? Suasana hatinya selalu berubah, dan kita harus membicarakan ini kepada Jeno saat pria itu datang nanti."

Slut || Nomin [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang