"Apa benar tidak ada sedikitpun tempat pada hati mu untuk ukir nama ku disana, tuan?"
Jeno tersentak kala remaja yang duduk di sebelahnya bertanya seperti itu. Mata sipit yang dimiliki sang tuan menatap gugup Jaemin, kagum dengan peliharaannya mempunyai nyali sebesar itu untuk menanyakan hal itu padanya.
"Ada."
Sekarang Jaemin yang tersentak dengan pernyataan Jeno. Padahal dirinya hanya bercanda tadi, dan lagi pula Jaemin hanya ingin hidup senang, ya walau awalnya pemuda itu menolak mentah-mentah. Salahkan saja Jeno! Dengan membeli Jaemin tanpa persetujuannya, dia pikir caranya itu benar? Dasar Lee bodoh Jeno.
"Haha yang benar saja seorang Lee Jeno mempunyai perasaan seperti itu. Aku rasa itu hanya kebohongan."
Jaemin menghampiri Jeno dan naik ke pangkuannya, lalu tangan si manis melingkar sempurna di leher Jeno. Hazel mereka bertemu tatap, saling memandang keindahan satu sama lain. Tak disangka organ dalam dada Jaemin berdegup lebih cepat dan merasakan perutnya terasa menggelitik. Jeno setampan ini.
Ternyata sebimbang ini dengan perasaan dirinya sendiri.
Nafas keduanya saling menghembus menyentuh kulit wajah. Jeno semakin mendekat setelah mengalihkan pandangannya ke arah bibir Cherry milik sang submisif. Jaemin yang cukup paham dengan maksud tuannya, langsung menyatukan bibir mereka hingga keduanya berebut mendominasi ciuman tersebut.
Lumatan demi lumatan yang mereka lakukan memakan waktu sekitar dua menit yang di dominasi oleh Jeno. Tautan itu terlepas saat pasokan udara pada paru-paru keduanya kosong. Bibir Jaemin memang benar-benar menjadi candunya.
Jeno jadi teringat bagaimana ia bermain dengan banyak wanita jalang hanya sekedar menuruti nafsunya. Namun Jaemin berbeda, Jeno tidak bisa menganggap Jaemin sebagai jalang walau mulutnya selalu mengatakan hal buruk itu.
"Aku punya satu permintaan." Bisik Jaemin.
"Hm?"
"Aku ingin memanggil mu dengan sebutan Jeno dan memanggil mu dengan sebutan tuan hanya saat bercinta saja. Bagaimana? Boleh?"
Entah ada hembusan angin darimana, Jeno mengangguk dan menunjukkan Jaemin sebuat senyum tipis. Sementara Jaemin hanya membelalakkan matanya tidak percaya. Ia pikir tidak boleh!
"Hahaha aku menyayangi mu Jeno-yya!!" Pekik Jaemin.
Jaeminnya berubah. Jeno sadar akan hal itu.
"Kau mau apa lagi?" Tanya Jeno.
"Kissing me again please..."
Jeno mengecup lima titik di wajah Jaemin dari mulai kening, kedua pipi, hidung, dan yang terakhir bibir manis itu. Jaemin memekik senang kala Jeno menurut pada ucapannya.
"Faktor kehamilan mu memang begitu menyusahkan ku."
"Kalau aku menyusahkan mu, tidak usah menanam cairan mu di dalam tubuh ku kalau begitu! Kau pikir aku tidak merasa kesulitan?"
"Bicara yang sopan, Jaemin."
Jaemin hanya mendecak kesal dengan penuturan kata Jeno yang seakan mendominasi dirinya.
Drrrtt drrrttt
Dua pria itu saling menatap handphone yang berdering di atas nakas. Jeno langsung mengambil alih dan melihat siapa yang menghubungi handphone nya.
Ah, Juyeon.
"Turun."
Jaemin langsung turun dari pangkuan Jeno, lalu menatap punggung bidang pergi dari ruangan kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slut || Nomin [END] ✓
Fanfiction⚠️MATURE STORY⚠️ "Apapun yang aku inginkan pasti akan aku dapatkan termasuk Na Jaemin sekali pun" Na Jaemin, si pemuda bernasib malang dengan kehidupan miskin, membawanya bekerja sebagai seorang pelacur di sebuah club bar yang cukup terkenal di Seo...