YANG GAK BISA BACA TENTANG KEKERASAN DAN HAL-HAL PSIKOPAT LAINNYA, BISA DI SKIP BAGIAN PERTAMA , DAN BUAT YANG LAGI PUASA BACA NC BISA DI SKIP CHAPTER INI ⚠️⚠️
Suara ketukan yang berasal dari sepasang high heels berdentum nyaring di suatu lorong gelap menuju ruangan Donghae. Saat sampai pada pintu besar yang diketahui adalah ruangan utama pada Markas luas tersebut, jemari lentiknya menekan beberapa angka yang tertera hingga membentuk kode rahasia agar bisa masuk ke dalam sana.
Pintu terbuka secara otomatis. Gadis itu masuk dan mencari keberadaan pria tua pemilik markas tersebut.
Prok.
Prok.
Prok.
Tiga kali tepukan tangan dengan gerakan slow motion Donghae lakukan seakan memuji sosok yang datang ke dalam ruangannya. Ternyata nyali gadis itu tidak bisa ia remehkan begitu saja. Sementara dirinya di perlakukan seperti itu oleh sang bos, Ryujin hanya memasang ekspresi datar sebagai tanggapan.
"Aku suka kinerja mu, kau datang tepat waktu." Ujar Donghae sembari melangkah mendekati Ryujin yang masih terdiam dan bertahan pada pandangan tajamnya.
Wajah mereka semakin dekat sampai Ryujin bisa mendengar bisikan sindiran dari Donghae. "Tapi apa bisa kau jelaskan kepada ku kenapa anak buah kita yang berjaga pada pintu bagian depan bisa mati di teras markas? Bukannya kau sudah memeriksa tempat ini dan kau pun yakin tidak akan ada penyusup yang masuk? Dasar tidak bertanggung jawab."
Ryujin memutar bola matanya malas. Pria tua ini sangat cerewet baginya.
"Aku datang ke sini untuk meminta bayaran ku, keparat. Jangan membuang waktu ku, cepat berikan aku uang sesuai dengan jumlah yang dijanjikan." Matanya mengunci pandangan Donghae. Bagi Ryujin ia sudah melakukan tugasnya dengan sempurna. Sesuai janjinya, hanya mencari informasi tentang keberadaan Jaemin dari Chenle. Kalau ia mendapatkan informasi tentang rencana yang sudah di susun oleh Jeno, itu hanya bonus.
"Berkas itu hilang, Ryujin, dan sekarang kau dengan mudahnya meminta bayaran? Selesaikan tugas mu terlebih dahulu, cari aset kekayaan keluarga Siwon sampai jatuh ke tangan ku lagi, lalu kau bisa ambil uang mu!" Tekan Donghae, kemudian pria itu memutar tubuhnya menuju pintu keluar.
Ryujin mengepalkan tangannya, lalu bergerak cepat mengambil vas bunga dari bahan beling dan melempar benda tersebut sampai berbenturan dengan kepala Donghae. "HEUH, BAJINGAN SIALAN!" Umpat Ryujin.
Gadis itu maju hingga berdiri tepat di samping Donghae yang terbaring sembari menahan rasa sakit pada kepalanya. Vas bunga tadi sudah tidak berbentuk sama sekali sekarang, benda tersebut mampu membuat kepala Donghae mencucurkan begitu banyak darah mengalir hingga lehernya.
Mungkin Donghae merupakan ketua dari organisasi tidak jelas ini, tetapi jika diperhatikan lagi, Ryujin lebih mendominasi obsesi dari rencana ini. Ryujin tidak suka ditekan dan dimanfaatkan oleh Donghae. Haha, Ryujin itu licik, persis seperti sifat Ibunya, Roseanne Park. Saking liciknya, bahkan nenek angkatnya tidak tahu dengan kelakuan Rose semasih hidup.
Nafas Donghae berderu lebih cepat. Dirinya mencoba bangkit dan ingin membalas perlakuan Ryujin, namun sepertinya gagal, kepalanya terasa sangat pusing.
"Aku tidak suka dimanfaatkan seperti ini, Paman. Kau sendiri memancing amarah ku, jadi bukan salah ku sama sekali jika aku berbuat sangat kasar pada mu. Aku rasa sudah waktunya, jadi, apa ada pesan terakhir?" Tanya Ryujin sembari mencengkeram dagu Donghae.
"GADIS SIALAN!"
"Oke, ku rasa sudah cukup."
Ryujin mendorong tubuh Donghae, kemudian menginjak wajahnya dengan High heels berwarna hitam yang ia kenakan. Donghae meraung kesakitan, dan sayangnya ruangan tersebut kedap suara, jadi tidak ada yang bisa mendengar teriakan histeris dari Donghae.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slut || Nomin [END] ✓
Fanfiction⚠️MATURE STORY⚠️ "Apapun yang aku inginkan pasti akan aku dapatkan termasuk Na Jaemin sekali pun" Na Jaemin, si pemuda bernasib malang dengan kehidupan miskin, membawanya bekerja sebagai seorang pelacur di sebuah club bar yang cukup terkenal di Seo...