BRAK!!
"Tidak berguna! Bagaimana bisa kalian meninggalkan Jaemin sendirian hah?!"
Baru saja Jeno memukul keras meja kerjanya, delapan pria bertubuh besar dan kekar yang bertugas menjaga Jaemin langsung diam dengan bentakan Jeno. Juyeon yang melihat betapa frustasi temannya itu langsung berkutik dengan laptopnya dan mulai melacak ponsel Jaemin.
Sialnya ponsel itu di bawa oleh salah satu bodyguard suruhan Jeno.
Jeno sibuk dengan benda pipih canggih yang ia miliki, menekan kontak Mark lalu mulai memanggil telepon Mark.
Percobaan satu kali gagal.
Percobaan dua kali gagal.
Percobaan tiga kali gagal.
"KENAPA TIDAK MENGANGKAT TELFONNYA MARK!"
PRANG!
Jeno benar-benar emosi saat ini. Jaemin hilang, di bawa oleh orang asing yang bahkan bisa lepas dari delapan penjaganya. Siapa yang menculik Jaemin...
Percobaan ke empat kalinya. "Mencari Jaemin hm? Anak itu sudah ada di tangan ku sekarang. Sampai bertemu, anak ku sayang."
Beep.
"BAJINGAN SIALAN!"
•
•
•BUGH
Tubuh Jaemin dihempaskan kasar. Tubuhnya diikat dengan posisi masih tidak sadarkan diri. Haechan yang melihat Jaemin terbaring lemah di depannya mulai memberontak. Tangan dan kakinya pun diikat seperti Jaemin.
Rasanya Haechan ingin menangis sekarang juga melihat kondisi Mark dan Jaemin yang tidak berdaya.
"Lepaskan! Mark, ku mohon bangun lah.... ARGHH"
Rambut Haechan di tarik oleh salah satu pria tua yang sedari tadi memantaunya.
"Diam. Tidak usah bertingkah sok jagoan."
Haechan menitikkan air matanya. Perih dan sakit yang ia rasakan pada kepalanya tidak seberapa jika dibandingkan dengan rasa bersalah kepada Jaemin.
"Paman... Lepaskan Jaemin... Dia tidak tahu ap—ARGH ap— apa"
Pria tua itu menggeleng sembari menatap remeh kepada Haechan. Jari telunjuknya menunjuk Jaemin, matanya ia gunakan untuk menatap Haechan dengan pandangan jahat.
"Dia? Kau peduli padanya, Haechan? Aku pikir kau berada di pihak ku. Ternyata kau PENGKHIANAT! Aku benci pengkhianatan, Haechan, dan kau diam-diam membantu Jeno menyembunyikan Jaemin? Aku tidak akan melepaskannya. Mark akan mati dengan tangan ku sendiri jika kau berteriak hal yang tidak penting."
Kepala Haechan di hempaskan kasar hingga membentur dinding cukup kencang. Pusing. Itu yang Haechan rasakan saat ini.
Suara lenguhan terdengar. Jaemin siuman dan langsung terkejut karena sadar tubuhnya diikat begitu kencang. Pandangan Jaemin langsung menelusuri sekitar ruangan dan orang yang pertama kali ia lihat adalah Haechan.
"Haechan, kenapa tubuh kita di ikat? Begitu juga dengan Markus? dan dia... Siapa dia?"
Pria yang baru saja menganiaya Haechan mulai mendekati Jaemin perlahan. Tubuhnya membungkuk menyetarakan tingginya dengan Jaemin yang duduk bersimpuh.
"Hai manis. Masih ingat dengan ku? Kita pernah bertemu di supermarket, benar? Pantas saja tidak asing dengan wajah mu. Mirip sekali dengan Yoona."
Tahu dari mana pria tua ini? Omong-omong saja Jaemin ingat dengan paman ini. Pria yang beberapa tempo hari lalu memarahinya karena bertabrakan di depan toilet sampai menjatuhkan ponsel Jaemin hingga rusak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slut || Nomin [END] ✓
Fanfiction⚠️MATURE STORY⚠️ "Apapun yang aku inginkan pasti akan aku dapatkan termasuk Na Jaemin sekali pun" Na Jaemin, si pemuda bernasib malang dengan kehidupan miskin, membawanya bekerja sebagai seorang pelacur di sebuah club bar yang cukup terkenal di Seo...