Mata berbulu lentik milik Jaemin perlahan terbuka setelah merasa ada sesuatu yang menepuk-nepuk lengannya untuk bangun. Hawa panas karena suasana sore menembus kaca jendela yang terbuka di kamarnya hingga membuat tubuh Jaemin terasa hangat dan berkeringat.
Matanya terbuka sempurna, menampilkan sosok manis berkulit eksotis yang sedang memandangnya dan memanggil-manggil namanya dengan perlahan.
"Eunggh, Haechan?" Jaemin bangun dengan bantuan Haechan tentunya. Seperti biasa, setelah menggempurnya hingga esok hari pun Jeno langsung meninggalkan Jaemin sendiri tanpa membantunya membersihkan tubuh atau tempat sekitar.
"Jeno memanggil kita, aku akan membantu mu membersihkan tubuh mu. Biarkan kamar ini pelayan yang urus."
Haechan membantu Jaemin berjalan ke arah kamar mandi dengan susah payah. Haechan tahu betul bagaimana rasa sakit yang dialami Jaemin karena sempat mendengar sekilas saat melewati kamar itu. Desahan yang begitu kencang terdengar begitu saja dari Jaemin maupun Jeno sekalipun.
Setelah selesai membantu Jaemin mandi dan mengganti pakaian pemuda itu, Haechan langsung membawa Jaemin ke bawah untuk pergi ke alamat yang diberi Jeno.
Setelah sampai, keduanya dikejutkan dengan foto Renjun yang tersenyum manis beserta kalung bunga cantik yang mengalung indah pada foto yang telah digantung di dinding gedung. Wajah Haechan yang bingung setengah mati melihat sosok Guanlin yang menangis pada sebuah kotak kaca yang ia ketahui ada sosok mungil di dalam sana.
Bukan hanya Haechan, Jaemin pun sama terkejutnya dengan pemuda itu. Bahkan matanya berusaha meminta penjelasan pada Jeno yang berdiri di dekat Guanlin.
Jeno menghampirinya. Menuntun Jaemin yang berjalan pincang perlahan mendekat ke arah kotak kaca yang menjadi pusat perhatian beberapa orang di sana. Bahkan Jisung pun turut berdamai dengan keadaan.
"Jasadnya akan di kremasi hari ini." Ujar Jeno. Dada Jaemin sesak, matanya memanas, bibirnya bergetar. Runtuh sudah pertahanannya.
Baru kemarin dirinya merencanakan untuk mendiami Renjun saat pemuda itu sudah selesai dengan semua rencananya di negara asing, dan sekarang Jaemin harus memendam semua rencana - rencana lucu yang akan ia laksanakan dengan Haechan nantinya.
"Pudu!" Mark segera berlari menahan tubuh Haechan agar tidak jatuh ke lantai. Kakinya lemas setelah mendengar tuturan kata Jeno yang membuat hatinya begitu di remas kencang hingga lebur.
Renjun, yang selalu menjadi teman Haechan ketika bekerja di Bar atau partner kerjanya ketika Jeno memberikan tugas padanya kini pergi. Rasanya tidak bisa di percaya. Ini pasti mimpi!
Mark masih mengelus punggung Haechan guna menenangkan kekasihnya yang sudah menangis.
"Pembunuh!" Tangan Jeno yang berada tepat di pundak Jaemin harus dihempas begitu saja. Atensi Guanlin dan yang lainnya pun turut tertuju pada Jaemin.
"KALIAN PASTI MEMBUNUH RENJUN KAN?! Renjunie... Mereka jahat... Ayo bangun..." Rengek Jaemin sembari menggoyang-goyangkan tangan Renjun yang sudah dingin pucat. Pemuda yang terbaring lemah itu terlihat sangat cantik dan polos. Mungkin orang-orang diluar sana tidak akan pernah mengira kalau Renjun terlibat dalam rencana besar orang-orang tersembunyi. Contohnya saja Guanlin yang tertipu dengan tingkah manis dari Renjun.
"Tidak Jaemin. Aku dan pihak kepolisian menemukan Renjun terbaring di sebuah ruangan markas itu. Bahkan sampai saat ini Chanyeol tidak mau buka suara tentang kematian anaknya sendiri. Yang jelas kasus ini juga sangat mencurigakan karena Donghae juga ditemukan mati dalam kondisi digantung terbalik." Ujar Juyeon.
Beberapa mata yang berada di sana pun membola tidak percaya. Terutama Guanlin yang merasa sakit hati dengan tekanan-tekanan yang diberikan Chanyeol pada Renjun. Ia juga merasakan rasa bersalah karena tidak mencegah kekasihnya itu untuk tidak ikut campur urusan seperti ini setelah mengetahui semuanya. Namun saat ini mungkin sudah benar-benar terlambat. Renjun sudah tiada, Guanlin berduka atas kehilangan sosok yang benar-benar ia didik sejak masih kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slut || Nomin [END] ✓
Fanfiction⚠️MATURE STORY⚠️ "Apapun yang aku inginkan pasti akan aku dapatkan termasuk Na Jaemin sekali pun" Na Jaemin, si pemuda bernasib malang dengan kehidupan miskin, membawanya bekerja sebagai seorang pelacur di sebuah club bar yang cukup terkenal di Seo...