Sudah pasti harganya juga menguras dompet. Aku harus berhemat selama dua tahun untuk mendapatkan perhiasan ini.
Mengambil salah satu kalung, aku menatap lama dengan penuh kasih sayang sebelum membulatkan tekad dan bangkit berdiri. Aku akan menjualnya sekarang juga.
Demi hidup nyaman di ibu kota, aku harus merelakan beberapa barang kesayanganku, kan.
Puas dengan keputusan yang aku ambil, aku segera memasuki kamar mandi, membersihkan diri dengan cepat. Tidak sampai satu jam aku sudah berdiri di depan bangunam mall terbesar di kota ini.
"Ramai sekali." Aku menatap sekitar. Tua, muda dan anak-anak ada di mana-mana. Baik laki-laki maupun perempuan semua tertawa dengan gembira. Ada yang berjalan santai, ada juga yang sibuk berjalan cepat dari satu stand ke stand lain.
Jujur saja aku benar-benar tidak tahu jika ada acara di depan mall ini. Andai tahu aku akan mengurungkan niat datang sekarang juga. Tetapi kembali ke rumah tidak mungkin karena aku sudah sampai ke sini. Kembali menguatkan tekad aku mulai melangkah dengan pelan. Menghindari beberapa kerumunan sembari memeluk erat pepar bag berwarna biru.
Aku sudah sampai ke tengah kerumunan saat tiba-tiba terdorong dari belakang dan membuatku ikut terjatuh dengan yang lain. Aku sempat kesulitan untuk bangkit saat menyadari kedua kaki di duduki ibu-ibu yang memeluk anaknya.
Bukan hanya itu saja, makanan ringan entah dariana juga berhamburan ke wajah dan pakaianku.Meski kejadian itu sangat mengejutkan, tetapi beruntung pengunjung lain segera membantu. Aku dan yang lain segera bangkit dan kembali melanjutkan aktivitas masing-masing. Seolah tragedi jatuh beramai-ramai tadi tidak pernah terjadi.
Aku juga sama seperti yang lain, setelah menerima permintaan maaf dari ibu yang menduduki kakiku dan meminta maaf pada orang yang tidak sengaja kudorong sampai ikut terjatuh, aku segera memasuki bangunan mall.
Kesadaran benar-benar datang terlambat. Aku baru menyadari tas yang aku pakai tidak ada lagi di tubuhku saat memasuki lift. Tanpa menunggu lama aku segera menekan tombol turun ke pantai bawah lagi.
Begitu lift terbuka, aku berlari seperti orang ketakutan. Semua barang berharga yang ingin aku jual ada di dalam sana. Dan bodohnya bukannya melindungi tas, aku malah paper bag yang hanya berisi kotak-kotak perhiasan yang tidak ada harganya.
Tiba di tempat tujuan aku dengan panik bertanya ke sana-sini. Tetapi semua orang tidak ada yang menemukan tas seperti yang aku jelaskan. Bahkan setelah aku melaporkan pada security dan di bawa untuk melihat cctv, tetap saja tas itu hilang saat aku terjatuh. Namun, anehnya tidak ada satu pun pengunjung yang terlibat kecelakaan itu bangkit dengan membawa tas milikku. Tasku menghilang tanpa jejak sedikitpun.
Petugas security dan polisi yang aku hubungi berjanji akan membantu menemukan tas milikku. Tetapi jujur saja aku sudah menyerah dan tidak berharap banyak pada mereka. Entah bagaimana aku punya feeling jika tasku tidak akan kembali.
Sedih memang. Bahkan sangat menyakitkan sampai-sampai membuat tangan gemetar dan air mata tak kunjung berhenti mengalir.
Selama dua hari dua malam aku berduka. Terus bersedih dan meratap karena kehilangan harta berharga. Apalagi saat yang aku takutkan terjadi. Tidak ada kabar berita dari orang-orang yang berjanji akan membantuku mencari sang pelaku pencurian.
Sepertinya aku harus benar-benar melepas dengan tangan terbuka. Tetapi sulit, sangat sulit karena saat ini aku benar-benar membutuhkan banyak uang. Sempat terlintas untuk meminjam pada Bu Rosa, tetapi langsung aku batalkan.
Niatku setelah keluar dari kota ini aku tidak akan pernah kembali lagi. Tidak ingin pagi mengenal orang-orang dari kantor lama. Aku ingin menjalani hidup yang baru di ibukota. Benar-benar baru dsn bahagia tanpa melibatkan masa laluku yang suram.
Akan tetapi mimpiku itu terlalu ketinggian.
Kini aku malah terjebak dalam masalah besar.
Kaget udah ada yang baca. Dan jumlahnya lumanyan. Tapi sedih juga belum ada yang follow, vote, dan komen. Gak ada kah yang mau follow, vote, dan komen 😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Room To Room
RomanceJangan lupa follow, ya. Tap bintang dan komen juga kalau mau. Sepi banget akunku. Lily Cleona sudah bekerja lebih dari sembilan tahun di tempat kerja lamanya, namun dia tetap tidak mendapat teman. Bahkan tak satu pun rekan kerja yang tahu nama leng...