Dua Puluh

3.2K 136 0
                                    

Aku sampai bertanya-tanya dalam hati. Apa mereka tidak menyadari aura permusuhan yang keluar dari kedua lelaki yang sedang bersaing itu?

"Sialan, 160 juta."

Keyakinan semakin menjadi saat mendengar makian dari salah satu sang penawar. Tuh, kan. Kini mereka sedang bersaing satu sama lain untuk mempertahankan gengsi dan harga diri.

Entah mereka mengenal dari awal, atau ada alasan lain. Yang penting tolong jangan libatkan aku dalam pertengkaran kalian berdua.

Ingin sekali rasanya aku berteriak seperti  itu.

Akan tetapi suara pun tidak dapat aku keluarkan lagi begitu mendengar ucapan terakhir dari lelaki yang kini wajahnya dapat kulihat dengan jelas.

Itu lelaki yang sempat duduk di dekatku. Lelaki yang juga memakai gelang berwarna biru.

"Woohhh, 300 juta. Apa ada yang mau menawar lagi?"

Bukan hanya aku, bahkan kumpulan orang di bawah pun sempat membeku, sebelum bersorak dengan keras.

"Baik. Kita akan menghitung mundur, jika tidak ada yang menawar lagi penawar terakhir akan menang."

Aku menatap pembawa acara dengan tak mengerti. Kenapa dia sangat senang? Apa dia tidak paham jika kedua penawar itu saling tatap dengan aura bermusuhan yang sampai terasa ke atas panggung ini.

"5, 4, 3, 2, 1. Selamat dengan ini penawar yang duduk di meja 088 akan menjadi pemenangnya."

Tanpa menghabiskan waktu lebih lama, aku segera bergegas masuk.

Banyak pasang mata yang menatap, tetapi aku mengabaikan dan terus melangkah mendekati Jess dsn Melly yang berdiri di dekat pintu.

"Ayo. Aku akan bantu mengurus sisanya."

Mengangguk, aku mengikuti langkah Jess dan Melly, mengabaikan sepenuhnya bisikan iri dari belakang.

Aku tahu mereka juga ingin mendapat hasil yang sama sepertiku. Mendapat banyak uang dalam jumlah yang luar biasa.

Sebenarnya Jika bisa aku hanya ingin mendapat hasil yang banyak, tetapi tidak sebanyak ini juga. Dalam bayanganku maksimal 90 juta, dan aku sudah merasa sangat luar biasa. 

Akan tetapi hasil yang aku dapat di luar exspetasi.  Aku juga tidak senang karena terlibat dengan dua  lelaki yang tengah bersaing.

Meski tidak tahu apa yang membuat mereka berdua ribut. Aku sudah menebak kalau ini masalah besar. Aku sangat takut masalah ini akan membuat hidupku sulit tiga hari ke depan.

"Sepanjang sejarah diadakan acara ini, baru kamu yang mendapat hasil luar biasa," kata Jess yang membuatku membeku. "Jangan khawatir, meski  akhirnya mereka bersaing demi harga diri, kamu tetap mendapat hasil yang luar biasa." Aku merasakan tepukan menenangkan di bahu, tetapi buka itu yang membuatku menatap Jess.

"Ada apa?" tanya Jess.

Membuka dan menutup mulut beberapa kali, aku menarik napas panjang saat Jess menatap dengan penasaran.

"Kamu juga menyadarinya, kan? Pada akhirnya mereka bersaing buka demi memenangkan aku."

Jess tersenyum sebelum mengangguk.

Aku memasang wajah masam sebelum bertanya, "Apa kamu mengenal mereka berdua?" 

Jujur aku sedikit penasaran.

"Tidak secara pribadi," kata Jess dengan senyum tipis.

Aku mendesah kecewa mendengar jawaban Jess.  Lalu aku menatap Jess lebih serius saat memahami kalimatnya.  Tidak mengenal secara pribadi bukan berarti Jess tidak tahu siapa mereka berdua.

"Tapi aku tahu beberapa hari lalu mereka berdua sempat bersaing untuk satu proyek, namun pemenang kali ini kalah dari saingannya tadi. Mungkin ini balas dendam darinya."

Seringai Jess membuatku merinding, aku juga tidak ingin bertanya lagi dari mana Jess tahu tentang kedua lelaki itu. Jess yang bekerja di sini, sudah pasti memiliki lingkaran teman yang banyak dan luar biasa.

"Pantas dia berani menawar dengan harga setinggi itu," kataku pelan mencoba mengalihkan pembicaraan, meski kalimat yang aku keluarkan tetap seputar mereka berdua.

"Begitulah, aku senang mereka datang kesini dan merebutka kamu."

Aku menatap Jess dengan curiga. Dia tidak mengenal keduanya, tapi tahu informasi seperti itu. Jangan-jangan sejak awal Jess sengaja mengajukan tawaran yang mengiurkan ini karena tahu aku bisa memanaskan persaingan dari kedua lelaki itu.

Persaingan yang juga bisa membawa keuntungan besar untuk klub malam ini.

Room To Room Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang