Akan tetapi aku tidak bisa menjamin keselamatan jika pergi bersama lelaki ini. Apalagi saat aku tidak memegang surat perjanjian yang dibuat klub malam untuk dipakai di luar sana.
Melihat lelaki ini benar-benar membuat tidak nyaman. Rasanya kaki juga ingin segera menjauh.
"Aku tidak tertarik." Aku melirik Jess dan Melly, keduanya tidak tertarik membantu atau melarang. Aku senang, karena meski setuju untuk ikut pelelangan ini, aku tetap memiliki kebebasan diri.
Dan saat kembali menatap lelaki dihadapan, aku menahan napas saat kemarahan tampak jelas di balik tatapan tajamnya.
Tidak ingin mendapat masalah, aku segera undur diri dan mengajak Jess dan Melly untuk pergi.
"Aku hanya ingin mempermudah. Karena pada akhirnya kamu akan tetap menjadi milikku."
Suara arogan lelaki itu hanya aku tanggapi dengan kediaman. Aku terus mengikuti Milly dan Jess tanpa memperdulikan sekitar.
Kini aku hanya biaa berharap agar ada orang lain yang memenangkan pelelangan diriku. Atau jika yang dikatakan lelaki itu benar, aki akan membuat berbagai macam perjanjian yang memuaskanku.
Jika ikut lelaki itu, entah bagaimana aku merasa tidak hanya dua atau tiga kali menemaninya jalan. Tetapi sampai lelaki itu bosan dan memhuangku setelah mendapat pengantinnya. Dan aku tidak mau hal itu terjadi.
"Kita sudah sampai. Di dalam akan ada seseorang yang akan membantu dan akan mengarahkan kamu," kata Jess yang membuatku menatap pintu hitam di hadapan.
Aku menarik dan mengembuskan napas panjang saat menatap pintu yang akan merubah hidupku selamanya.
"Terima kasih," kataku pelan. Ketegangan membuat suaraku bergetar.
Dalam hati aku terus menyiapkan diri saat melihat Jess mengetuk pintu dan membukanya kemudian.
Aku langsung membeku melihat pemandangan di dalam. Takut menganggu pasangan yang tegah bercumbu mesra di tepi jendela. Namun, saat melihat Jess dan Milly memasang wajah biasa saja dan melangkah masuk tanpa di persilakan aku terpaksa mengikuti.
Tidak bisakah kedua wanita yang mengapitku ini menunggu. Atau paling tidak mereka bisa menghentikan aksi pasangan yang tampaknya tidak terganggu sama sekali dengan kehadiran kami itu berhenti.
Karena bagaimanapun melihat langsung orang bermesraan membuatku berdebar. Apalagi saat mendengar suara-suara yang mereka keluarkan.
Jadi untuk menghindari menatap sesuatu yang tidak aku inginkan, aku menunduk.
Tetapi aku tidak bisa menahan diri dari kebingungan saat melihat Lily mengambil tongkat bess ball dan menyeret hingga menimbulkan suara mengerikan itu berhasil menghentikan aksi kedua pasangan di dekat jendela
"Keluar!"
Aku membeku saat mendengar suara dingin Jess. Begitu juga dengan lelaki dan wanita yang buru-buru merapikan penampilan.
"Jess, ini..."
"Keluar."
Aku melirik Jess saat mendengar suara dinginnya. Senyum ramah yang dia tampilkan tadi sudah menghilang, tiba-tiba saja aku merasa merinding.
"Tenang saja. Jess hanya sedikit memberi mereka pelajaran."
Aku melirik Melly, dia memasang senyum tipis saat membalas tatapanku.
"Jika sesuatu yang berbahaya terjadi padamu, aku yang akan bertanggung jawab."
Melly mengedipkan mata menggoda, membuat pesonanya semakin meningkat. Dan seperti tersihir, aku merasa sedikit tenang.
Tetapi ketenangan hanya sementara, aku kembali terkejut saat Jess tiba-tiba memukul meja dan mengeluarkan suara yang lebih dingin dan menakutkan dari sebelumnya.
"Apa kalian binatang? Kenapa kalian tidak mengerti dengan apa yang aku katakan?"
Aku menatap Jess dengan kekagaguman, sikap badas Jess benar-benar membuatku tak bisa berkata-kata. Andai saja aku bertemu Jess lebih awal, aku sudah pasti ingin menjadi muridnya.
Meminta Jess mengajariku sikap sepertinya dan juga cara bicara yang badas tetapi tetap tetap terlihat menyilaukan.
Dengan begitu aku bisa membalas manta rekan kerjaku jika mereka mulai menindasku. Tetapi, itu sepertinya hanya khayalan saja.
Meskipun Jess menjadi guruku, aku cukup tahu butuh banyak waktu untuk mengubah diri.
"Kurasa binatang lebih baik dari kalian berdua."
KAMU SEDANG MEMBACA
Room To Room
RomanceJangan lupa follow, ya. Tap bintang dan komen juga kalau mau. Sepi banget akunku. Lily Cleona sudah bekerja lebih dari sembilan tahun di tempat kerja lamanya, namun dia tetap tidak mendapat teman. Bahkan tak satu pun rekan kerja yang tahu nama leng...