Kawan, tidak ada duka yang abadi di dunia ini. Mereka hanya singgah. Allah menghadirkan masalah dan ujian karena Allah hendak memberikan solusi. Allah SWT mendatangkan kesulitan karena Allah ingin memberikan kemudahan.
Dengan begitu, kita paham tentang arti sabar, arti legah, dan arti bersyukur. Jika kau merasa masalahmu sebesar kapal, yakinlah bahwa nikmat Allah sebesar lautan.
Pernah mendengar sebuah kisah?
Tentang seorang pria tua miskin yang memiliki banyak sekali anak asuh. Ia hidup sebatang kara, karena ia merasa kesepian, ia mengasuh anak jalanan yang tidak memiliki orang tua untuk menjadi anaknya.
Suatu ketika saat pria itu berada di sebuah pasar malam bersama para anak asuhnya, mereka melihat-lihat suasana pada malam itu guna melepas penat. Ingin sekali ia memanjakan anak-anak asuhnya untuk mencoba wahana yang ada di pasar malam itu. Saat merogoh kantong, ada dua lembar sepuluh ribu yang sudah lusuh. Karena kasihan melihat anak-anak asuhnya terbengong memandangi anak-anak lain dengan asyiknya menikmati suasana malam itu, pria tua tersebut mendatangi tempat penjualan tiket untuk wahana yang ia pilih. Banyak sekali antriannya sehingga pria tersebut harus bersabar dan menunggu.
Kini tiba giliran pria itu..
"Mbak, pesan tiketnya untuk tujuh anak ya"dan wanita penjual tiket itu memberikan tujuh tiket dan mengatakan..
"Semuanya tujuh puluh ribu pak"Sambil merogoh kantong dan terbengong, pria itu tidak bisa berkata apapun lagi. Ketika menoleh kebelakang, ia sudah melihat anak asuhnya merasa kegirangan karena dibelikan tiket oleh sang bapak tua itu.
Tiba-tiba ada seorang pria yang baris diantrian di belakang pria itu menjatuhkan lima lembar uang seratus ribu. Pria paruh bayah itu menepuk pundak Sang Bapak tua dan mengatakan..
"Pak, ini adalah uangmu yang jatuh. Aku melihat uang ini jatuh dari sakumu"Pria itu mengambil uang yang ia jatuhkan sendiri dan memberikannya kepada Bapak tua itu. Sang Bapak merasa keheranan, namun tanpa berpikir lama ia mengambil uang itu tanpa mengucap apapun dan memberikannya kepada penjual tiket.
Saat mereka beranjak dari antrian, Sang Bapak menghampiri Pria paruh bayah tersebut dan bertanya..
"Apa yang kau lakukan tadi ? Mengapa kau melakukan itu"dan Pria itu menjawab..
"Maaf Pak, aku melihat anakmu begitu banyak dan merasa kegirangan ketika hendak kau belikan tiket. Aku memerhatikanmu dari awal. Aku tau mereka bukan anak kandungmu, hatimu mulia sekali. Aku sengaja menjatuhkan uangku agar kau bisa membayar tiket itu. Aku tidak tahu bagaimana kecewa nya anak-anak itu jika kau tidak membelikan tiket itu untuk mereka. Terimalah ini sebagai tanda perkenalan kita"Sang Bapak mengatakan..
"Tapi itu banyak sekali. Ini aku kembalikan sisanya""Tidak Pak, kau lebih membutuhkan. Terimalah. Kau bisa membelikan mainan untuk pertama kalinya untuk anak-anak asuhmu. Aku tahu itu. Kalian bisa makan bersama dengan kenyang malam ini. Pergilah"
sahut pria itu.
dan Bapak itu pun berterima kasih dan meninggalkan pria itu dan mengawasi anak-anaknya di pasar malam itu sampai selesai..Kawan, kebaikan akan berbuah kebaikan. Walaupun ada kesulitan saat melakukan kebaikan. Tapi Allah tidak pernah tidur. Darimana datangnya pria itu jika tidak atas kehendak Allah?
Jangan pernah merasa susah, karena tentu ada yang jauh lebih susah.
Kisah di atas mengajarkan kita tentang arti sebuah kebaikan yang dimana Allah akan uji sampai titik terakhir kemampuan kita. Maka, saat kita tidak mampu berbuat apa-apa, Allah pasti akan datangkan kemudahan.
Jangan pernah ragu untuk melakukan kebaikan. Karena kebaikan itu mengundang ridha dari Allah swt. dengan menebar kebaikan pada orang, kita turut merasakan kebahagiaan yang lebih besar dari yang mereka rasakan.
Ada perasaan tenang, dan nyaman.."BERBUAT BAIK BUKAN HANYA UNTUK ORANG, TETAPI JUGA UNTUK KITA SENDIRI"
..
KAMU SEDANG MEMBACA
Aforisme
AcciónMeraih kemanusiaan jauh lebih sulit dari pada menghancurkan seratus gunung yang berpijak diatas tanah yang pilu.