Dulu ketika masih kecil., Kau tidak sabar untuk lekas dewasa.
Mengagumi kaka-kaka di atasmu yang cantik dan tampan.Kau bilang..
"aku ingin sekali sepertinya"Setelah kau besar, faktanya tak semudah itu. Terlebih perempuan. Menjadi cantik tidak mudah. Butuh perawatan setiap hari kan?, tidak bisa main kotor lagi, uang jajan pun harus disisihkan untuk sekedar membeli pembersih wajah.
Dulu kau pikir saat dewasa kecantikan itu akan datang dengan sendirinya? Tapi setelah kau merasakan, kau harus berpisah dengan kenangan masa kecilmu. Bahkan terkena panas 5menit saja enggan.
Berbeda dengan dulu, main petak umpet di siang bolong tanpa kenal tidur siang.
Dulu di masa kecil kau bercita-cita setinggi langit...
"Aku mau jadi pilot, aku mau jadi dokter, aku mau jadi direktur, aku mau jadi pengusaha hebat, aku mau jadi presiden dan memimpin kalian semua"
Eh, sekarang. Ternyata tak semudah itu.
Kau pun mulai realistis..
"Mana bisa aku jadi dokter, aku bukan orang kaya, mana bisa aku jadi presiden, setiap datang ke sekolah saja tidak pernah bersemangat, mana bisa aku jadi seorang pilot sedangkan naik pesawat saja tidak pernah"Dulu kau mengatakan..
"Pokoknya aku mau kuliah seperti kaka sepupuku. Dia hebat. Aku mengaguminya. Dia cantik, tampan dan keren. Bahkan tropi nya berjejer di lemari rumahnya"Tetiba saat usiamu menginjak 20tahun, kau ragu.
"Duh, kok hidup gini amat ya. Tugas selalu numpuk ga beres-beres. Apa yang salah? Aku udah berusaha. Tapi segalanya jadi berantakan. Ternyata ga mudah. Apa aku sanggup lanjut terus? Mumet sekali rasanya. Otakku perlu istirahat."
Atau mungkin saat kau sudah duduk di bangku kuliah.. Kau pikir enak jadi anak kuliahan?, bisa bebas nongkrong bareng temen. makan-makan di restoran mewah, boro-boro, kuota aja pake wifi.
Ternyata kau harus serba hemat untuk biaya hidupku di perantauan. Ternyata foto-foto anak kuliah di instagram yang nongkrong di resto mewah cuma gaya-gayaan.
Ternyata mereka berbahagia semalam, lalu ngeluh berminggu-minggu karna kehabisan uang. faktanya tak seindah yang kau lihat.Saat kau di rumah. Ibumu cerewet sekali, marah-marah setiap hari dan kau merasa sumpek berada di dalam rumah. Namun saat kau berpisah dengan mereka, mengejar karir. Kau kembali mengeluh.
"Tuhan, mengapa hidup sepahit ini?. Ternyata mencari pekerjaan tak mudah. Giliran mendapatkan pekerjaan, aku tidak punya banyak waktu untuk istirahat. Gaji habis buat ini-ini aja. Ternyata saat aku demam di luar kota, tidak ada yang mengkompresku lagi, apalagi sekedar membuatkanku sop ayam. Beli obat saja harus sendirian. Ternyata aku jadi sering telat bangun karena tidak ada yg membangunkanku lagi dipagi hari. Mengatakan sudah jam 7 pagi padahal masih jam 5.
Semua serba keluhan-keluhan. Benar, hidup tak seindah itu.
Waktu kecil kau bilang..
"Aku mau ayah belikan aku Handphone layar sentuh yang ada games nya. Biar aku puas"Setelah dibelikan, kau beranjak dewasa.
Kau kembali menuntut..
"Handphone ini ternyata ga ada apa-apa nya. Cuma games doang. Kapan ya punya Iphone terbaru seperti mereka"Setiap bulan ada saja Handphone edisi terbaru keluar.
Akhirnya kau pun tersadar dan berkata..
"Duh, lelah sekali mengikuti mau-mu duhai dunia. Mengapa saat ku kejar, kau terus berlari semakin kencang dan tak memuaskan?"Kawan, dimanapun kau berada, apapun profesimu, berapapun usiamu, siapapun kamu. Bahwa langkah pertama belum tentu sama dengan apa yang kau kira dan kau bayangkan selama ini.
Namun satu hal yang ingin kukatakan.."LANGKAH PERTAMA AKAN MENUNTUNMU KE PULUHAN RIBU LANGKAH LAINNYA, ENTAH ITU BAIK ATAU BURUK, YANG JELAS, SELAMAT BERJUANG!"
..
KAMU SEDANG MEMBACA
Aforisme
AzioneMeraih kemanusiaan jauh lebih sulit dari pada menghancurkan seratus gunung yang berpijak diatas tanah yang pilu.