Kebaikan Menyakitkan

6 2 0
                                    

Tak ada yang lebih menyakitkan dari pada menjadi baik.

Lihatlah! Pikiranmu sendiri pun enggan menjadi baik ketika kebaikan tak menerima timbal baik. Bahkan para manusia! Dan oh, hampir semua manusia tidak tau cara berterimakasih bukan? Bengis layaknya iblis! Setidaknya itu yang kau rasakan bukan?, Ketika timbal baik itu justru kebalikan, kesakitan. Ya, rasa sakit, kau jatuh dalam derita.

Berkali kali, sampai jutaan kali, rasa sakit tetaplah rasa sakit. Semakin keras menyadarkan kebodohan dari seluruh kebaikan. Hanya saja, kita semua terus memeluknya! Tapi, apakah itu pernah benar-benar salah?

Atau pada dasarnya, rasa sakit itu sendiri, hanyalah budak. Alat bagi waktu. Sekedar mainan bagi kehidupan itu sendiri.

Kehidupan telah memperalat semuanya. Menjadikan waktu memanjang dalam pengulangan besar tanpa akhir. Kebaikan sendiri, hanyalah budak bagi sang waktu. Budak terbaik yang entah kapan harus dilepas dan dimusnahkan.

Kebaikan, oh baik, apakah kita benar baik baik saja?! Dalam kebahagiaan cahaya yang paling terpencil. Timbal baik yang digadaikan atas nama kesenangan dan omong kosong. Maka seluruh riwayat pengulangan akan lebih lembut karena tertarik dalam pengabaian yang begitu diagungkan.

Dan sekali lagi. Tak ada yang lebih menyakitkan dari pada menjadi manusia baik.

..

AforismeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang