Sikap Umat manusia adalah penyakit bagi dirinya sendiri.

16 2 0
                                    

Kemana kita, pesakitan kecil harus melangkah?

Oh, tertawalah anak manusia dalam keacuhan kawan-kawanmu. Segala derita hanyalah milik. Bukan mereka. Lalu datanglah kesombongan yang bengis. Saat yang baik terlalu tersakiti. Perasaan mulai muak menghibur hati yang sekarat.

Apa kita harus belajar menjadi kejam dan arogan? Kembali kedalaman kenormalan hanyalah kejijikan yang begitu mewabah. Untuk dirimu sendiri, rasa sakit yang lebih abadi dari segala usia manusia. Menakar yang berhati namun tak lagi menggembirakan.

Kegelapan tak berujung! Rasa sepi yang lebih luas dari pada amuk samudra. Di sanalah, dan hanya disanalah, jantung kita berdenyut dan menunggu untuk tertikam.

Didunia yang bisu dan telinga yang mampat. Menoleh ke yang lainnya adalah dosa. Aib kita terancam aib segala manusia. Sebab jerumuskan yang lainnya untuk bertahan hidup.

Tidakkah gairah akan balas dendam hari ini begitu mempesona? Mengurapi segala dahaga kita akan sebentuk pembebasan.

Dihari terakhir dan yang terujung. Suara langkah kaki tak lebih dari gema tipis sebuah keberadaan.

Sampai akhirnya, amarah tak lebih dari ketidakcukupan bersama. Kesepakatan ketidakberartian kita.

Maka belajarlah menjadi monster. Saat manusia-manusia sekitar lebih monster dari pada amarahmu.

Dipijakan terakhir kau akan mengerti. Hubungan sosial tak lebih dari sekedar omong kosong. Kepura-puraan yang elegan. Dan kebohongan yang begitu berisi.

Kau tahu? Sikap Umat manusia adalah penyakit bagi dirinya sendiri.

..

AforismeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang