Aforisme

Merendahkan (Cara teraneh selain bunuh diri)

Untuk mengisi kepuasan, mereka yang lebih tinggi selalu merendahkan yang lain. Cara teraneh selain bunuh diri, memaki dengan memeluk diri sebagai parasit untuk menikmati hdup, adalah gairah besar yang membuat derita pada yang lainnya.

Dalam gelombang segala omong kosong, baginya menundukkan yang lemah adalah hak. Membunuh setiap manusia adalah alasan yang sederhana.

Jika memperbudak manusia lainnya adalah kegiatan yang jauh lebih menyenangkan. Seorang diktator akan hadir dalam panggung terbaiknya!

Kejujuran bahwa menikmati derita yang lainnya adalah menyenangkan. Adalah sisi lain dari kehidupan yang harus dilenyapkan.

Tidakkah hidup adalah saling memangsa dalam kebijaksanaan diam dan pengabaian?

Maka enyahkanlah! Sebelum segala panggung tertutup rapat. Tidakkah mengisi kehidupan dengan bermain-main adalah hal yang jauh lebih keji?

Bagi mereka yang berdiri di atas semua nilai. Nyawa manusia tidaklah lagi berarti. Apa pentingnya manusia? Kecuali hanyalah mainan bagi mereka yang lebih mengenal waktu dan aliran yang menuju entah?

Sang filsuf mungkin bercanda mengenai berakhirnya segala sesuatu. Tapi kadang ia pun bisa tertawa melihat segala nilai dibalik dengan keriangan.

Merendahkan yang lebih lemah. Menyakiti mereka yang tak memiliki kuasa. Memperbudak segala kehidupan yang mungkin. Adalah hak bagi siapa saja yang menginginkan dan merayakan hidup.

Saat perang dan para diktator muncul. Orang-orang kecil jelas tak lagi bisa tertawa dan berkata menikmati hidup. Tapi mereka peduli apa dengan orang-orang kecil?

Layaknya alam yang memusnahkan yang lebih lemah darinya. Kehidupan manusia juga akan jauh lebih keji jika hal-hal semacam itu terus dipelihara.

Dunia yang damai memang berisi hal-hal yang membosankan. Dan bagi sebagian yang mengerti, alam liar jauh lebih gampang dijinakkan,
Dari pada mereka yang merendahkan hidup manusia sesamanya.

Tidakkah itu salah satu cara terbaik selain memusnahkan diri sendiri?

..