part 9

30 7 0
                                    

Setidaknya tinggal-kan vote and comen!

TETAP
•HAPPY KIYOWO•

"Abang...aku sudah hamil sayang."

"Abang sudah terlambat datang bulan"

"Abang Ray... Aku hamil sama kamu bukan hamil sama setan"

Plakckkk....

"Aduh...waduh...waduh...kepala gue!!"Ray hanya menatap datar, Aiden yang menjadi korban geplakan.

"Gak usah nyanyi suara Lo Falesss"

"Ya gue kan minta tanggung jawab Rey...nih anak lo"ucap Aiden memperlihatkan toples yang berisi dua anak kecebong.

"Sinting"Aiden menatap Ray dengan tatapan luka.

"Jahat kamu mas!!"Ray mengelengkan kepalanya melihat tingkah jamet Aiden.

"Den...! cebong Lo mana?"tanya Al baru tiba di kelas.

"Cebong apaan Al?"

"Ini Bell...anak cebong gue,gimana imut, lucu, gemoy, hot, gitu kan!"Aiden dengan begitu antusias-nya memamerkan dua anak cebong ya itu kepada Al dan Bella.

Ray memukul jidatnya "bukan teman gue."batin Ray.

Bella hanya terkekeh sedangkan Al memutar bola matanya malas.

"Kapan dapatnya den?"tanya Bella basa basi.

"Kemarin di selokan depan rumah"

"what!!... gak jijik den?"tanya Bella di beri gelengan oleh Aiden.

Al menarik pelan tangan Bella duduk di meja mereka, sedangkan Aiden lebih memilih memamerkan anak kecebong kebanggaan-nya itu.

"Ray Nanti malam Lo kerumah gue!"sahut Aiden mengalihkan perhatian Ray.

"Ngapain?"

"Buatin adek buat mereka"wajah Ray memerah menahan emosi.

"Suruh Al sama Bella aja Sono"dengan senyum tipis Ray menahan emosi, Aiden langsung menoleh ke belakang melihat dua sejoli yang sedang bercanda ria, Sepertinya mereka sudah lebih dekat sekarang.

"Al...Bell"kedua sejoli itu menoleh ke suara yang memanggil mereka.

"Kenapa"sahut mereka bersamaan.

"Buatin adek buat anak cebong gue ya"

Prang...

Druk....

Bras....

Prak...

Meong...

Berbagai benda di lemparkan oleh pasangan sejoli itu kepada Aiden, sedangkan yang di lempar berhasil mengelak.dan

"Aduh...Hidung gue"dan akhirnya kena.

Semua tertawa terkecuali lita yang baru datang mengeryit heran.

"Lah ini pada kenapa?"semua atensi teralihkan kepada lita yang masih berdiri di dekat pintu dengan tatapan mengeryit heran.

Tanpa RestuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang