Up-nya hari malam ini aja!
Niatnya hari Kamis tapi udahlah.Vote and comen jangan lupa!
-HAPPY READING-
.
.
."Ryan, Kamu udah makan sayang?" Tanya Jena saat melihat anak-nya yang baru pulang dari sekolah.
Dengan malas Ray hanya mengangguk." Udah." Setelahnya Ray berlalu begitu saja.
"Ryan! Ryan!" Aneh saja tak seperti biasanya anak itu.
Ray yang mendengar teriakan Jena seakan sengaja menulikan pendengaran-nya. Pintu tertutup dengan kasar Ray menyandarkan tubuhnya di pintu kamarnya.
Lama terdiam." Aaaa!! Gue bukan Ryan gue Ray!!" Teriak frustasi Ray menjambak rambutnya kasar.
"Ryan! Kamu kenapa nak?" Teriak Jena dari luar pintu, terdengar ketukan yang bertubi-tubi.
"Ryan! Nak buka pintunya!"
Ceklek...
Pintu terbuka menampilkan wajah berantakan dari Ray, wajahnya terlihat lelah bercampur Kecewa. Ia kecewa pada dirinya, andai saja pada waktu itu ia yang pergi bukan kembarannya Ryan.
"Ma! Aku Ray ma! Bukan Ryan!" Dengan nada tinggi Ray memegang kedua bahu Jena mengguncang tubuh sang mama berusaha menyadarkan kalau di sini bukan Ryan tapi Ray.
Mimik wajah Jena langsung berubah." Gak Ryan! Ray udah gak ada nak!" Wajah yang tadinya khawatir kini berubah menjadi pucat dan takut.
Ray mengendorkan cekalannya di bahu Jena, mundur secara perlahan dengan wajah tak percaya-nya. Seharusnya ia tahu respon dari Jena akan berakhir seperti ini.
"Aku Ray, mama! Harus tau aku Ray ma! Bukan Ryan."
"Gak! Ray udah mati Ryan! Kamu harus sadar."
"Gak! Mama yang harus sadar! Aku Ray bukan Ryan."Jena menggeleng tidak setuju dengan air mata yang sudah membanjiri pipinya.
"Ryan, kamu sadar nak. Ray udah mati kamu harus sadar, Ray udah gak ada sama kita lagi." Jelas Jena berusaha menyadarkan Ray.
"Ma! MAMA YANG HARUS SADAR. AKU RAY MA! BUKAN RYAN, berapa kali Ray harus jelasin kalau yang ada di hadapan mama itu Ray bukan Ryan." Nada di awal membuat Jena tercengang baru kali ini Ray membentaknya. Namun di nada akhir Ray membuatnya tidak percaya, jelas saat itu wajah Ray yang terkubur bukan wajah Ryan.
Plak!
"RYAN! SEKALI LAGI MAMA DENGER KAMU SEBUT NAMA RAY, MAMA GAK SEGAN-SEGAN NGUSIR KAMU DARI RUMAH INI." Bentak Jena kemudian turun begitu saja tanpa memperdulikan Ray yang kembali menjambak rambutnya.
Kaki Ray seakan tak mampu lagi menopang beban tubuhnya, membuat duduk terlemas di atas lantai keramik yang putih. Air mata Ray merembes keluar bersamaan dengan darah yang mengalir di hidungnya.
"Aku Ray bukan Ryan." Setelah -nya kesadaran Ray menghilang, dengan darah yang terus keluar dari hidungannya.
"RYAN!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa Restu
Teen Fiction(JUDUL AWAL: MELAWAN RESTU!) "Ternyata Selain ibuku,tuhan juga tidak merestui kita untuk bersatu" Al-fahri putra Ragendra cerita dua pasangan yang saling mencintai harus melewati rumitnya cinta tanpa di restui . 2 tahun menjalani hubungan melewati...