Saera Faiha:
COBA JELASIN KE GUE TADI PAGI LO KEMANA AJA NGAPAIN SAMA SIAPADania Raifana:
Gue udah di rumahSaera Faiha:
Gue jugaDania Raifana:
Dapet door prize nya?Saera Faiha:
NggakDania Raifana:
Yah :(Saera Faiha:
NGGAK USAH NGALIHIN PEMBICARAANDania Raifana:
Lo mau gue jawab apaSaera Faiha:
Lo tadi kemanaSaera Faiha:
Gue bingung mau balik nyamperin tapi udah jauh pas baca chat lo tadiSaera Faiha:
Lo nggak balik ke GOR? Gue nggak liat lo disanaDania Raifana:
Gue jalan di belakangSaera Faiha:
Sama?Dania Raifana:
SeilaSaera Faiha:
Boong njir???Seila Faiha:
Seila nyusul gue sama Agi sama Vidya ke depanSaera Faiha:
Lo sendirian?Dania Raifana:
NggakDania Raifana:
Ini kalo gue bohong lagi malah ribet ya jadinyaDania Raifana:
Oke, ini jujurDania Raifana:
Sama AndaruSaera Faiha:
NAH LOHSaera Faiha:
Kok bisa?!!!Dania Raifana:
BisaDania Raifana:
Lo tau nggak Andaru itu anaknya kepala sekolah?Saera Faiha:
TauDania Raifana:
Kok nggak ngasih tau gue?Saera Faiha:
Emang lo tau nama kepseknya?Dania Raifana:
Pak Sakju kan?Saera Faiha:
Oh, gue kira nggak tauDania Raifana:
Gue nggak se-clueless itu Sae...Saera Faiha:
Maaf gue terbiasa sama Dania yang clueless🙏Sore menjelang petang ini, rumah Dania dan sekitarannya mati lampu. Jadi begitu ada SMS yang mengingatkan bahwa sisa kuotanya tinggal sedikit, Dania langsung mematikan data seluler dan memilih tak membalas pesan Saera lagi. Ia akan menunggu setidaknya sampai lampu kembali menyala dan hpnya bisa kembali tersambung Wi-Fi.
Dania menghela nafas. Di kamarnya terasa gelap dan sesak tanpa cahaya apapun lantaran matahari sudah hampir tenggelam. Gadis itu beranjak keluar kamar, memilih untuk bergabung bersama Mama atau Kakaknya yang sudah pasti di rumah kalau sore-sore begini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Numb
Teen FictionMungkin bagi sebagian orang, hari dimana kita tidak tahu harus melakukan apa itu selalu ada. Waktu terjadinya tidak menentu, entah jarang, sering atau bahkan hanya sesekali. Tapi bagi Dania, hari itu datang setiap waktu. Sebenarnya sih, hidup Dania...