15

16.8K 2.5K 344
                                    

Haii~ vote dulu sebelum baca, ya:3

Melvin hampir aja emosinya memuncak dan mungkin bakal ngelakuin hal gak diinginkan ke Valdo. Tapi semua ketahan tiba-tiba pas Artha dateng terus langsung meluk badan sang suami.

"Melvin!"

Melvin membeku, Valdo juga ikut-ikutan. Sejenak, keduanya saling diam. "Tha, jangan peluk aku, badan aku basah ini. Nanti kamu malah flu."

Artha mendongak menatap Melvin. Semua kemarahan Melvin yang tadi disebabkan oleh Valdo rasanya langsung hilang. "Melvin, kamu kemana aja? Aku khawatir banget, takut kamu kenapa-napa."

"Maaf, ya sayang. Tadi aku sempet neduh dulu di Indobulan, tapi ternyata hujan gak reda jadi aku mutusin buat balik hujan-hujanan aja."

Bibir Artha melengkung ke bawah, hampir aja nangis. Melvin gemes banget, gak tahan! Persetanan sama Valdo yang masih ada di sana. Melvin nyium bibir Artha. "Aku udah di sini jangan khawatir lagi."

Valdo malingin muka. Dia gak mau liat Melvin sama Artha ciuman tadi. "Ekhem. Vin, lain kali pulangnya jangan kemaleman. Tadi Artha khawatir sampai nyari anda ke luar. Dia hujan-hujanan dan hampir pingsan, untung kebetulan saya ngeliat dia."

Melvin melotot kaget. "Kamu nyariin aku?" Artha cuma bisa mengangguk kecil.

Sang dominan menarik submissive nya ke dalam pelukan. Lagi-lagi Valdo harus jadi nyamuk di sini. "Maafin aku, tha. Janji lain kali gak bakal bikin kamu khawatir lagi. Jangan nekat dong, sayangnya aku."

"Aku gak papa, kok."

"Yaudah, karna Melvin udah balik saya juga harus pulang sekarang. Tha, saya pamit dulu." Valdo cepet-cepet keluar dari rumah Melvin. Hujan udah gak terlalu lebat tapi gak mungkin dia jalan kaki. Jadi dia telepon anak buahnya buat ngejemput. Gak perlu nunggu waktu lama, sang anak buah segera datang. Perjalanan pulang Valdo diisi keheningan. Sepanjang jalan dia terus-terusan natap keluar jendela.

"Kenapa sesak banget malam ini," batin Valdo sambil memukul pelan dadanya. Dia ngerasa kurang nyaman sejak balik dari rumah Artha. Hatinya gelisah, ada sesuatu yang bikin dia pengen marah tapi dia gak tau apa yang harus dimarahin.

Sampai di rumah, Valdo disambut sama Aria. Keliatan banget kalo muka Aria lagi khawatir. "Gimana keadaan, Artha?"

"Baik. Melvin juga udah pulang," jawab Valdo seadanya.

Aria ngangguk kecil. "Aku bantuin lepas jas, sini." Wanita itu hampir aja bantu Valdo narik jas yang dipakai tapi sang suami menolak.

"Gak usah."

"Kamu kan cap–"

"Aku bilang gak usah!" Suara Valdo meninggi. Dia melepas kasar jas nya dan berlalu gitu aja ninggalin Aria. Aria membeku. Dia bingung sama sikap Valdo barusan. Biasanya Valdo gak pernah marah sama dia. Tapi ini? Valdo malah ngebentak istrinya.
.

.

.

.

.

Aria pagi ini lagi senggang jadi dia masakin makanan buat Valdo sarapan. Selepas Valdo datang ke dapur, Aria segera menyapa suaminya dengan ceria.

"Pagi, sayang." Aria ngerapiin dasi Valdo lalu mengecup pipi sang suami.

"Pagi juga. Kamu masak?"

"Iya! Ayo cobain."

Valdo tersenyum tipis. "Keliatannya enak." Pria itu duduk ke kursi dan mulai menyantap makanan yang disediakan Aria.

Kontrak {M-preg} (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang