10

21.4K 2.9K 916
                                    

Vote dulu sebelum baca~

Pagi-pagi banget pas nyampe kantor, Artha malah dicegat sama bosnya. Hari ini mood Artha udah lebih baik, gak kaya kemaren.

"Minggir, ba. Aku mau masuk ke dalam, ngapain nyegat aku kaya gini?"

"Kamu ngerasa agak mual gak beberapa hari ini?"

"Oh, nanyain itu lagi. Ya, ada, sih hampir tiap hari aku mu–" Artha tiba-tiba melotot. Dia baru sadar sesuatu. "Bubba ... Apa aku?"

Valdo senyum tipis. "Itu yang mau saya check hari ini. Nanti jam 9-an gitu kita ke dokter kandungan, ya?"

Artha tersenyum cerah. "Ok, bubba."

"Sekarang kamu boleh kerja tapi usahain jangan sampai kecapean." Valdo ngusak surai Artha. Artha agak ngeri kalo diliat sama karyawan lain. Bosnya ini suka gak inget tempat.

Sesuai janji, jam 9 pagi Valdo sama Artha berangkat ke klinik dokter kandungan. Awalnya staff klinik kebingungan gara-gara yang diperiksa cowo tapi akhirnya diterima juga karna uang yang bicara. Artha menjalani beberapa sesi pemeriksaan. Sekarang tinggal nunggu hasilnya.

"Artha, saya deg-degan."

Artha ngusap lengan Valdo sambil senyum lembut. "Santai aja, ba. Pasti sesuai harapan, kok."

Setelahnya Valdo sama Artha dipanggil ke ruangan dokter. Sang dokter menyerahkan sebuah surat. Valdo ngebaca suratnya langsung dan seketika ekspresinya girang banget.

"Dok, ini si Artha hamil?"

"Betul, pak."

"Artha kamu hamil!" Valdo langsung meluk Artha. Kalo aja gak ada dokter, mungkin Valdo udah nangis terharu. Baru kali ini dia gak kecewa ngedenger hasil tes kehamilan. Dokter menjelaskan tentang kehamilan ke Artha dan apa aja yang harus dijaga. Selain itu, si dokter juga bilang kalo usia kehamilan Artha sudah sampai ke 17 hari.

"Artha, habis ini mau kemana?" Tanya Valdo sambil ngejalanin mobilnya. Mereka udah balik dari klinik. Dari tadi Valdo senyum-senyum terus bahkan lebih siaga buat ngejaga Artha.

"Balik ke kantor lagi, kan, ba?" Artha ngerjap.

"Hari ini saya mau kamu free. Kita jalan-jalan aja. Kamu mau makan apa gitu?"

"Hm~ aku belum laper, tapi pengen jalan-jalan ke danau, boleh?"

"Boleh banget, dong!" Sahut Valdo semangat. Pria itu langsung tancap gas menuju danau. Sampai di sana, Valdo ngebukain pintu Artha. Dia juga megangin Artha pas keluar dari mobil, takut jatoh.

"Bisa, kan jalan? Gak pegel kakinya?" Baru jalan beberapa langkah, Valdo udah banyak tanya.

Artha jadi ketawa sendiri ngeliat Valdo yang rusuh. "Ba, aku baru aja hamil, ya masih bisa lah jalan-jalan biasa. Kecuali kalo hamil gede nanti bakal susah berdiri, duduk, jalan, semua serba susah."

"Tapi dokter bilang jangan capek-capek, loh, tha." Valdo ngusap perut Artha. Mukanya masih aja keliatan khawatir.

"Bukannya capek aku justru ngerasa happy banget jalan-jalan di pinggir danau kaya gini. Aku bakal baik-baik aja, bubba. Dari pada ngekhawatirin aku terus mending liat angsa di sana, tuh." Artha nunjuk ke tengah danau. Di sana ada beberapa angsa yang berenang.

"Tha, itu angsanya aman? Dia gak lari ke sini, kan? Kita gak bakal dikejar angsa, kan?" Valdo ngeri sendiri.

"Gak, lah. Itu kan angsanya udah jinak. Emang bubba takut angsa, ya~" goda Artha.

"Dih, gak juga, tuh."

"Ciee~ takut angsa. Badan doang gede tapi takut angsa."

"Wajar aja, angsa kan bisa matuk. Lagian banyak, kok yang takut sama angsa." Valdo jalan ngedahuluin Artha. Lagaknya sok-sokan ngambek. Artha nyepetin langkahnya buat nyusul Valdo. Pas udah mau kesusul, dengan berani Artha meluk Valdo dari belakang. Valdo agak kaget dan perutnya seketika berkupu-kupu.

Kontrak {M-preg} (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang