Vote dulu sebelum baca, kak~
Warning 21+
Artha sama Valdo yang naik taxi sebentar lagi bakalan sampai di Ora beach. Sepanjang jalan Artha ketiduran di bahu Valdo. Tadi pas nyampe bandara, Artha sempet muntah dulu gara-gara mabuk daratan. Maklum, dia baru kali ini naik pesawat. Sampai di salah satu pelabuhan, Valdo nyoba buat bangunin Artha dengan cara nepuk pelan pipinya.
"Tha, bangun."
"Umh~ Melvin." Artha malah meluk Valdo. Tapi barusan Valdo gak salah denger, kan si Artha nyebut nama Melvin. Hadeh, yang bangunin siapa yang disebut nama siapa.
"Artha, bangun! Kita udah sampe."
"Eh?!" Artha kaget gara-gara bosnya itu ngegas. Kepala Artha seketika pening dibangunin mendadak. Pas kesadarannya udah ngumpul pun dia malah ditinggalin sama Valdo. Valdo udah jalan jauh Artha baru keluar dari mobil. Cowo manis itu sedikit berlari buat nyusul Valdo.
"Tungguin saya, pak."
"Lama kamu jalanannya."
"Ya, kan kaki saya gak sepanjang bapak."
"Makanya tinggi, dong!"
Artha manyun. Apa-apaan si Valdo malah ngebawa fisik padahal Artha gak pendek banget, kok. Dua cowo itu menaiki ferry buat ke pelabuhan desa yang menghubungkan dengan pantai tujuan. Singkat cerita Valdo sama Artha naik perahu lain lagi buat menjelajahi pantai Ora.
"Bagus banget, ya, tha." Valdo masang kacamata sambil ngerangkul Artha yang duduk di sampingnya.
"Iya, pak. Gak pernah kebayang saya bisa ngeliat beginian."
"Happy, tha?" Valdo ngusak rambut Artha.
"Banget!"
Valdo senyum tipis. Senengnya Artha itu nular banget. Turun dari perahu, mereka check in di salah satu resort. Selesai naroh barang-barang di kamar, Valdo sama Artha pergi buat makan siang. Kali ini mereka makan makanan bertema seafood. Valdo mesennya banyak banget sampai semeja penuh. Artha dari tadi semangat 45 ngeliatin makanan yang dateng.
"Wah, makanannya banyak banget, pak!"
"Kamu gak ada alergi sama makanan ini, kan?"
"Gak, lah! Saya malah suka banget. Jarang saya makan ini tapi suka~"
"Yaudah, ayo makan."
Keduanya makan. Valdo baru beberapa suap si Artha malah udah puluhan kali nyuap. Bodo amat soal malu, kalo malu dia nanti gak bisa makan enak banyak-banyak.
"Aaa~ buka mulut, tha."
Artha ngebuka mulut nerima sepotong udang kecil yang disuapin sama Valdo.
"Makan lagi yang banyak."
"Tanpa disuruh juga saya makan!"
"Seneng saya liat kamu semangat banget makan kaya gini. Gak malu-malu lagi, saya jadi gemes sendiri liatnya." Valdo nyubit pelan pipi Artha yang menggembung gara-gara kebanyakan nasi di mulut.
"Makasih udah ngasih saya makanan in–" kunyahan Artha memelan. Ekspresinya seketika berubah sedih. Valdo ngernyit pas liat perubahan itu.
"Kenapa, tha?"
"Saya keinget Melvin sama Liam, pak. Sedih saya makan enak di sini mereka justru belum tentu hari ini makan."
"Hey, hey, Artha. Jangan sedih sekarang, dong nanti makanannya jadi gak enak." Valdo yang tadinya duduk di hadapan Artha sekarang pindah jadi ke sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kontrak {M-preg} (Completed)
Teen Fiction"wtf, kamu trans tv?!" Pekik cewe yang tadi sempet ngedadahin Artha pas masuk ruangan. "transgender, sayang," koreksi Valdo. "Nah, iya itu maksudnya." "Eh, bukan gitu. Saya cowo tulen, loh ada batangnya." "HAH?! COWO BISA HAMIL?" Cewe itu makin menj...