Vote dulu sebelum baca, kak~
Hari ini Artha udah masuk kerja lagi kaya biasa. Tapi di tengah sibuk ngurusin kerjaan, Eric temen Artha yang bacot banget dateng ngedeket.
"Artha~ oleh-oleh, dong."
"Oleh-oleh apa?" Artha masih fokus sama beberapa dokumen dan layar komputer.
"Gak usah pura-pura gitu, ah. Abis liburan, kan sama pak bos."
"Liburan? Kami kerja."
"Boong, orang foto lu sama pak Valdo udah jadi bahan gosip satu kantor seharian ini."
Artha ngehentiin kegiatannya. "Hah? Foto gua sama pak Valdo? Dimana?"
"Lah, belum tau?" Eric ngeluarin hp nya terus nunjukin akun Instagram Valdo yang ngepost beberapa foto Artha sama si bos pas liburan kemaren.
"Bukan cuma itu, tha, di SG nya juga ada." Eric lagi-lagi ngeliatin foto yang dia bilang ada di SG Valdo. Ini justru parah banget! Itu foto Artha lagi tidur.
"Tidur sama pak Valdo lu, tha? Katanya kerja tapi kok tidur bareng?"
Artha gelagapan sendiri. "Dih, gak gitu, kok. Itu kebetulan aja. Dah, ya, gua mau pergi dulu, ada urusan." Cowo manis itu lari menjauh menuju ruangan Valdo. Sampai di sana, pintu dibuka ganas oleh Artha.
"Pak Valdo! Eh–" Artha membeku di depan pintu pas ngeliat Valdo lagi mangku Aria. Duh, salah waktu si Artha.
"Maaf, saya gak maksud buat ganggu bapak sama ibu. Saya pergi dulu."
"Artha, tunggu. Sini, masuk."
Artha jalan ragu-ragu ngedeket ke meja kerja Valdo. "Kamu mau ngapain ke sini, tha?"
"Ada yang mau diomongin tapi nanti aja pas pak Valdo gak sibuk."
"Aria, kamu bisa keluar bentar? Aku mau ngomong sama Artha."
Mata Aria memicing. "Kenapa aku harus keluar? Emang ada hal yang gak boleh aku denger pas kalian ngobrol?"
Valdo senyum tipis sambil ngusap pipi istrinya. "Jangan marah-marah gitu, ah. Aku nyuruh kamu keluar cuma takut aja Artha malu ngomong pas ada kamu. Nanti kalo yang diomongin Artha penting juga bakal aku ceritain ke kamu. Aku, kan gak pernah nyembunyiin apapun dari istri aku yang tersayang ini."
Aria ngeroll eyes. "Yaudah, aku keluar dulu." Sebelum keluar cewe itu nepuk bahu Artha. "Jaga sikap di depan suami saya."
"Iya, bu."
Aria keluar. Tinggal Artha sama Valdo. "Sini, tha. Mau duduk di kursi atau dipangku juga kaya Aria tadi?"
"Kursi aja, pak."
"Jadi apa yang pengen kamu omongin?"
"Pak Valdo posting foto kita waktu itu? Jadi bahan gosip satu kantor, pak."
"Gak papa, tha. Kan cuma foto pas liburan. Lagian mereka aneh, gitu aja digosipin. Wajar, tuh kalo mereka ngegosip gara-gara saya post foto yang nyium kamu. Lah, ini fotonya biasa aja kok digosipin. Emang karyawan sini mulutnya lemes."
"Tapi, pak saya takut disangka aneh-aneh. Ntar dikira pelakor lagi, mana bapak juga masang SG muka saya tidur gitu. Orang berprasangka buruk jadinya."
"Artha, sini." Artha terdiam natap bosnya. "Kenapa diem aja? Sini saya bilang." Mau gak mau Artha jalan ke samping kursi Valdo lalu tanpa aba-aba lagi, Valdo narik pinggul Artha sampai cowo itu terduduk di pangkuannya.
"Pak, nanti bu Aria masuk terus ngeliat kita gini..."
"Sttt ... Panggil saya bubba." Suara Valdo memberat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kontrak {M-preg} (Completed)
Dla nastolatków"wtf, kamu trans tv?!" Pekik cewe yang tadi sempet ngedadahin Artha pas masuk ruangan. "transgender, sayang," koreksi Valdo. "Nah, iya itu maksudnya." "Eh, bukan gitu. Saya cowo tulen, loh ada batangnya." "HAH?! COWO BISA HAMIL?" Cewe itu makin menj...