Kedua orang itu duduk di kursi kantin yang mulai sepi, Gatra sengaja menunggu Bella yang baru selesai mengikuti tes Olimpiade di ruang Leb.
Karna nanti kedua nya akan pulang bersama, Lelaki itu hanya ingin memastikan jika Bella sampai di rumah dengan selamat.
"Hari ini gue minta bareng Samudra, jadi lo bisa balik duluan." Bella menyeruput susu coklat yang sebelum nya di berikan Gatra.
"Maaf ya baru bilang, lo jadi harus nungguin gue gini."
"Tapi ga papa kan? Temenin gue sebentar. Soalnya Samudra masih latihan basket."
Gatra mengangguk samar, meski sejujurnya enggan. Melempar senyum tipis kearah Bella. "Okey."
"Kata anak-anak kemarin Samudra pulang bareng Wendy." Bella berucap, "Beruntung banget ya dia, Gak kaya gue yang kalo mau balik sama Samudra aja harus maksa."
Lelaki itu mematap kearah Bella, apakah Bella tak merasa beruntung bisa dekat dengan nya? Apakah pesona Samudra lebih memikat?
"Trus kemarin Bu Sari nawarin gue jadi guru prifat nya Samudra–"
"Trus lo terimana?"
"Iya dong, sekalian PDKT haha."
Bodoh sekali Gatra menanyakan hal itu pada Bella yang jelas-jelas begitu mencintai Samudra.
"Lo coba cari pacar deh Tra, biar gak nempel terus sama gue. Gue nya juga gak enak sama Samudra. Bisa aja kan sebenernya dia suka sama gue tapi gak enak sama lo?"
Gatra mengangguk samar, meski siapapun seharus nya tau. Jika Samudra tergila-gila oleh adik Thalia.
"Iya." Sahut nya pelan, tak mau memusingkan ucapan Bella.
"Atau gak sama Wendy aja, dia baik kok, manis, lucu, gemesin gitu anak nya. Gue aja nyaman." Bella berucap, menempuk bahu Gatra pelan.
"Eh itu Samudra udah ada." Gadis itu bangkit berdiri, berjalan menghampiri Samudra yang berdiri di luar kantin.
"Duluan ya Tra! Dadah."
Setelah nya Gatra hanya dapat melihat punggung Bella yang kian menjauh. Hingga bener-benar hilang tak terlihat.
Kini, hanya ada ia di kantin yang sepi. Dalam kesendirin karna di tinggal Cinta.
Lelaki itu tertawa hambar, Bella benar-benar membuat nya luka.
~•~
Langkah mungil nya perlahan masuk kedalam ruang Seni, Wendy lelah. Usai mengikuti tes Olimpiade, gadis itu harus bergegas melihat anggota nya latihan–
"Wendy!"
Ia tersentak kaget, menatap mereka yang seakan menunggu nya sejak tadi.
"Kemana aja di hubungin gak bisa."
Wendy tersenyum kikuk, "Gue ikut tes olimpiade dulu tadi, Sorry."
"Kenapa si?" Ia duduk di salah satu kursi yang ada di sana.
"Itu Dy, Ardan kecelakaan–"
"Hah?" Gadis itu kembali berdiri, menatap mereka dengan soror tak percaya.
"Kita udah ngehubungin lo, tapi hendpone nya gak aktif. Semalam Ardan kecelakaan. Gak parah si, cuma kayanya gak bisa buat tampil." Kara menjelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY PETERPAN
Teen FictionSelama ini, Wendy hanya tak suka satu hal. Kehilangan. Entah kehilangan karna perpisahan, atau kematian. kedua nya sama-sama menyakitkan. Namun sejak belia, gadis itu sudah harus merasakan sakit nya kehilangan karna kematian, yang merambat menjadi...