12. Caning Law

477 68 74
                                    

Wanita itu melempar tas nya dengan kasar keatas sofa, memijat kening nya yang terasa pening.

"Kamu bilang dia gak bakal buat malu, tapi ini apa Stela? Bunda malu!"

"Kalo dia gak bisa jawab pertanyaan gampang kaya gitu, mending gak usah ikut sekalian!"

"Cuma numpang nama aja!"

Stela dan Thalia saling lirik tak mengerti, "Dia jawab kok Bund,"

"Iya tapi cuma sekali, selebih nya planga-plongo kaya orang bodoh!" Embun meminum air yang sebelum nya di tuangkan kedalam gelas.

"Bunda malu!"

"Bund–"

"Gak usah kamu bela anak itu Stela, sejak awal dia cuma anak pembawa sial!"

"Lihat, papah kamu meninggal karna siapa? Karna Dia!"

Stela menggeleng tegas, Wendy tak salah. Tak ada yang menginginkan hal itu terjadi. Tak ada yang ingin menjadi Yatim. Gadis itu yakin jika sang adik juga tak ingin kehilangan sosok ayah untuk mereka.

Klek!

Ketiga nya seketika menoleh kearah Wendy yang berjalan memasuki rumah, karna beberapa saat setelah Stela dan Thalia berpamitan pulang.

Pembagian hadiah itu segera di lakukan, dan kini– gadis itu sudah sampai dirumah, dengan kemarahan yang menjadi penyambut nya.

Tangan yang menggenggam medali itu perlahan turun karna terlalu lemas, terlebih saat mata nya melihat raut tak bersahabat milik sang Bunda.

"PUAS KAMU?"

"PUAS KAMU BUAT SAYA MALU? KALO GAK BISA MENDING GAK SUAH IKUT! BIAR SAYA BILANG SAMA GURU KAMU! ANAK BODOH KAYA KAMU EMANG GAK PANTES ADA DI SANA!"

Gadis itu mengerjap, kini ia tau mengapa sejak tadi Bunda nya nampak marah.

Karna Wendy tak bisa menjawab pertanyaan dari soal-soal itu kan? Karna Wendy memilih mengalah pada Bella yang ingin di banggakan papah nya.

"Malam ini tidur di ruang pojok."

"Bunda!" Thalia berseru, menggeleng samar. "Jangan."

"Denger?" Tak memperdulikan seruan Thalia, Wanita itu menatap kearah Wendy yang mengangguk kecil.

"Denger Bunda." Suara Wendy terdengar pelan, seakan tak berbeban.

Tanpa di paksa, gadis itu melangkah kearah Ruang Pojok. Sebuah ruangan kecil berkasur tipis yang di gunakan Embun untuk menghukum anak-anak nya jika bersalah.

Namun sayang, Hanya Wendy yang sering bermalam di sana. Karna selalu ada Maaf atas kesalahan Stela dan Thalia.

"Masuk!"

"Saya akan buka besok pagi," Suara Embun terdengar tegas, seakan tak bisa di pangkas. Mata nya melirik kearah Stela dan Thalia.

"Gak ada yang boleh buka, kasih makan, atau minum. Kalo sampe bunda tau di antara kalian ada yang nolong dia—"

"Kalian bakal tau akibat nya."

Wanita itu menutup pintu kayu yang ada di hadapan nya rapat-rapat, hingga tak ada celah untuk Wendy keluar dari sana.

Bunda maaf.

~•~

Bella masuk kedalam kamar Gatra yang tak terkunci, duduk di pinggir kasur lelaki itu.

Kedua nya memang bertetangga, sudah begitu dekat hingga tak ada lagi kecanggungan yang membatasi mereka.

"Gatra!"

YOU ARE MY PETERPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang