20. White dress

445 61 25
                                    

Sejujurnya Wendy enggan ikut, namun mengingat permohonan Kara pada nya membuat gadis itu merasa segan. Dan pada ahirnya mengiyakan.

Seperi kini, saat gadis itu berdiri canggung di depan rumah besar Gatra. Wendy merasa jika jantung nya berdetak dua kali lipat lebih cepat.

Karna sebelum nya Gatra sudah mengatakan jika di rumah nya ada Sang Mamah.

"Eh udah pulang?" Sapaan yang pertamakali Wendy tangkap usai melewati pintu utama dengan lambang salip yang ada di tengah-tengah daun pintu.

Gadis itu tersenyum tipis saat Laura– Mamah dari Gatra menatap nya.

"Gatra ini siapa? Ya ampun, Cantik nya." Wendy mencium punggung tangan Laura.

"Aku Wendy tante, temen nya A– ka Gatra."

"Oh Wendy," Laura melirik Gatra jahil. "Pantes udah gak ngintilin Bella terus. Udah ada yang baru toh."

"Apa si mah, orang cuma temen." Gatra menyahut, melirik kearah Wendy.

"Ah iya, Aku udah cerita kan kalo aku di pilih jadi Peterpan di eskul teater. Trus Wendy kesini karna dia jadi Wendy–"

"Gimana-gimana?" Laura nampak tak mengerti, "Nama nya Wendy, trus jadi Wendy gitu?"

"Iya tant, aku peranin tokoh Wendy." Wendy menyahut, membuat Laura nampak mengangguk paham.

"Trus?"

"Nah Wendy ini kesini pengen pinjam dress putih mamah, mamah punya kan?"

Laura mengangguk patah-patah. "Oh, ada kok. Yuk ikut tante ke kamar. Biar kamu bisa pilih-pilih sendiri."

"Ga papa tant?" Wendy tampak ragu, melirik kearah Gatra yang mengangguk pelan.

"Gak papa dong, masa sama calon menantu gak boleh." Wanita itu tertawa samar, terlalu senang karna ahirnya Gatra membawa seorang perempuan selain Bella.

"Ngomong-ngomong, udah barapa lama pacaran sama Gatra?"

Wendy menggeleng cepat. "Ah, Aku gak pacaran sama Ka Gatra tant, cuma temen."

"Temen-temen nanti Demen lagi."

Gadis itu tersenyum tipis menanggapi, karna ia memang sudah suka. Meski ratusan kali mencoba menekan perasaan nya.

Laura membuka lemari pakaian milik nya, memperlihatkan beberapa baju mahal yang tergantung rapih di sana.

"Kamu pilih aja, mau yang mana. Yang kira-kira cocok di pake."

"Biar Peterpan kita bisa kelepek-kelepek." Laura melirik kearah Gatra yang berdiri di dekat pintu, seakan takut Wendy hilang dari pengawasan nya.

"Gatra itu jarang bawa cewe kerumah, kalo dia bawa. Berarti orang itu sepesial." Wendy menoleh saat Laura berbisik, wanita itu nampak amat bahagia dengan senyum yang tak kunjung luntur.

"Bisa aja tante hehe." Gadis itu mengusap pipi nya yang terasa panas, tangan nya meraih sebuah Dress putih selutut yang begitu sederhana.

"Aku boleh pinjam ya ini?"

"Gak usah pinjam, buat kamu aja." Laura mengusap rambut Wendy lembut, membuat gadis itu seketika merasa nyaman.

Meski sepertinya, tangan Embun terasa lebih menenangkan. Ah, Wendy jadi rindu sang Bunda.

~•~

Sore ini Embun memilih menghabiskan waktu nya untuk memasak, ayam kecap dengan irisan cabe hijau dan bawang bombay itu ia aduk dalam wajan dengan pelan.

YOU ARE MY PETERPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang