Pagi ini Wendy sudah harus sampai di sekolah, mempersiapkan Drama nya yang akan di tampilkan beberapa jam lagi. Gadis itu sudah mengenakan Dress putih sederhana milik Laura yang kemarin sudah ia pinjam.
Dress selutut yang begitu terlihat cantik di gunakan oleh Wendy, mata nya melirik kearah Gatra yang sudah mengenakan pakain serba hijau dengan topi dan beberapa daun yang membelit tubuh nya. Lelaki itu amat mempesona di mata Wendy.
Ah, cinta memang seperti itu kan? Apa yang terlihat buruk akan tetap baik di mata kita.
"Mau makan dulu?" Tanya Gatra pada Wendy, "Nanti gue beliin di kantin—"
"Engga perlu."
Dan entah mengapa, usai mereka tau jika kedua nya berbeda. Jalinan kedekatan itu kian terasa erat, hingga Wendy merasa seakan jika Gatra memang benar-benar mencintai nya.
Meski terkadang Wendy tak yakin karna lagi-lagi Bella, akan selalu menjadi yang pertama di hati Gatra.
"Dikit lagi mau mulai, siap-siap ya? Beberapa tamu juga udah mulai dateng." Kara berseru, memegang sebuah kertas berisi jadwal pertunjukan.
Karna pentas seni ini bukan hanya menampilkan teater sekolah, namun eskul-eskul seni lainya. Yang bisa di nikmati oleh seluruh wali dan Murid SMA Neverlan.
Terlebih penampilan itu di lakukan di gedung kesenain sekolah, yang bisa menampung hingga seribu penonton.
Wendy mengangguk samar, "Gue boleh keluar sebentar gak?"
"Mau apa? Kita belum pemanasan, nanti juga bakal ngulas dialog lagi." Kara nampak tak setuju.
"Mau cari Eyang, takut nya dia bingung." Ia mencicit, yang mau tak mau membuat Kara menghelanafas pelan.
"Kalo ga boleh ga papa si, tapi kalo lo keluar bisa tolong cari Ka Udra? Suruh dia nemenin Eyang gue."
Kara mengangguk mengiyakan, meminta mereka untuk bergegas latihan.
"Okey, gue hubungin ka Samudra nanti." Ia melempar senyum tipis, menepuk bahu Wendy samar.
"Kita terahir kan?" Citra bertanya. Yang jelas di jawab anggukan kecil oleh mereka.
Di susul suara MC yang terdengar menyapa, pertanda Acara itu sudah di mulai.
~•~
Samudra menggandeng lengan Putri yang berjalan di samping nya, melangkah pelan kearah ruang teater yang sudah begitu terlihat penuh.
"Eyang mau duduk di mana?"
"Di samping kamu." Jawab Putri, membuat Samudra mengangguk samar setelah melirik Bella yang mengangguk mengiyakan.
Ketiga nya duduk di bangku yang sudah di sediakan, beruntung bangku nya tak penuh. Masih ada beberapa yang tersisa untuk mereka.
"Itu Wendy!" Putri menunjuk seorang gadis berdress putih yang berdiri di atas pangungg. Karna ia memang datang terlambat.
Wajah Gatra sebagai Peterpan nampak merah padam karna tercekik oleh bajak laut bernama kapten Hook di atas panggung, lelaki itu sudah pasrah jika kisah mereka memang berahir duka.
"Wendy tidak mencintai mu Pan! Dia akan pergi peninggalkan lelaki tak punya perasaan seperti dirimu!"
"Kau tidak sempurna! Tidak bisa merasakan apa itu cinta!"
"Kau mati sendiri, dan tak di cintai." Bajak laut itu berujar penuh penekanan. "Seperti diriku,"
Paterpan menoleh kearah Wendy yang tengah berdiri di samping nya, di tahan oleh para awak kapal berbadan gempal agar tak dapat menolong nya, beralih pada Michel dan Jhon. kedua adik Wendy yang ikut bersamanya ke Neverlan. Lalu anak-anak yang ia bawa karna mati, jatuh dari kereta.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY PETERPAN
Fiksi RemajaSelama ini, Wendy hanya tak suka satu hal. Kehilangan. Entah kehilangan karna perpisahan, atau kematian. kedua nya sama-sama menyakitkan. Namun sejak belia, gadis itu sudah harus merasakan sakit nya kehilangan karna kematian, yang merambat menjadi...