Hujan turun dengan derasnya seperti biasa, udara menjadi dingin dan berangin, semua orang yang tadinya dalam perjalanan pulang memilih berteduh di beberapa tempat teduh dan itulah yang kini (Name) lakukan.
Berteduh di sebuah halte sendirian karena ia lupa untuk melihat ramalan cuaca hari ini. Sialnya kini ia juga sedang di luar kota, lebih tepatnya di Shibuya. Dengan santai ia buka bukunya dan menulis beberapa kata indah di sana berniat menjadikan kalimat itu sebagai tema buku barunya nanti.
"Sedang menulis ide juga?"
Sebuah suara merdu terdengar di sampingnya, hanya berjarak sekitar tiga bangku tampak sosok seorang pria berbaju terkesan tradisional duduk sambil memegang sebuah buku. Rambut coklat nya yang lembut terlihat sedikit basah begitu juga dengan bajunya juga jangan lupakan pupil mata hijaunya yang indah menatap (Name) ramah.
"Sepertinya anda juga ya"
(Name) tersenyum kemudian menutup bukunya dengan lembut sambil melanjutkan kata katanya.
"Yumeno Gentaro"
Gentaro terkekeh lalu menutup bukunya juga dan menghampiri (Name) lalu duduk di sampingnya.
"Sedang terjebak suatu konflik huh?" Tebak Gentaro.
"Hm begitulah, dan konflik itu adalah hujan ini" canda (Name).
"Hah.. Begitu ya, jadi kapan buku barumu akan keluar? Buku ku sudah hampir selesai loh" ucap Gentaro dengan tatapan percaya diri.
"Demo Uso Desu yo ne?" Bukan Gentaro tapi name lah yang mengucapkan itu, ia tahu dan bisa menebak hak itu dengan mudah.
"He.. seperti biasa hanya kau satu satunya orang yang tak bisa ku bohongi, dan mungkin itu alasannya aku merasa dirimu spesial" gerutu Gentaro dengan kalimat akhir ia kecilkan.
"Berusahalah lebih" ucap (Name).
"Huh.. kau tak tahu sebesaraap usaha yang sudah ku lakukan (Name)-sensei, saking besar dan giatnya aku berusaha sekarang Daisu Sudah tidak berjudi lagi kau tahu?" Gentaro memasang wajah lelah dengan helaan nafas.
"Bohong, kau tidak berusaha tapi berdoa dan Daisu bukan berhenti berjudi malah semakin menjadi"
"Yah tertebak lagi"
"Sudah ku bilang berusahalah lebih, nah aku pergi dulu" belum sempat ia beranjak Gentaro menarik tanganya.
"A-apa.. kau akan berkunjung lagi?" Tanya Gentaro karena ia tahu (Name) sedang dalam perjalanan berkeliling kota untuk suatu 'hal' yang tak ia ketahui dan entah mengapa rasanya begitu 'hal' yang (Name) cari sudah didapatkan nantinya sepertinya wanita itu akan menghilang dan pergi meninggalkan nya, Gentaro tak mau itu terjadi.
(Name) hanya tersenyum dan berkata akan sesegera mungkin kembali ke kota itu lalu akhirnya ia pergi melintasi hujan kemudian menghilang.
.
.
.
.
."Korban tetap masih tak mau mengatakan apa pun" ucap Jakurai lewat sebuah telepon.
"Ini benar benar sulit..." Gerutu Hitoya "hoy di mana bocah itu?" Tanya nya ke arah Jyushi salah satu anggota BAT sama seperti nya.
"(Name)-sama tadi pamit pergi ke luar Hitoya-san.." ucapnya memanggil (Name) dengan embel embel 'sama'.
"He benarkah? Aku tak sabar informasi apa lagi yang akan ia ungkap ke kota saat kembali nantinya" sahut seorang pemuda berambut merah yang dikenal sebagai Kouko sang leader BAT.
Penyelidikan sudah berlanjut 2 hari dan banyak petunjuk yang mereka dapatkan mulai dari cara sang pelaku melakukan penyerangan sampai beberapa barang bukti berupa jejak spatu sampai sidik jari dan sebercak darah dari semua TKP, dan 79% itu terkumpul karena pemikiran (Name).
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey I want peace! [Slow Update]
Fiksi Penggemar(Name) (Last name) adalah seorang penulis sekaligus seorang mangaka yang cukup terkenal tapi cukup menutup diri, karena beberapa hal ia tak menyukai suatu keributan sampai suatu alasan memaksanya untuk keluar dari dalam wilayah ternyaman nya dan ber...