awal

358 67 1
                                    


"Huh.. lapar..." Ucap (Name) berbaring di kasur dengan buku yang baru ia beli di tangan kirinya.

"Aku pesan makanan aja kali ya- eh bentar kan tadi aku belanja! Lumayan tuh buat masak nasi goreng!- eh engak aku kan punya ind*mie!" Ucap (name) berbinar membayangkan sebuah mi goreng lengkap dengan telur mata sapi dan terbalut indah oleh bumbu bawang goreng yang renyah dan enak, (name) menyukai bawang goreng tapi bukan bawang goreng yang di goreng di atas wajan sendiri melainkan bawang goreng instan.

"Kuy lah! Mie instan aku datang!" Ucap name dengan senyum lembut dan berjalan kalem ke arah dapur tapi dirinya yang asli sudah menari nari di dalam batinnya sambil berteriak 'mi goreng!' dengan nada khas seorang Min*on mengangkat sebuah pisang.

Belum sempat tangan nya menyetuh pujaan hatinya itu bel apartemen di tekan dengan perlahan 'siapa yang berani menggangu waktu pribadi ku dengan my mie goreng?' batin (name) siap melaempar panci kalau yang datang bukan tamu yang terlalu penting.

Bel masih di tekan dengan beberapa dekit jeda menandakan sang tamu tak ingin terlalu menganggu penghuni apartemen itu. Pintu di buka dengan (name) yang sudah memasang senyum khasnya seperti biasa.

Cklek-

Tampak sosok tiga orang pemuda berambut hitam berdiri di depan nya, salah satu dari mereka kemudian tersenyum "ah maaf mengangu waktu anda, kebetulan kami ada sedikit makanan untuk-" dua di antaranya kemudian mengubah ekspresi nya kala melihat siapa yang membuka pintu.

"Anda/kau?!" Ucap Ichiro dan Saburo bersamaan sedangkan Jiro malah bingung.

"Ah kalian.. anak yang tadi siang, dan pemuda yang di toko buku tadi rupanya!" Ucap (name) berpura-pura tak mengetahui nama para pemuda bermarga Yamada itu.

"Loh Ichi-ni pernah bertemu denganya?" Tanya Saburo menengok ke Ichiro.

"Daripada itu kau juga?" Ichiro balik bertanya.

"Hah?" Sedangkan Jiro hanya berusaha masih memahami situasi, berusalah nak.

Melihat reaksi mereka (Name) hanya tersenyum ramah seperti biasanya membuat semua pemuda itu akhirnya berhenti bertanya-tanya dan langsung mengucapkan maaf serta tujuan mereka kemari.

"Sebagai tetangga baru, kami ingin memberikan anda beberapa makanan. Angap saja ini sebagai hadiah perkenalan dan..." Ucapan Ichiro menggantung. 'soal buku yang tadi siang juga sih...' lanjutnya dalam hati.

"Tak apa, terimakasih ya kebentulan aku juga tadi sedang ada rencana ingin memasak. Kalian datang di saat yang tepat!" Ucap (name) lagi lagi mengetahui maksud Ichiro.

Ichiro di buat terdiam oleh perkataan wanita di depanya itu 'dia tidak benar benar bisa baca pikiran kan?' batin sang kakak tertua Yamada.

"Ah iya panggil saja saya (name) salam kenal ya, semoga kita bisa menjadi tetangga yang baik" (name) memperkenalkan diri.

"Ah iya, saya Yamada Ichiro dan ini kedua adik saya"

"Yamada Jiro, salam kenal" ucap Jiro.

"Yamada Saburo desu" sahut Saburo.

"Senang bertemu kalian" (name) tersenyum.

Buster Bros adalah sebuah grup rap berisikan ketiga pemuda bermarga Yamada yang mengwakili kota Ikebokuro dlaam pertandingan division rap battel.

Nama mereka cukup terkenal di kalangan anak anak muda, si kakak tertua Yamada Ichiro adalah seorang pemuda berumur 19 tahun yang membuka sebuah toko di Ikebokuro yang menyediakan lanyanan jasa entah itu mencari informasi atau hanya sekedar di minta mencari suatu barang. Memiliki sikap rajin dan baik hati belum lagi pintar mengurus urusan rumah membuatnya masuk daftar list menantu dan calon idaman bagi semua ibu dan anak perempuan yang seumuran dengannya. Dia juga seorang vvibu sejati.

(Author aja terpanah:v-plak!)

Si adik pertama, Yamada Jiro. Pintar dalam bidang olahraga dan ketangkasan membuatnya menjadi mudah di andalkan saat turung adu fisik di lapangan. Sama seperti kakanya ia juga suka hal hal berbau anime dan manga, yup dia wibu.

Lalu adik bungsu, Yamada Saburo. Tak terlalu kuat seperti kedua kakaknya tapi pintar dalam bidang komputer dan mencari informasi lewat jejaring media biasa sampai dark web. Mulutnya yang pedas membuatnya sedikit susah bergaul, belum lagi dia tidak menyukai hal hal berbauh anime tapi tetap menghormati kegemaran kakak kakanya- ralat yang di sukai Ichiro saja.

Sebuah kare lezat kemudian diterima (Name), aromanya bahkan cukup untuk membuat perut wanita itu kembali bergemuruh lapar beruntung tidak sampai mengeluarkan suara.

"Sekali lagi terimakasih" ucap (name) sedikit membungkuk.

"Ah tak- apa apa!" Jawab Ichiro.

Merasa sebuah tatapan aneh akhirnya pandangan (name) segera beralih ke si bungsu Yamada, tampak dengan jelas anak itu memandang name curiga seakan akan ia berpikir (name) itu aneh.

' wanita ini aneh, kalau cuman bertemu denganku maka aku bisa mengatakan itu sebuah kebetulan, tapi dia juga bertemu Ichi-ni bahkan sekarang ia tinggal di apartemen samping kami' batin Saburo yang berhasil di tebak (name) dengan mudah.

"Hey apa kau sendirian? Bagaimana kalau makan malam bersama kami?" Ucap Jiro membuyarkan pikiran Saburo dan (name) yang tengah berpikir.

'bakajiro! Apa yang kau lakukan?!' batin Saburo memandang Jiro kesal.

"Ah benar juga, apa kau keberatan (name)-san?"

"Hm.. bagaimana ya.. sebenarnya aku agak sibuk sih.." (name)

"Ah begitu ya-"

"Bercanda! Aku sangat luang saat ini tapi tidak yakin untuk jam 12 nanti malam" ucap (Name).

"Kenapa?" Tanya Jiro.

"Ada deh" ucap (name) tersenyum.

Tbc-

--------------------------------------
-------------------
Hey yo semuanya~
Welcome ^_^

Btw semoga kalian menikmati book fanfik yang ku buat ini ya, ah iya book ini ku usahakan up sekali sehari alias setiap hari. Kalau gak up berarti aku lagi sibuk dan gak bisa mengumumkan pemberitahuan Hiatus, tapi tenang habis Hiatus ku usahakan doubel up!

And.. jangan kaku sama saya karena gini gini ku juga manusia bobrok kek kalian-/plak!

Saburo:"meresahkan"

Hehe sekian terimakunikida-/plak!

Sampai jumpa~

Hey I want peace! [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang