bungkam

167 31 0
                                    

Pagi itu semuanya tampak sangat biasa saja baginya, ia langkahkan kakinya menyisiri sepanjang jalan perkotaan itu hingga pupil matanya menemukan sebuah cafe yang terletak tak jauh dari dirinya.

Karena memang ingin mencicipi suatu kopi dan untuk sekedar duduk duduk menulis akhirnya (Name) masuk ke dalam sana, ia duduk di meja dan meletakkan barang bawaannya yang tak terlalu banyak lalu mulai memesan beberapa makanan di dalam menu.

"Ah iya saya pesan teh dan-" ucapannya terhenti saat tangannya dan pelayan itu saling bersentuhan sehingga memaksa mereka untuk saling menatap satu sama lain, kaget adalah mimik pertama yang mereka keluarkan sebelum akhirnya (Name) dengan cepat cepat menarik tanganya dan hendak mengemasi barang barangnya namun segera di tahan oleh pemuda itu.

"Mengapa kau pergi (Name)?" Ucapnya lembut seakan benar benar tak ingin menakuti perempuan di depannya itu.

"Jyushi... Maaf tapi-" tolak (name) senormal mungkin namun sepertinya kini matanya tengah berkaca kaca entah karena apa.

"Kalau kau dalam masalah kau bisa membaginya dengan ku, Kouko, Hitoya-san dan yang lainya" ucap Jyushi dengan mimik wajah kawatir "apa kau tahu betapa kawatir nya kami semua saat kau melawan bawahan Chuoku sendirian hingga terluka dan kemudian menghilang begitu saja?!"

"Jyushi.. aku punya suatu alasan untuk itu-"

"Apa alasan itu sebegitu pentingnya hingga kau meninggalkan kami semua dalam kekawatiran?" (Name) mengangguk tanda itu benar namun kalimat selanjutnya dari Jyushi berhasil membuatnya kembali terkejut.

"kalau begitu kami akan menghancurkan alasan itu"

"Apa maksud mu-"

"Amayado-san, Jakurai-sensei, dan Riou-san menceritakan secara garis besar semua masa lalu mu yang mereka tahu pada kami"

"Begitu ya.. jadi kalian sudah tahu.."

"J-jujur aku dan yang lainnya cukup terkejut, tapi jangan kawatir kami semua tak akan marah pada mu jadi kembali la-"

"Apa kalian sedang mengasihani ku sekarang?" Ucap (Name) menunduk, ia benci di kasihani bahkan apa bila mespi orang itu adalah orang terdekatnya ia rasanya akan sangat muak dan ingin segera menghilangkan masa lalunya sendiri.

"B-bukan begitu maksud ku! Meskipun kami tak mengetahui masa lalu mu kami tetap tak akan membencimu!"

"Kenapa?"

"Karena (Name) adalah orang yang berarti bagi kami" mata (Name) membulat sebelum akhirnya ia kembali bertanya namun segera di potong oleh seseorang.

"Yang di katakan Jyushi benar, apa pun keadaanmu kau adalah orang yang berarti bagi kami" Kouko berdiri dari sebuah meja yang terletak tak jauh dari mereka, beruntung para pengunjung cafe itu sedikit sehingga ia bisa leluasa menguping pembicaraan kedua orang itu.

"Kenapa?" Hanya itulah kata yang dapat kau keluarkan sebelum akhirnya dirimu menunduk lebih dalam dengan perasaan yang bercampur aduk.

"Kembali lah"

"Tak apa meskipun setelah apa yang ku perbuat?"

"Tentu saja" jawab Kouko.

.
.
.
.
.
.

Malam telah tiba tampak ke3 orang itu berdiri di pinggir stasiun kereta menunggu jemputan mereka, Kouko dan (Name) terpaksa menunggu jam kerja sampingan Jyushi selesai awalnya (Name) penasaran kenapa Jyushi bisa ada di cafe itu dan Jyushi menjawab kalau temanya lah yang meminta tolong padanya untuk mengantikan shift nya di karenakan ia sakit.

Sebuah mobil berhenti di depan mereka tampak Hitoya keluar dari sana dan terkejut saat melihat (Name) juga berada bersama dengan Kouko dan Jyushi.

"(Name)?! Dasar dari mana saja kau?!" Mendengar bentakan itu (Name) siap kembali menunduk kan wajahnya kalau saja sebuah pertanyaan selanjutnya tak kembali membuatnya tersentak.

"Apa kau baik baik saja huh? Bagaimana luka mu?" Ucap hitoya sedikit menurunkan nada suaranya dan mendekat ke arah mereka, (Name) hanya menggeleng lalu Hitoya mempersilahkan mereka masuk serta bertanya beberapa pertanyaan seputar hari mereka tanpa menyinggung tentang hal hal yang sudah lalu dan itu membuat (Name) nyaman.

Melihat senyuman tipis di bibir name diam diam semua member BAT itu menghela nafas lega dan senang akhirnya dapat kembali bertemu dengan nya. Mobil melaju dan akhirnya berhenti di sebuah restoran, Hitoya berkata ia belum makan malam jadi ia akan mentraktir mereka beberapa makanan enak dan tentu semuanya bersorak senang kapan lagi si Hotman Paris kw itu akan rela mengeluarkan uangnya untuk mereka, sedangkan diam diam Hitoya dan Kouko tahu kalau itu wujud perayaan atas kembalinya mereka bertemu dengan (Name).

Makan malam selesai dengan beberapa canda tawa di antara mereka hingga larut dan mereka akhirnya harus pulang, Kouko berkata bagaimana kalau mereka menginap di rumah nya saja dan semuanya setuju kecuali (Name) yang merasa tak enak tapi tak bisa menolak karena lokasi mereka kini sedang ada di Nagoya bukan Shibuya.

Butuh beberapa menit sampai akhirnya mereka tiba di rumah Kouko yang juga berdekatan dengan sebuah kuil milik keluarganya itu, ayah Kouko yang awalnya hendak menceramahi anak semata wayangnya itu kemudian bungkam saat melihat (Name).

Keheningan terjadi beberapa saat sebelum ayah Kouko akhirnya memeluk (Name) sangat erat dan terisak, sontak semua orang yang ada di sana terkejut bahkan (Name) sendiri sampai akhirnya sebuah kalimat berhasil membuatnya ikut terisak dan memeluk pria paruh baya itu.

"Tak ku sangka aku bisa melihat mu lagi... Bagaimana kabarmu nak Khana? Ini paman, paman yang dulu sering menghampiri mu di toko buku dan mengajarimu cara membaca dan berdoa"

"P-paman? *Hiks ini benar paman?!"

"Iya nak, setelah kau menghilang ibu mu kemudian juga ikut menghilang bersama dengan adikmu, paman kira kalian pindah dan tak akan pernah kembali maka dari itu paman kawatir ibu mu menyiksa mu bahkan paman sebelumnya berencana akan mengadopsi mu sayangnya paman terlambat" momen haru itu kemudian hanya di isi beberapa isakan memilukan dari keduanya, Kouko yang baru pertama kali melihat ayahnya menangis hanya terdiam kemudian menyarankan mereka semua untuk duduk sembari membicarakan masa lalu mereka sedangkan member BAT akan menyiapkan kamar untuk (Name).

"Nah nak Khana paman berharap tinggallah di sini, angap saja rumah sendiri" tawar ayah Kouko setelah mendengar beberapa masa lalu (Name) saat ia menghilang.

"Tidak paman, saya tidak bisa.. masih ada yang harus saya tuntaskan, dan masih ada adik saya yang harus saya cari.." ucap (Name) mengusap air matanya.

"Begitu ya.. kalau begitu malam ini menginaplah setidaknya sampai besok siang, hari sudah malam dan tak baik untuk mu pulang sendirian"

"Baik paman, dan mohon untuk sekarang nama saya (Name) bukan Khana, Khana adalah masa lalu saya sedangkan (Name) adalah diri saya sekarang jadi mohon di ganti apa bila bisa.."

"(Name) ya.. terdengar bagus, baiklah nak (Name) mulai sekarang pintu rumah ini akan terus terbuka kapan pun bila kau berkunjung jadi jangan sungkan-sungkan untuk kemari- meskipun putraku sedikit nakal dia itu anak yang baik" ucap ayah Kouko.

"Otousan!!!" Teriak sang anak yang sedang berada tak jauh dari mereka dan itu mengundang gelak tawa dari Jyushi dan Hitoya.

"Psst Hitoya-san apa tak apa kita tak memberi tahu divisi yang lainya kalau (name) bersama kita?" Tanya Jyushi.

"Biarkan saja, kita nikmati dulu waktu menyenangkan ini toh besok kita akan bertemu mereka"

To be continued

=============================

Btw author gak tahu ya sebenarnya Kouko manggil bapaknya siapa sedangkan kalian tahulah ya kalau panggilan ayah di bahasa Jepang tuh banyak makanya author pilih aja otousan biar lebih enak dan mudah di pahami.

And tebak siapa yg ulang tahun hari ini? Yes! It me! Beda 3 hari sama Saburo-kun! BUAHAHAHA!!

Saburo:"kok aku gak senang ya"

Oke see you next chapter!

Next:run away!

Hey I want peace! [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang