ambisi

150 32 4
                                    


Suasana menjadi kembali hening saat mengingat apa saja yg sudah mereka ketahui tentang (name). Seorang gadis yang tak mengenal apa itu namanya kebahagiaan semasa kecil hingga menghabiskan setengah masa remajanya di medan perang.

Pintu ruangan itu kemudian terbuka hingga berhasil mencuri semua perhatian semua orang di ruangan, Hitoya masuk terlebih dahulu baru di susul Kouko sedangkan Jyushi barulah (Name).

"Oy, Ichiro! Lihat siapa yang kutemui!!" ucap Kouko dengan senyum khasnya yang sedikit menyebalkan.

""(Name)?!""

Semua yang ada di ruangan kemudian berdiri dari duduknya dengan serentak kecuali Rei walau ia juga sama terkejutnya.

(Name) hanya diam dengan tersenyum kikuk.

"Lama tak jumpa semuanya-"

Namun alih alih mendapatkan jawaban sebuah pelukan menerjangnya begitu saja. Sasara memeluknya bersamaan dengan rosho yang segera mendekati (Name).

"S-sasara Kun!" Ucap (Name) kaget.

"Huwa dari mana saja kau (name)! Jangan buat orang kawatir!! Nanti kalau kau tak ada siapa yang akan meminum minuman dingin bersama ku!!"

"Ya ampun (Name), dari mana saja kau? Apa kau baik baik saja kan? Kau makan 3 kali sehari kan? Kau tidak terluka lagi kan? Jawab pertanyaan ku dengan jujur" ucap Rosho memperhatikan dari ujung rambut hingga ujung kaki.

"Hey dia cuman habis kabur dari kita bukan kembali dari marabahaya!" Sahut Rei mulai beranjak dan mengelus Surai (Name) "nah senang melihatmu kembali, nak" ucapnya.

(Name) hanya tersenyum namun sorot matanya tak sehangat biasanya.

"Maaf, apa.. kalian tak membenciku?"

"Apa maksud mu?! Tentu saja tidak! Meskipun awalnya akmi kesal sih dengan tidakanmu itu!" Grutu Jiro dan di anguki Ichiro, Kouko, Jyushi dan Hitoya.

"Mau bagaimana pun kau melakukannya karena terpaksa, jadi kami tak akan membencimu" kini Rosho yang berkata demikian di anguki Sasara, Rei dan Saburo.

"Kau begitu...sekarang aku boleh pergi?"

Mendengar itu semua orang langsung kembali bertanya.

"Kenapa kau berkata begitu?! Tidak! Tidak boleh kau tahu kan Chouko sedang mengincar mu?!" Protes Kouko.

"Itu benar (Name), meskipun kau sudah menyerang kami tapi dirimu tetaplah teman kami jadi sudah jadi hak kami melindungi mu" sahut Ichiro namun nadanya tak sekeras Jiro.

"(Name)-chan jangan membahayakan dirimu sendiri, lebih baik kau bersembunyi dan-"

"Tak ada yang akan di lindungi begitu juga bersembunyi" tolak (Name) tanpa membentak tapi dapat di dengar semua orang di ruangan, sedangkan Sasara, orang yang ia potong omongannya hanya terdiam.

Ah kini Sasara baru ingat beginilah (Name), orang yang selalu lebih menyukai kesendirian bahkan dalam memilkul bebanya sendiri. Entah sejak kapan Sasara mulai terpukau dengan kekokohan diri (Name), entah saya ia pertama kali bertemu dengannya saat masih kecil di pinggir jalanan kota atau saat pertama kali bertemu 2 tahun lalu karena di kenalkan oleh Rei. Tapi yang pasti dari semua orang yang pernah ia temui tidak ada orang sekokoh dan berambisi seperti (Name).

"Name, aku mengerti kemauan mu tapi ini tidak lah semudah yang kau bahkan kita bayangkan. Chouko punya sesuatu yang lebih besar ketimbang yang saat ini kita ketahui, akan sangat beresiko bila kita melawan mereka" Rei berpendapat.

"Bukan kita, tapi sepertinya hanya aku" ucap (Name).

.
.
.
.

Sebuah mobil melaju dengan cukup pelan. Tampak jakurai sang pengemudi terlihat sangat fokus melihat ke depan sedangkan Hifumi entah mengapa merenung menatap pemandangan lewat jendela mobil, melihat itu Doppo kemudian bertanya karena kawatir.

Hey I want peace! [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang