"(Name)!!""Sayonara, paman Rei"
Batu batu punjatuh menimpa mulut gua itu dengan bertubi-tubi hingga tak terlihat lagi secercah cahaya dari kedua sisinya. Ichijiku tampak sangat puas dengan pilihan yang telah di buat gadis kecil itu sungguh tak ia sangka (Name) akan menyerahkan dirinya sendiri.
.
.
.
.Pintu lift pun terbuka derap kaki memenuhi sepanjang lorong itu, matahari bersinar terang di luar dengan sosok seorang anak laki laki yang tampak berlarian dan memandangi taman. Anak laki laki itu menengok ke arah jendela lorong panjang terbuka dan terjadilah eye contact antara dia dan seorang gadis yang berambut coklat.
"Anak perempuan? Apa dia anak teman ibu ya?" Gumam anak bersurai biru itu.
.
.
.
.
.
.
.Pintu kemudian terbuka tampak seorang perempuan berambut biru panjang duduk di sebuah kursi dengan meja di depannya menatap (Name) datar tapi kemudian segera tersenyum.
"Kami kembali membawa dua buah mic yang anda mau Otome-sama" ichijiku memberi hormat.
"Hanya dua? Di mana satu lagi?" Tanya Otome.
"Kurasa.. sudah hancur, maafkan saya" ucap ichijiku.
Jeda di ambil beberapa detik sampai Otome pun berkata itu bukan salah Ichijiku karena yang juga menyerang lab itu bukan hanya dari Chuoku saja tapi beberapa pihak lainya.
Matanya kemudian meneliti setiap inci sosok (Name) kecil dan kemudian meminta untuk yang lainya keluar hingga meninggalkan kedua orang itu sendirian.
"Jadi kau anak yang telah menjadi pemilik mic no 766 huh?" (Name) hanya mengangguk.
"Kau berumur 13 tahun ya? 6 tahun lebih tua dari anak ku" ucap nya membuat (name) membulatkan matanya kaget bagaimana bisa orang itu tahu umur aslinya yang bahkan Rei sendiri hanya mengetahui kalau umur name 11 tahun.
"Kau memang tampak seperti anak umur 11 tahun tapi sayang sekali usiamu bisa ku perkirakan 13 tahun, melihat tidak adanya tanggal lahir dan umur pasti usiamu bisa ku simpulkan juga kau anak di luar nikah dan tak terurus" ucap Otome membuat (Name) diam diam sebal.
Melihat raut wajah kesal dengan mulut terdiam dari gadis yang kini berstatus tahanannya itu Otome kemudian melanjutkan kata katanya.
"kau anak yang pendiam ya sangat berbeda dengan-"
Kriek- Brak!
Dorongan pada sebuah pintu yang cukup kencang terdengar hingga mengalihkan kedua perhatian mereka, seorang anak bersurai biru masuk dengan memanggil ibunya.
"Ibunda! Apa dia teman baruku?!" Ucap anak yang sedari tadi menguping dan menyimpulkan kalau (Name) bukanlah anak dari teman ibundanya itu.
'kalau bukan teman partner bisnis pasti dia adalah calon teman baruku!'
Otome yang mendengar ucapan sang anak kemudian sedikit panik, bagaimana caranya ia mengatakan kepada anaknya kalau (Name) adalah seorang tahanan eksperimen? bisa bisa anaknya malah akan jauh penasaran dengan arti kata mengerikan itu, Ichijiku yang baru saja masuk dan mengetahui situasinya memasang wajah tak jauh berbeda dengan Otome bahkan jauh lebih terlihat panik.
Namun kepanikan Otome seketika buyar saat sebuah ide cemerlang muncul di benaknya "ya mulai sekarang ia adalah temanmu Daisu, bermainlah dengannya selama yang kau mau" mendengar itu keduanya kemudian terkejut, (Name) tampak tertekan sedangkan Daisu tampak sangat gembira. Tanpa pikir panjang anak itu segera menghampiri ibunya dan menciumnya sesaat sembari mengucapkan terimakasih lalu menarik tangan (Name) dan mereka kemudian berlari ke luar meninggalkan Ichijiku dan Otome yang mematung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey I want peace! [Slow Update]
Fanfiction(Name) (Last name) adalah seorang penulis sekaligus seorang mangaka yang cukup terkenal tapi cukup menutup diri, karena beberapa hal ia tak menyukai suatu keributan sampai suatu alasan memaksanya untuk keluar dari dalam wilayah ternyaman nya dan ber...