bukan

407 78 1
                                    


Tas dan koper ia letakan di dalam apartemen nya, tidak luas maupun mewah tapi cukup untuknya menetap sementara di kota Ikebokuro "beres beresnya besok aja dah, mau ke toko buku kayaknya lumayan" ucap (Name).

Dan di sinilah ia berada, sebuah toko buku lengkap dengan beberapa toko dan ruko yang menyediakan berbagai macam barang yang dapat membuat jiwa wibu dan kutu buku bergetar. Ia langkahkan masuk kakinya ke dalam dan segera melengang menyusuri setiap tak demi rak agar bisa menemukan buku incarannya "oh ketemu!"

Tampak buku dengan sampul merah dan abu abu terpampang di depanya, itu dalah buku karya ke 4 milik (name) yang kini sedang gencar di buru dan dapatkan oleh para pembacanya sehingga sang pencipta nya saja sulit untuk sekedar iseng membeli buku itu di toko atau tempat jual buku.

Bukan narsis (name) hanya ingin merasakan sensasi menjadi 'pembaca' atau fans nya, karena dia selalu bertanya-tanya apa sih yang di sukai fans nya dari karyanya padahal mah itu buku gak begitu menarik menurut (name) dan menurutnya cara satu satunya menjawab pertanyaannya adalah berpura pura menjadi fans nya sendiri, hitung hitung gabut.

Detik itu juga saat ia merentangkan tangannya untuk mengambil buku yang tersisa secara tak sengaja seorang pemuda juga tengah berusaha hendak mengambil buku itu sehingga membuat mereka saling bertatapan selama beberapa saat.

"Ah maaf"

"Ah iya.. anu mau beli buku ini?" Tanya (name) dan pemuda itu lantas seperti tak yakin.

'ah matanya.. Yamada Ichiro ya' batin (name) peka.

'ah bagaimana ini, sepertinya dia juga mengincar buku itu. Kalau ku rebut gak enak tapi aku dan Jiro juga sangat menginginkan buku limited edition itu' batin Ichiro bimbang.

Merasa tahu dengan apa yang di pikirkan pemuda bermarga Yamada itu (name) dengan senyum misterius mempersilahkan nya untuk mengambil buku itu.

"Kalau begitu silahkan"

"A-apa?! Benarkah boleh?"

"Tentu, kelihatannya kau sangat menginginkan ini jadi kenapa tidak?"

"Ah terimakasih!" Kemudian Ichiro tersenyum senang dan mengambil buku itu lalu melenggang pergi ke kasir.

(Name) yang melihat itu hanya tersenyum geli bak melihat seorang adik yang senang karena kakaknya mau mengalah 'adik ya..' batin (name) teringat sesuatu, suatu hal yang terlah mengiring nya sampai ke tempat ini.

Merasa sedikit sebal karena bukunya diberikan ke pada Ichiro akhirnya ia memilih mengambil buku yang ada di samping rak bukunya yang tak kalah populer dari miliknya. Sebuah buku misteri yang juga sangat di minati kalangan para pembaca akhir akhir ini, ya itu adalah buku karya penulis bernama pena PHANTOM.

Setelah itu ia kemudian berjalan ke arah kasir dan menemukan Ichiro yang masih mematung di sana "kenapa dia?" Gumam (name) lalu menghampirinya.

Dan ternyata Ichiro sedang kesusahan karena uang yang patungan yang rencananya ia terima dari jiro tadi ternyata lupa ia tagih sehingga uangnya kini kurang.

(Name) menghela nafas sesaat sebelum akhirnya ia meletakan bukunya di atas buku Ichiro "aku beli dua duanya" mendengar hal itu Ichiro terkejut tapi kemudian ia tertunduk pasrah.

Setelah mendapatkan apa yang ia inginkan (name) kemudian tersenyum "hey kemarilah" panggil (name) ke arah Ichiro "untuk mu" lanjutnya.

"Ha?! Maksudnya?"

"Aku tahu kau menginginkannya"

Tapi belum sempat buku itu di terima Ichiro menolak.

"Tidak terimakasih, kalau aku tak bisa mendapatkan nya hari ini maka aku masih bisa mendapatkan nya lain hari" ucapnya tak mau menerima bantuan atau barang dari orang asing, ia masih punya harga diri dan bisa membeli barang itu dengan usahanya sendiri tanpa harus meminta kepada orang lain "aku tak terlalu menginginkan buku itu jadi jangan kawatir" ucap Ichiro bohong.

Mendengar kata kata itu mata (name) membulat lalu sebuah senyum mengembang di wajahnya "kau rupanya orang yang tangguh.. ma.. tapi aku tahu kau bohong sih di akhir kalimat" tebak (name) membuat Ichiro kaget.

"I-itu"

'sial kenapa aku gugup!' batin Ichiro panik.

"Ngomong ngomong kalimat mu tadi lumayan" (name) mengeluarkan bukunya dan menulis kalimat Ichiro secara rinci di sana untuk di masukan ke buku barunya yang akan ia buat.

"Jadi angap saja ini bayaran atas rasa terimakasih ku karena kau sudah menunjukan ku kalimat yang menarik" (name) lalu memberikan buku itu dan melengang pergi sebelum akhirnya Ichiro memanggilnya.

"Tunggu-! Setidaknya aku tak bisa menerima barang ini secara gerati jadi terimalah uang ini meskipun tak sebanding tapi-"

"Kalau itu membuatmu lega maka akan ku terima, berharap lah suatu hari kita bisa bertemu lagi, kalau begitu sampai jumpa tuan yang ku tak tahu namanya" kemudian (name) pergi dengan tersenyum ke arah Ichiro sekilas membuat rona merah pada pipi pemuda berusia 19 tahun itu.

"Eh tu-" belum sempat Ichiro ingin memperkenalkan diri sosok wanita berambut coklat tadi sudah pergi meninggalkan kesan yang mendalam bagi pemuda itu "dia.. seakan akan bisa membaca pikiran ku.." ucap Ichiro menutup setengah wajahnya dengan tangan untuk menutupi sedikit rona merah akibat tersipu.

"dia tidak benar benar bisa membaca pikiran orang lain kan?"

Tbc-

Hey I want peace! [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang