(note: kalau ada suatu typo atau kalimat yang tak enak di baca author mohon maaf soalnya author ngejar waktu)
Hembusan nafas malam yang menusuk terbang mengelus wajahnya dengan pelan, malam ini malam yang telah ia rencanakan sejak beberapa Minggu lalu. Ia tahu ia naif dan bodoh bahkan hampir tak memiliki suatu dendam kepada organisasi kuat itu- namun sebenarnya tak begitu.
Chuoku adalah salah satu penyumbang bahkan kelompok yang melindungi para pengembangan pembuatan hypnosis mic di masa lalu bahkan salah satu yang paling aktif mendukung pembuatan projek itu.
Andai Chuoku tak mendukung pembuatan mic itu pun sebenarnya projek juga pasti akan terus berjalan lantas mengapa ia membeci Chuoku.
Itu karena cara yang Chuoku lakukan untuk membuat sistem rap battle antar kota serta merekrut para pegawainya itu termasuk cara yang salah, (Name) benci akan cara itu di tambah dengan apa yang telah mereka dukung di masa lalu membuatnya semakin geram.
Sampai sekarang ia tak akan pernah bisa melupakan bagaimana rasanya terkurung di dalam sebuah tabung dan mendengar berbagai alunan suara berfrekuensi tinggi maupun rendah hanya agar ia memiliki kekebalan terhadap pengaruh hipnotis dan efek samping penggunaan mic no 766 sebelum akhirnya ia mencobanya.
Bahkan ia masih ingat saat satu persatu temannya berteriak karena tak bisa menahan gelombang suara berkepanjangan dengan telinga yang mengeluarkan tetesan darah sampai akhirnya tubuh mereka terbujur kaku.
Begitu ia berhasil mengendalikan no 766 meski tak sempurna, berbagai kenangan buruk bahkan memilukan dari seluruh korban mic itu menyerang dirinya dengan sangat tak manusiawi hingga ia harus menahan tangisnya setiap malam barulah kegilaannya tak bisa ia bendung saat mendengar kabar sang leader nya mati di Medan perang.
Hubungannya dengan Rei hanya hubungan palsu, ia sudah tidak mengagumi sosok pria bermata unik itu sejak dirinya terjun pada peperangan— sekarang sosok Rei lebih cenderung seperti sebuah moster yang dulunya pernah membohongi nya di masa lalu.
Sebuah petasan kemudian meluncur ke atas langit yang gelap itu, tentu (Name) ke sana tidak sendirian karena ia dan mantan tim nya lah yang sudah membulatkan tekad untuk menghancurkan Chuoku– setidaknya bila tak benar benar hancur Chuoku nantinya bisa sedikit melemah hingga para tim divisi bisa menyiapkan diri untuk melawan mereka.
"Lama tak jumpa Khana" seorang pria bermata merah dengan sebuah rokok di tangannya menyapa dengan ramah.
"Leader.. kira kira kenapa anda mau menghancurkan Chuoku, kalau aku karena masa lalu ku lantas anda apa?" Tanya mu penasaran.
"Mereka telah membubarkan tim rap battle adik laki laki ku dulu bahkan menghipnotis adik perempuan ku untuk berada di kubu mereka dan itu saja sudah cukup untuk memperintahkan seluruh anak buah mafia ku menyerbu mereka"
"Kau kakak yang baik ya.. sedangkan aku sungguh sangat buruk"
"Tidak, kita adalah dua kakak terburuk.. ya setidaknya itu lah kebenarannya, maka dari itu saat ini aku memberanikan diri memasukan sebuah racun pada diriku sendiri.. setidaknya meski ini konyol ku berharap tak ada hari esok untuk diriku" kemudian ia menjatuhkan rokoknya dan saat itulah penyerangan di mulai.
"Penyerangan akan di mulai dengan tiga gelombang serangan, pertama bobol pertahanan mereka dari luar dan dalam bahkan sampai sistem komunikasi mereka semua, kadua tangkap dan lucuti senjata musuh, terakhir kita lakukan seperti apa yang sudah kita siapkan selama ini" ucap Teruza dan semua ketua kelompok penyerang, bertahan dan komunikasi mematuhinya.
"(Name), bersiaplah karena inilah saat saat kita akan membutuhkan mu– simpan tenaga mu dan gunakanlah beberapa bawahan setia ku semau mu sampai tahap 3 kita jalankan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey I want peace! [Slow Update]
Fiksi Penggemar(Name) (Last name) adalah seorang penulis sekaligus seorang mangaka yang cukup terkenal tapi cukup menutup diri, karena beberapa hal ia tak menyukai suatu keributan sampai suatu alasan memaksanya untuk keluar dari dalam wilayah ternyaman nya dan ber...