(S2) 1. tour

106 27 1
                                    


Di suatu stasiun tampak seorang perempuan kini termenung di antara para lautan manusia, rambut coklat lembutnya yang saat ini berpotong pendek tampak rapi dengan hiasan jepit berwarna hitam itu kemudian bergoyang saat ia alihkan pandanya ke arah lain.

"Oh! Akhirnya, Teruza!! Di sini!"

"(Name)! Ya ampun jangan tiba tiba pergi begitu saja dong"

"Haha maaf maaf habisnya aku penasaran dengan kota ini"

(Name) dan Teruza akhirnya tiba di kota Shibuya, kota yang sangat berwarna dan banyak di kunjungi para turis, sudah sekitar 2 jam mereka berkeliling santai mengitari beberapa tempat kota itu namun tak menemukan Ramuda.

"Benar kan alamat yang diberikan oleh Aniki? Apa kau punya fotonya?" Tanya perempuan itu sembari mengigit ujung sedotan minumannya.

"Ini dia" ujar Teruza memperlihatkan sebuah foto seorang pemuda berambut gulali yang tersenyum imut menatap kamera dengan sebuah permen di tanganya.

"Wah.. imut" gumam (Name).

"Iya kah? Imutan kamu perasaan" balas Teruza memandang foto itu lebih detail sedangkan (name) tertawa hambar menangapi reaksi orang yang ia kenal adalah saudara nya itu.

"Kau tampak seperti sisco" celetuk (name).

"Kurasa sejak dulu, nah ayo kita cari apartemen saja deh. Berjalan mengitari kota membuat ku mengantuk" ajak Teruza kembali memasukkan foto itu dan lalu memimpin jalan, tangan kirinya masih setia menarik sebuah koper besar milik mereka sedangkan (Name) hanya memegang sebuah peta dan tas selempang berisikan barang barang seadanya.

"Gak berat?" Sebuah pertanyaan keluar dari bibir kecil itu, Teruza masih berjalan santai sembari membuat jeda untuknya berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan (Name), jujur saja saat ini Teruza sangat kelelahan untuk alasan yang ia sendiri tak tahu penyebabnya maka dari itu ia berusaha menutupi rasa lelahnya dengan tetap memasang senyum.

Teruza tahu perempuan yang ia kenal adalah saudari nya itu dapat mendeteksi kebohongan dengan sangat mudah maka dari itu sulit untuknya mengelabui (Name).

"Baiklah aku mengaku.. aku lelah, tapi cuman sedikit" jawabnya pasrah, mendengar itu (Name) langsung mengarahkannya ke arah sebuah cafe dan kemudian mereka beristirahat disana.

"Coffee satu dan (fav drink) satu di tambah (fav dessert)" pesan (Name) pada seorang pelayan.

(Author gak tahu karena jarang ke cafe, isi aja sendiri)

"Fyuh.. lega rasanya.." Teruza menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangan di atas meja sedangkan mata (Name) mulai menjelajahi ruangan itu, sebelum suara televisi kemudian sukses menyita perhatian nya.

Alunan rap terdengar dengan sangat jelas, seakan tersihir ia saranya hanya dapat menatap siaran televisi itu dengan mata berbinar. Ke-6 pemuda yang berdiri dia atas panggung saling melantunkan rap mereka dengan gaya yang berbeda beda dan dengan sebuah efek serangan yang begitu memukau sama seperti suara mereka.

(Name) rasanya tak asing dengan pertunjukan itu, perasaan nostalgia entah mengapa menyeruak masuk ke dalam dirinya, pikira dan matanya nya terus tefokus pada bait bait rap seakan mencari sebuah kelemahan setiap bait sembari menikmati lantunan bait itu.

Waktu berlalu hingga akhirnya acara itu menuju puncaknya, pengumuman pemenang.

["Pemenangnya adalah.."]

["Buster Bros!!!"]

Suara sorakan terdengar entah dari para penonton di televisi maupaun beberapa pengunjung cafe.

"Hm? Liat apa sih" Teruza yang merasa aneh kemudian ikut melihat ke arah televisi, ia tampak hanya memandang acara itu datar sebelum akhirnya bergantian memandang ekspresi tertarik (Name) kemudian kembali melihat televisi itu dengan seksama dan serius.

"Itu.. si Ramuda kan?" Ujar Teruza membuyarkan fokus (Name).

"Eh iya ya-"

"Permisi ini pesanan nya" pelayan kemudian datang dan meletakan pesanan mereka.

"Dia rapper? Tapi ku dengar dia seorang desainer" ujar Teruza memulai pembicaraan lalu meminum coffee nya.

"Entahlah, ya setidaknya sekarang kita tahu kenapa kita tak menemukanya dimanapun sudut kota" (Name) kemudian melihat ponselnya, sebuah chat masuk di dlaam notifikasi nya "ah bisa temani aku ke toko buku tidak? Ada sesuatu yang mau ku beli" tanya (Name) yang kemudian di setujui oleh Teruza.

"Ngomong ngomong rap si Ramuda itu bagus ya"

"Entahlah kan aku gak lihat tadi" cibir Teruza meletakkan cangkirnya yang telah setengah kosong. "Ngomong ngomong entah mengapa pemuda yang memegang buku tadi sekilas mirip dengan mu" lanjutnya yang membuat (name) tertawa.

"Apa sih! Jelas beda"

"Iya sih beda, kamu kan lebih imut" kemudian Teruza segera beranjak pergi meninggalkan perempuan itu menghela nafas di meja sana sembari menikmati dessert nya yang akan habis.

"Ngomong ngomong.. kok mereka gak asing ya" terkanya sembari membayangkan wajah wajah para pemuda di layar tv yang sepertinya ia kenali.

.
.
.
.

"Fyuh, akhirnya kita dapat penginapan. Sekarang ayo ke toko buku!"

"Hm.. ya ya ya, ngomong ngomong kenapa rasanya badanku masih berat ya.." sahut Teruza berada di samping (Name). Saat ini sore dan mereka berencana akan ke toko buku untuk menghabiskan waktu di sana dan kembali ke penginapan nanti malam.

"Mungkin kau ketempelan, mau ke dukun? Atau pendeta?"

"No thanks, mending aku tidur-"

"Kya! Tolong ada copet!!"

Sebuah teriakan terdengar, seorang pria kemudian dengan terburu buru berlari ke arah mereka, tanpa takut (name) kemudian menulurkan kakinya hingga membuat pria itu terjatuh "ups maaf gak sengaja" ujarnya tersenyum sedangkan Teruza kemudian menahan tangan pria itu.

"Kaki mu kuat juga" puji Teruza pada (Name).

"Terimakasih" jawab (Name) kemudian mengambil tas yang pria itu ambil dan mengembalikannya.

"Terimakasih banyak!!" Ujar seorang gadis bertopi merah di depan (name).

Suara sirine polisi kemudian terdengar, mobil hitam elegan kemudian berhenti dan seorang pemuda tampak keluar dari dalam sana. Pakaiannya yang elegan dengan gaya rambut yang rapi berhasil membuat semua orang memandang nya "permisi apa terjadi sesuatu di sini? Ku dengar ada yang berteriak pencuri" tanya nya sopan pada gadis bertopi merah tersebut tanpa menengok di sebelahnya.

"Maaf membuat keributan, tadi pria itu mengambil tas saya. Beruntung ada kedua kakak ini yang berhasil menangkapnya" mendengar tersebut pemuda itu kemudian memalingkan wajahnya ke arah samping, Jyuto iruma seorang polisi itu hendak mengatakan terimakasih pada kedua orang yang dimaksud sang gadis.

"Benarkah? Kalau begitu terimaka-" wajahnya yang ramah dan sopan seketika berubah kaku dengan sorot mata terkejut memandang kearah (name) dan Teruza.

"K-kalian"

"Ya..?"

To be continued.

================================
Yo! Sampai jumpa next chapter!

Hey I want peace! [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang