Suasana masih tidak berubah, Jakurai tampak kesulitan untuk membuka mulutnya dan mengatakan apa yang telah terjadi sekitar 8 tahun lalu.
Tampak Jiro sudah tak bisa menahan rasa penasarannya kalau bukan karena lirikan Ichiro yang meminta Jiro tenang mungkin saja suasana itu akan berubah.
"Bagaimana aku harus memulainya ya.." ucap Jakurai menghela nafas lelah, banyak memori bermunculan pada kepalanya dan ia tak tahu harus memulai ceritanya dari mana.
"Semuanya"
"Kenapa kau dan adik adik mu begitu penasaran dengan nya, Ichiro?" Mendengar pertanyaan dadakan itu entah mengapa memori kebersamaan nya dengan name muncul di tutup dengan memori kekalahannya sekitar seminggu yang lalu.
"I-itu tidak terlalu penting, kami berteman jadi aku rasa ia punya suatu masalah dan aku ingin membantunya" ucap Ichiro setengah berbohong.
"Huh.. baiklah kalau itu-" dering telepon terdengar dari ponsel Jakurai, sang pemilik ponsel lantar menggantung kan kalimat nya dan terfokus pada sebuah nama yang tertera di sana begitu juga dengan yang lainya.
"(Name)?"
"Tunggu (Name) ada di sini?!"
.
.
.
.(Name) POV:
Tak ku sangka akan semudah ini mengumpulkan mereka semua, 3 divisi di satu tempat! Kini aku sedikit mulai gugup bisakah aku mengalahkan mereka, ayolah aku takut kalau nantinya rencana yang ku buat berantakan.
Harus ku akui yang di katakan Leander benar, rencana ku mengalahkan semua divisi itu hanya agar mereka sadar kalau posisi mereka itu masih terbilang belum sepenuhnya aman bahkan kuat bila berhadapan dengan Chouko satu lawan satu.
Tidak hanya itu semua dokumen yang ku dapatkan di kota Ikebokuro tak ku sangka sudah lebih dari cukup untuk menganalisa motif tersembunyi pihak lawan yang sedang ingin menciptakan sebuah tim rap battle yang dapat mereka kendalikan sesuka hati, aku sudah mengorbankan 1 berkas yang ku katakan adalah dokumen yang di curi di kota Shinjuku padahal itu adalah dokumen tiruan dari Ikebokuro, ya demi agar Leander ku itu tak tertangkap basah aku terpaksa memalsukan satu dua hal pada Matenrou dan BAT.
Semua dokumen sudah ku duplikat kan dan di jaga oleh kedua temanku, Venolika di markas lama kami dan Hendra di kantor nya.
"Ah boleh aku pamit ke kamar kecil dulu sebentar Doppo?" Tanya ku pada pria di sampingku ini.
"T-tentu hati hati"
"Ya, aku tak akan lama kok"
Butuh beberapa menit sampai aku tiba di lorong toilet yang kebetulan sedang kosong "nah apa ini waktunya aku memancing semuanya kemari?" Ku tekan tombol panggilan pada sebuah no kontak yang tak lain adalah Jakurai-san dengan niatan aku akan berpura pura tersesat dan berpisah dari rombongan yang lain lalu dengan begitu Hitoya-san dan Jakurai-san akan datang dan aku tinggal memakai topeng lalu menyerang mereka kemudian kabur ke kota Shibuya.
Namun belum sempat panggilan ku di balas aku sudah mematikannya duluan akibat terkejut dengan sosok seorang perempuan yang sekilas tertangkap oleh pupil mata ku.
"Gawat.. aku harus segera menyerang mereka-"
"Koniciwa (Name)-san"
Namun sepertinya aku terlambat.
(Name) POV end
.
.
."Hey Riou kau bilang dia sahabat mu? Tapi sepertinya umur kalian terpaut jauh tuh" ucap Jyuto mengingat bahwa dia dan Samatoki saja sampai kini hanya di angap teman bukan sahabat oleh Riou jadi sekuat apa hubungan si mantan tentara itu dengan (Name).
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey I want peace! [Slow Update]
Fanfiction(Name) (Last name) adalah seorang penulis sekaligus seorang mangaka yang cukup terkenal tapi cukup menutup diri, karena beberapa hal ia tak menyukai suatu keributan sampai suatu alasan memaksanya untuk keluar dari dalam wilayah ternyaman nya dan ber...