Seorang anak tampak terduduk pada sebuah rak buku usang, matanya tak henti hentinya menatap sebuah buku bersampul hijau di atas nya.'aku ingin membacanya' batin anak itu berusaha menggapainya tapi sebuah suara dobrakan pintu terdengar. Ibunya masuk sambil membawa sebuah tongkat kayu yang siap ia pukulkan pada anak itu.
"Nak.. Khana sayang kamu dimana?" Badan anak itu bergetar hebat, matanya tak kuasa menahan tangis lalu ia kemudian merangkak dengan perlahan mencoba melarikan diri namun sayang ibunya berhasil menemukan nya.
"Nah di sini kau rupa nya"
Slaph-!
"M-maaf mama-! S-sakit..*hiks"
"Kau pikir menangis bisa menyelesaikan semuanya? Dasar anak tak berguna!!"
Brakh!
Dan begitulah masa kecilnya ia habiskan.
.
.
.Beranjak tumbuh menjadi anak anak yang hiperaktif Gadis itu mencoba mencari uang untuk dirinya sendiri kalau kalau sang ibu tak lagi memberikan nya makanan seperti apa yang ia alami 3 hari lalu, ia berhasil mendapatkan sebuah pekerjaan ringan dengan menjaga sebuah toko buku milik seorang pria baik hati bahkan pria itu juga mengajari nya cara membaca dan menulis.
Suatu hari ia mendengar bahwa ibunya hamil, betapa senangnya ia saat tahu akan mempunyai seorang adik.
Paman penjaga toko bilang tugas kakak adalah melindungi adiknya berarti nanti aku harus melindungi adiku! Tapi.. apa aku bisa? Melindungi nya dari mama..
9 bulan berlalu anak itu lahir, rambutnya sama seperti sang gadis dengan pupil mata hijau yang indah "cantik.." gumam gadis kecil itu dan menyentuh tangan sang bayi.
"Aku kakak mu"
Sang bayi merespon dengan tertawa riang bahkan semua perawat di sana sampai terdiam gemas melihat mereka 'kini kita akan selalu bersama dan kakak akan selalu menjagamu'. Namun takdir berkata lain.
"Tidak! Mama! Jangan buang dia!!"
"Diam! Kau anak tidak berguna! Sudah cukup aku mengurus mu!"
Khana terdiam bahkan ia saja tak pernah merasa bahwa wanita di depannya ini adalah ibunya, mana mungkin seorang ibu tega menyiksa anaknya kan, begitulah pikir si gadis.
Ia kemudian berusaha mengejar sang ibu namun sayang tumpukan salju dan badannya yang tak terbalut kain tebal membuatnya mengigil di tengah perjalanan, tangan dan kakinya membeku lalu kemudian ia pingsan.
"T-tidak.. jangan.. m-mama.."
.
.
.Waktu berlalu dan ia sepertinya sudah sangat lelah dengan kehidupan yang ia alami, di umurnya yang ke 9 tahun ia di culik oleh sebuah kelompok penjualan budak paman penjaga sel nya berkata kalau ibunya lah yang memberikan nya pada mereka.
Entah suatu bakat atau hanya karena sudah terbiasa di bohongi Khana selalu dapat membedakan mana yang bohong dan benar dari ucapan seseorang melalui nada dan tatapan mata orang itu.
Tubuhya memang sejak awal sudah penuh luka kini semakin parah akibat di siksa, ia pikir penderitaan nya akhirnya berakhir saat seorang pria tua membelinya tapi sesaat setelah pria itu berkata ia akan memperlakukan Khana dengan baik Khana tahu pria itu berbohong.
"Nah halo nak, kini kau adalah anakku"
"B-benarkan?"
"Ya aku janji aku akan menjagamu dengan baik, nah ayo kita pulang"
["Bohong!"]
Buktinya ia malah di paksa bekerja tapi itu belum bagian dari mimpi buruknya yang sebenarnya terjadi saat berumur 11 tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey I want peace! [Slow Update]
Fanfiction(Name) (Last name) adalah seorang penulis sekaligus seorang mangaka yang cukup terkenal tapi cukup menutup diri, karena beberapa hal ia tak menyukai suatu keributan sampai suatu alasan memaksanya untuk keluar dari dalam wilayah ternyaman nya dan ber...