MARMORIS.
Guild nomor satu di game yang sedang mendunia. Tidak ada yang bisa menggeser posisi mereka. Tidak ada yang bisa mengalahkan member dari guild itu. Apalagi kapten dari guild MARMORIS player dengan reputasi tinggi yang pernah ada.
Rasa iri t...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tik, tik, tik!
Aku berhenti menulis, menatap datar jarum jam yang berdetik mengisi keheningan kamar. Malam semakin larut. PR-ku sudah selesai sejak tadi, tapi aku tak bisa tidur. Daripada menganggur mending membuat PR pelajaran lain.
Sembilan Benteng Woodzn...
Sama seperti regu Menas, mereka tidak segan-segan memakai senjata berat di dunia nyata. Aku yakin penyerangan berikutnya lebih ganas.
Apa aku terlalu santai? Mama dan Sokeri khawatir padaku. Mungkin maksud mereka begini, kenapa aku tidak takut diberondong peluru senapan.
Marmoris menekankan berkali-kali aku harus melepaskan ekspresi umurku, tapi aku tidak mengerti harus apa. Kenapa mereka ingin aku bertingkah anak-anak? Bukankah bagus jika aku bersikap dewasa?
Menghela napas panjang, aku menutup buku, pindah kursi. Tanganku bergerak cepat menyalakan komputer, memasang headset besar. Sudah lama tidak ngegame karena sibuk mengurus keonaran Woodzn.
Kenapa aku bisa menjadi leader Marmoris?
Aku tidak tertarik bermain, menekan riwayat chat dengan akun seseorang yang sudah offline desember lalu.
Seingatku, sebelum tahu sistem guild, aku lebih suka main sendiri. Bahkan jika ada event yang diharuskan memiliki tim, setelah masuk ke permainan, aku langsung memisahkan diri.
Sampai aku bertemu mereka berdua. Pasangan yang mengalahkanku dengan kerja sama mengagumkan.
[Apa ini kekalahan pertamamu?]
Air mataku berderai, membasahi papan keyboard. Pandanganku pada layar komputer mengabur. Aku terisak, tanpa basa-basi langsung memblokir pemain yang mengalahkanku.
Selama bermain game, aku hanya merasakan kemenangan mutlak. Jadi begini rasanya kalah? Sangat menyakitkan, menyebalkan, benar-benar menyesakkan.
[Kamu sangat kuat, Clandestine. Cerdas dan hati-hati. Tidak punya celah sedikit pun. Penjagaanmu baik dalam defensif maupun ofensif tidak ada yang bisa menandingi. Yang kurang darimu adalah kerja sama.]
[Bergabunglah ke Marmoris, Clandestine. Aku dan partnerku akan mengajarimu arti dari bahu-membahu. Kamu akan jadi player terhebat di dunia jika potensimu dilandasi kerja sama.]
Kelak kamu akan jadi pemimpin yang menggantikan kami. Aku percaya padamu.
Itu pesan terakhir dari mereka yang tidak kuketahui siapa atau entah sedang apa saat ini sebelum memutuskan left dari dunia game.
Apa mereka kembar? Aku kadang bertanya-tanya siapa mereka sebenarnya. Kalau bukan karena arahannya, aku takkan mendapat gelar leader guild ternama. Aku akan menjadi player solo sampai sekarang.