Esoknya di sekolah kulihat Jade datang lebih dulu dan ia pindah duduk di bangku belakangku. Di sebelah Jade ada Jack dan di sebelahnya lagi ada Josh. Kulihat Mary tidak bisa berpaling dari Jade padahal pria itu hanya bersandar di kursi dengan mata tertutup.
Dean berbalik menghadapku, "apakah hari ini kita akan belajar bersama? Mary akhirnya masuk ke kelompok kita."
"Boleh saja tetapi bagaimana dengan pria di belakang kita?" Bisikku.
"Aku tidak yakin ia akan belajar."
□□□□□□□□□□
Dan di sinilah kami, ruangan membaca di perpustakaan yang tenang dan sepi. Aku duduk dengan Dean dan di depanku ada Jade beserta Mary. Kami hanya menjawab soal-soal kosong di buku dan akan saling bertanya atau membahas jika ada yang tidak dimengerti.
Kulihat Jade hanya mencoret-coret di buku itu sedangkan Mary mengelus manja di lengan Jade. Aku tidak peduli dengan olimpiade itu saat kulihat anggota kelompokku. Yang terpenting aku harus mempertahankan beasiswaku disini.
Jade beralih menopangkan dagunya dengan tangan sambil menatapku dengan menggigit pulpennya.
Mary mengelus rahang Jade, "ayo kita mencari buku disana." Bisik Mary.
Apakah mereka akan bercinta lagi? Di rak buku sana? Hei hei kita disini untuk belajar, bahkan Dean terlihat serius dengan yang ia kerjakan.
"Aku menunggumu di sana." Bisik Mary pada Jade lalu ia meninggalkan kami.
Jade juga ikut berdiri dan aku tersentak saat ia tiba-tiba meremas satu sisi payudaraku lalu berjalan melewatiku. Aku mendesah pelan.
"Ada apa Rose?" Tanya Dean. Ia melihat Jade berjalan pergi.
Aku memaksakan senyumku, "tidak..." bisikku. Mengapa rasanya sentuhan Jade tidak hilang-hilang?
"Mereka pasti pergi bercinta" bisik Dean dan ia melanjutkan belajarnya.
Aku memegang kepalaku, lagi-lagi aku teringat dengan kejadian semalam di ruang biru. Dasar pria brengsek itu!
Setelah hampir setengah jam mereka berdua kembali dengan membawa beberapa buku yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran kami. Kulihat wajah dan pakaian Mary tampak kacau. Ia mengelap bibirnya dengan tisu berbeda dengan Jade yang tampak biasa saja.
"Kalian berdua, jika tidak ingin belajar keluar saja." Ucap Dean dan ia menatap Jade.
"Jika kalian berdua ingin belajar pergi saja." Balas Mary.
"Jika kalian berdua ingin ribut kalian yang keluar saja." Ucap Jade sambil menatap Mary dan Dean bergantian.
Dean melempar pulpennya ke arah Jade dan pria itu langsung bangkit dengan kasar. Astaga, Jade akan melukai Dean lagi dengan memancingnya seperti itu. Aku memegang dada Dean, "jangan, jangan memulai." Bisikku pada Dean.
Jade menarikku dengan kasar dan menatapku tajam, "jangan menyentuhnya."
Pergelangan tanganku terasa sakit, "Dean sebaiknya kamu dan Mary pergi dulu." Bisikku.
"Tidak Rose, kita yang pergi" ucap Dean.
Aku menatap Dean, "kumohon..."
Dean mengeram kesal lalu ia menarik Mary yang terkejut pergi. Aku berusaha melepaskan cengkraman tangan Jade tetapi tidak bisa.
"Kamu adalah milikku dan jangan pernah menyentuh pria manapun selain aku." Ucap Jade.
"Ya. Lepaskan tanganmu. Aku ini milikmu." Bisikku pada Jade untuk menenangkannya. Ia melepaskan tangaku dan kembali duduk di depanku tanpa mengalihkan tatapannya dariku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Xavier Brothers
RomanceLondon, Inggris... ROSE Namaku Rose dari keluarga biasa dan anak terakhir dari tiga bersaudara, ayahku hanya pekerja kantor biasa dan ibuku adalah ibu rumah tangga. Sejak masuk ke Xavier High School perjalanan cintaku menjadi berliku-liku berkat par...