PREVIOUSLY...
Aku sangat kesal dan berjalan membanting pintu ruangannya, baiklah jika ia tidak mau memindahkanku, aku akan mengundurkan diriku saja, aku tidak bisa terus diganggu oleh Jade bahkan sampai memimpikan hal erotis dengannya.
Aku kembali lagi ke ruanganku dan kulihat ada sebuah amplop kecil disana, aku membukanya dan begitu kulihat lagi-lagi kartu nama Xavier langsung kusobek dan kubuang ke tong sampah. Saat itu Abel masuk dan memberikan daftar nama-nama pasien padaku.
"Siapa! Siapa yang memberikan amplop itu!" Tanyaku ketus.Abel tampak terkejut, "Maaf Dokter, aku tidak tahu siapa dia, ia memakai topi hitam." Jawab Abel gugup.
"Lain kali, tahan dia, aku ingin berbicara dengannya."
"Ah! Dia belum pergi! Aku melihatnya tadi di halaman rumah sakit meminum minuman hangat."
Aku langsung berlari keluar dan mencari-cari orang yang memakai topi hitam dan sedang meminum minuman hangat. Tetapi aku malah melihat seorang pria yang sedang merokok, duduk di Gazebo lalu berjalan pelan mendekatinya.
"Josh??" Panggilku, pria itu tidak berubah sama sekali.Josh tampak terkejut melihatku, "Oh? Rose?"
Aku menggacakkan pinggangku, "Kamu yang mengirim kartu nama Xavier itu?"
"Ya, benar." Jawab Josh sambil tersenyum.
"Siapa? Siapa yang menyuruhmu? Jade?"
"Benar!"
Aku mengenyitkan dahiku, kukira ia akan berbohong dan berpura-pura tidak tahu, "Katakan padanya, aku tidak akan pernah menginjakkan kakiku ke sana sekali pun!"
Josh tersenyum lebar, "Kamu harus datang sesekali, hanya orang-orang tertentu yang akan mendapatkan kartu itu. Disana kamu hanya menari dengan bebas dan menghilangkan beban pikiranmu, bergabung dan berbincang dengan teman-teman Grup Xavier." Ucap Josh.
"Tidak perlu membuang-buang waktumu dengan mengirim benda tidak berguna itu karena aku tidak akan pernah pergi!" Seruku lalu berbalik pergi.
"Hei Rose!" Panggil Josh lagi. Aku berhenti dan menatap Josh lagi, ia berdiri dan tersenyum padaku, "Jade benar-benar tulus dan mencintaimu." Ucapnya.
Aku kembali mendekati Josh, "Katakan padanya aku tidak menyukainya dan jangan mengangguku!" Bisikku lalu kembali berjalan pergi dengan cepat.
□□□□□□□□□□
Aku merenggangkan tubuhku, hari ini aku selesai lebih cepat, jam sembilan malam lewat, dan aku menyandarkan tubuhku ke kursi lalu menutup mata untuk beristirahat sejenak. "Dokter, wanita yang datang saat kita sedang beristirahat tadi bukankah ia adalah mantan tunangan Direktur Xavier Grup?" Tanya Abel yang masih berada di ruanganku.
"Iya..."
"Dia terlihat kesakitan." Bisik Abel.
"Sebaiknya kamu beristirahat Abel, sebentar lagi aku akan berkunjung ke ruang rawat inap."
"Baiklah Dokter..." Ucap Abel dan ia berjalan keluar dari ruanganku dengan wajah kecewa.
Aku menghela nafas berat dan kembali beristirahat. Pintu ruanganku tiba-tiba dibuka dengan keras dan Jade masuk dengan wajah penuh amarah, "Kamu menolak undanganku lagi!" Teriaknya.
Aku terkejut dan tubuhku tidak bisa bergerak, "Ja... Jade... Apa yang kamu lakukan??" Tanyaku gugup, takut, dan gelisah.
Jade berjalan cepat ke sampingku, ia mencengkram erat rahangku dan menarik rambutku hingga membuat kepalaku mendongak ke atas menatap mata birunya. "Kamu itu milikku! Kemana pun kamu pergi aku akan menangkapmu Rose!" Tangan Jade yang ada di rahangku beralih ke leherku dan ia mencekiknya,
"Ingin sekali aku memasuki lubangmu dan menusukmu dengan keras untuk menghukummu!" Bisik Jade.
KAMU SEDANG MEMBACA
Xavier Brothers
RomanceLondon, Inggris... ROSE Namaku Rose dari keluarga biasa dan anak terakhir dari tiga bersaudara, ayahku hanya pekerja kantor biasa dan ibuku adalah ibu rumah tangga. Sejak masuk ke Xavier High School perjalanan cintaku menjadi berliku-liku berkat par...