ROSE Part 19

152 4 0
                                    

Hari libur telah tiba,
Aku dan Fred berjalan-jalan ke kota, kami bermain di arena permainan, piknik berdua, dan memakan es krim bersama. Pria itu membelikanku sebuah jepitan rambut yang manis dan patung Dewi kecil untuk diletakkan di klinik.

Perjalanan kami berakhir di sebuah taman kota yang saat itu terlihat ramai karena hari libur, kami duduk di bangku dengan aku yang bersandar di bahunya karena kelelahan.

"Rose, ayo kita berpacaran." Ucap Fred tiba-tiba.

Aku tertawa, "aku tidak ingin berpacaran Fred..."

"Jadi? Kamu ingin langsung menikah?" Tanya Fred dengan berbisik.

Aku bangkit menatapnya, tangan pria itu mengelus pipiku lalu wajahnya semakin dekat denganku. Aku menutup mataku dan membuka sedikit mulutku, kurasakan bibirnya menyentuh bibirku perlahan.

Tiba-tiba kepala Fred menjauh, aku membuka mataku dan kulihat Jade menunjang Fred. Bukan hanya sekali tetapi beberapa kali. Dengan segera aku menarik tangan Jade dan Jack datang dengan cepat menarik tubuh Jade, tetapi pria ini begitu kuat dan kami menjadi tontonan disini.

"Berani sekali kamu menyentuh milikku!" Teriak Jade berkali-kali.

Kulihat wajah Fred penuh lebam dan mulutnya mengeluarkan darah, aku berusaha meraih tangan Jade,
"Berhenti Jade, kumohon berhenti!" Teriakku.

Aku memeluk lengan besarnya dan pria itu mendorongku dengan keras, aku terlempar sedikit dan bagian belakang kepalaku terbentur sisi kursi dengan keras. Aku tidak bisa bangkit dan penglihatanku sedikit kabur ditambah kepalaku yang sakit.

"Jade..." panggilku pelan dan nyaris tidak ada suara.

Aku tidak bisa mendengar apapun disekelilingku dan kulihat Jade mengangkatku, wajahnya sangat pucat dan penuh guratan khawatir, ia berlari sambil menggendongku di dadanya, entah kemana pria ini akan membawaku.

Wajahnya berkeringat dan air mata jatuh dari sudut matanya, mulutnya terus mengatakan sesuatu tetapi aku tidak bisa mendengar apa yang ia katakan. Pandanganku mulai berkunang-kunang dan akhirnya aku tidak sadarkan diri.

□□□□□□□□□□

Aku membuka mataku perlahan, kepalaku terasa sakit, dimana aku?
"Rose! Rose! Kamu sudah sadar!"

Aku melirik ke asal suara, itu suara Jade. Aku melihat wajahnya penuh guratan khawatir, ia terlihat kelelahan dan ada kumis tipis di atas mulut serta di dagu mencapai jabang rambutnya.

"Akan kupanggilkan dokter!" Serunya lalu buru-buru pergi.

Beberapa saat kemudian, terlihat beberapa dokter memeriksaku dan mengatakan sesuatu pada Jade, aku mendengar apa yang dikatakan para dokter itu tetapi otakku menolak untuk mencernanya, seperti mendengar orang yang berbicara menggunakan bahasa yang tidak aku mengerti. Dokter itu pergi dan Jade meraih tanganku lalu menciumnya, ia menangis lagi.

"Maafkan aku, semua ini salahku, maafkan aku..." ucap Jade perlahan.

Karena ia mengucapkan dengan perlahan aku mengerti, ia meminta maaf padaku. Mengapa ia meminta maaf? Aku berusaha untuk mengingat apa yang terjadi terakhir kali tetapi lagi-lagi kepalaku sakit.

Tangan Jade mengelus wajahku dan aku tersenyum menatapnya. Kudengar seseorang membuka pintu, dua orang pria masuk dan wajahnya tampak tidak asing. Aku merasa selalu melihat mereka berdua tetapi aku lupa siapa kedua pria ini.
Benar juga, mereka berdua teman Jade tetapi aku lupa siapa nama mereka, kepalaku sakit lagi memikirkan nama kedua pria itu.

Aku bangkit untuk duduk dan Jade membantuku, tubuhku terasa sakit jika terus berbaring dan entah sudah berapa hari aku disini.

"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Jade.

Xavier BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang