PREVIOUSLY...
Pria itu menarik kursinya mendekatiku lalu ia mulai menyuapiku, aku hanya termenung dan menerima suapannya. "Kamu lagi-lagi menolak undanganku?" Mataku beralih menatapnya saat Jade menanyakan itu. Jade mengusap bibirku dengan jarinya, "Tidak apa-apa, aku akan mengundangmu lagi lain hari."
Aku hanya menggeleng pelan kepalaku, pria ini benar-benar ingin aku menghadiri pesta aneh mereka!Aku menyelesaikan makanku dan begitu juga dengan Jade yang ikut makan saat ia menyuapiku. Ia berdiri dan mengulurkan tangannya padaku, meski sempat ragu aku meraih tangannya dan ia langsung menarikku lalu memelukku dengan erat.
"Tidak apa-apa, malam ini beristirahatlah disini dan tidur dengan nyenyak..." Bisik Jade.
Aku melingkarkan tanganku di pinggangnya dan menutup mata bersandar di dadanya yang hangat, rasanya nyaman hingga membuatku hampir tidur dalam keadaan berdiri. "Kamu terlalu lelah, mandilah dengan air hangat di bathtub lalu tidur di kamarku." Bisik Jade, ia menggendongku di dadanya dan aku mengalungkan tanganku di lehernya.
Jade membawaku ke kamar mandi besar di kamarnya lalu ia menutup pintu. Aku membuka seluruh pakaianku dan berendam ke dalam bathtub yang sudah terisi air hangat serta banyak busa melimpah dengan aroma bunga lavender, rasanya membuatku tenang.
Pintu kamar mandi tiba-tiba dibuka, membuatku terkejut dan menyilangkan kedua tanganku di dada. Jade meraih pakaianku dan ia meletakkannya ke keranjang pakaian kotor, ia masih memakai pakaian formal yang lengkap. Pria itu mendekatiku, menekukkan lututnya dan menatapku, untung saja ada banyak busa sabun yang menutup tubuhku.
Jade mengelus rambutku yang lembab dan beralih mencubit pelan pipiku, aku tidak bisa bergerak karena takut busa sabun akan menghilang. "Setelah selesai kamu bisa tidur di kamar biru, aku masih harus kerja di ruang kerjaku." Bisik Jade, ia mencium pipiku lalu berdiri dan keluar sambil menutup pintu kembali.
Apakah ini mimpi lagi? Jade benar-benar menjadi pria yang hangat atau memang ini hanya mimpi? Tetapi semua tampak begitu nyata, air sabun ini juga terasa nyata dan sentuhan pria itu juga terasa nyata.
□□□□□□□□□□
Aku keluar dari kamar Jade dengan hanya memakai piyama tanpa pakaian dalam, piyama yang tipis menurutku. Aku berkeliling untuk mencari ruang kerja Jade lalu berhenti di suatu ruangan tanpa pintu karena mendengar suara berbincang pria yang kuyakini pasti adalah Jack dan Josh, aku berdiri diam untuk menguping.
"Apakah ia meminum obatnya tadi?" Tanya Josh.
"Tidak perlu, wanita itu ada disisinya jadi ia tidak perlu obat." Jawab Jack.
"Dimana Jade? Bekerja lagi?"
"Dia bilang harus menyelesaikan pekerjaannya sebentar."
"Haaa..... Aku lega sekarang setelah wanita itu muncul, Jade sangat bahagia sekali."
"Yah... meski ia adalah aib keluarga nyatanya kita semua berusaha membuat Jade bahagia."
Josh terlihat merenggangkan badannya, "Ayo kita buat pesta lagi akhir pekan nanti dan menambah dosis obat rangsang agar pesta seksku tidak berhenti."
"Akan kupikirkan itu dengan Jade."
"Yeeesshhh!!!"
Aku berdiri diam menutup mulutku, pesta seks? Jadi undangan itu adalah untuk pesta seks? Mengapa Jade ingin mengundangku kesana? Aku perlahan pergi dari sana dan kembali ke kamar Jade. Apakah pesta yang dimaksud itu pesta yang sama dengan undangan kartu Xavier? Apakah itu artinya selama ini Jade suka pesta seks?
Jade akhirnya masuk ke kamar dan melepaskan pakaiannya, menampilkan otot-otot badannya yang jelas. Wajah pria itu tampak lelah, "Kamu belum tidur?" Tanyanya sambil melepaskan celana hingga menyisakan boxer-nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Xavier Brothers
عاطفيةLondon, Inggris... ROSE Namaku Rose dari keluarga biasa dan anak terakhir dari tiga bersaudara, ayahku hanya pekerja kantor biasa dan ibuku adalah ibu rumah tangga. Sejak masuk ke Xavier High School perjalanan cintaku menjadi berliku-liku berkat par...