Kehidupan sekolahku kembali normal, aku berteman lagi dengan Dean, Bam, dan juga Lena seakan kami baru bertemu dan kejadian kemarin itu tidak pernah terjadi. Saat berpapasan dengan Josh kami hanya lewat tanpa menyapa begitu juga dengan Jack. Tetapi, aku merasa hampa, kosong, juga bersalah pada Jade. Selalu kuurungkan perasaanku karena memang inilah yang kuinginkan.
Aku selalu bersama dengan Dean di perpustakaan dan setiap kali kesana aku selalu mendengar suara kegaduhan dari rak buku. Aku tahu itu adalah Jade yang membuat kegaduhan lalu ditahan oleh Jack dan Josh. Meski tidak masuk ke kelas favorit, aku selalu mempertahankan beasiswaku dan terus belajar dengan keras untuk mengikuti ujian masuk jurusan kedokteran. Aku juga memutuskan untuk masuk ke kedokteran melalui jalur beasiswa tentunya, aku sangat berterima kasih pada Bam yang banyak membantuku.
Beberapa tahun berlalu sejak aku lulus dari kedokteran dan memilih untuk menjadi dokter umum daripada spesialis. Setelah menyelesaikan ujian praktek kami ditempatkan di rumah sakit yang terpisah. Lalu aku begitu sialnya di tempatkan di rumah sakit mewah Xavier Grup, lagi-lagi aku harus berhubungan dengan keluarga itu.
Berbeda denganku yang merasa kesal, teman-teman seperjuanganku malah iri karena aku diletakkan di rumah sakit mewah itu. Berkali-kali aku mengirimkan surel untuk dipindahkan dan berkali-kali aku ditolak. Dari sekian banyak rumah sakit mengapa harus Xavier? Aku bahkan lebih memilih untuk diletakkan di rumah sakit pedesaan.
Sekarang aku tinggal sendirian di sebuah apartemen kecil di dekat Rumah Sakit Xavier jadi aku hanya perlu berjalan kaki kesana. Saat hari pertama aku bekerja disana, aku menerima kiriman buket bunga yang sangat besar dan saat kulihat nama pengirim, aku hanya mendecak kesal, hanya bertuliskan XAVIER dan kartu itu mengingatkanku lagi dengan kenangan masa sekolahku dulu.
Setelah aku lulus sekolah, aku tidak pernah lagi mendengar kabar dari teman sekolahku karena harus fokus belajar tetapi ada sebuah berita yang kudengar dari teman-temanku di satu jurusan. Jade muncul dan menjadi Direktur Xavier Grup, bukan hanya kemunculannya tetapi ia juga dikabarkan sudah bertunangan dengan seorang wanita dari pemilik hotel mewah bintang lima. Mungkin sebentar lagi akan muncul Hotel Xavier.
Aku menguap di meja kerjaku, mungkin karena ini akhir pekan, pasien yang datang jauh lebih sedikit dari yang kukira. Aku bekerja dengan seorang perawat bernama Abel dan ia adalah wanita yang ceria sekali berbanding terbalik denganku yang setiap bertambah umur akan bertambah murung, aku hanya lelah.
pada akhirnya aku bernjak dan beristirahat di kantin rumah sakit dengan secangkir kopi di tanganku, hari sudah sore tetapi aku tidak bisa pulang dan harus jaga malam. Dalam satu tahun bisa dihitung berapa kali aku pulang ke apartemen. Rumah sakit ini terasa seperti rumah bagiku padahal baru satu tahun lebih aku dipindahkan ke sini. Aku merenggangkan badanku dan kembali ke ruanganku, ada Abel yang menungguku disana.
"Ada apa Bel?" Tanyaku.
"Dokter, jam delapan malam nanti Anda diundang ke Auditorium karena ada kunjungan Direktur."
"Aku akan menghadirinya jika pasienku sudah tidak ada." Jawabku dengan santai. Direktur? Apakah itu Jade? Atau Jack? Aku baru teringat orang tua Jack adalah pemilik rumah sakit ini. Jika tidak menjadi maka ia pasti akan menjadi pemilik rumah sakit ini, bukankah begitu?
Dan betapa sial sekali aku, sebelum jam delapan malam pasienku sudah tidak ada lagi. Aku hanya bisa berharap ada beberapa pasien lagi yang datang tiba-tiba. Aku mendesah pelan dan akhirnya menuju ke ruang Auditorium lalu duduk di barisan paling belakang sudut.
Dan ternyata benar, di depan sana ada Jade dan Jack yang berada di sampingnya, aku melihat Jade jauh disana, tubuhnya semakin tinggi dan gagah, wajahnya terlihat jauh lebih tampan dan maskulin tetapi sorot mata birunya itu tidak berubah sama sekali. Disampingnya ada Jack yang masih seperti dulu, hanya ia terlihat sedikit lebih berisi. Bagaimana bisa Jade menjadi seorang Direktur? Padahal dulu ia adalah aib keluarganya, bukankah Chris yang mewarisi perusahaannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Xavier Brothers
RomanceLondon, Inggris... ROSE Namaku Rose dari keluarga biasa dan anak terakhir dari tiga bersaudara, ayahku hanya pekerja kantor biasa dan ibuku adalah ibu rumah tangga. Sejak masuk ke Xavier High School perjalanan cintaku menjadi berliku-liku berkat par...