ROSE Part 15

219 4 0
                                    

Beberapa hari berlalu,
Pekerjaan kami selesai dan kulihat wajah Abel berkerut seharian, tidak biasanya wanita itu seperti ini. "Ada apa denganmu?" Tanyaku, aku menyuruhnya datang untuk menemuiku saat malam setelah kami selesai.

Abel menggigit bibirnya lalu mengeluarkan sesuatu dari sakunya, sebuah testpack. "Dokter aku hamil." Bisiknya.

Aku terkejut dan menghela nafas berat, "Si, siapa?"

"Josh! Aku yakin Josh. Aku tidak pernah melakukan dengan siapapun selain dengannya. Dan kami selalu melakukannya dengan lama juga, juga tanpa pengaman." Jelas Abel, ia terlihat sangat gugup.

"Kamu sudah memberitahunya?"

"Belum..." Abel menundukkan kepalanya, "Josh mengatakan akan bertanggung jawab jika aku hamil... Untuk itu ia tidak pernah memakai pengaman."

"Jadi, apa yang kamu khawatirkan?"

"Dia tidak mau menikahiku jika nantinya aku hamil."

Aku mendesah kesal, Josh bukan pria yang baik-baik dan sangat tidak cocok bersama Abel, "Jika dia tidak ingin memakai pengaman bukankah seharusnya kamu ke Divisi Kandungan? Untuk meminta pil atau obat kontrasepsi lainnya?"

Abel menangis...

"Sebaiknya kamu bicarakan pada Josh apa yang akan ia lakukan." Ucapku. Aku mengantung jas dokterku dan berjalan keluar, aku harus berbicara pada Josh dulu sebelumnya.

□□□□□□□□□□

Aku sampai di rumah Jade, bukankah Josh biasanya berada di sini? Aku tidak tahu tempat tinggal Josh. Seorang pelayan membawaku ke ruang tamu, "Tidak ada Tuan Josh ataupun Tuan Jade disini, jika nona ingin menunggu mungkin mereka akan segera pulang." Ucap pelayan itu. Aku duduk untuk menunggu dan pelayan itu menyajikan teh beserta banyak camilan. 

□□□□□□□□□□

Sudah satu jam aku menunggu di ruang tamu dan aku langsung berdiri saat mendengar suara pintu dibuka dengan sangat keras. Itu adalah Jade tetapi sepertinya ia sedang mabuk keras dengan kedua pipinya yang kemerahan, ia berjalan sempoyongan dan rambutnya acak-acakan.

"Jade?" Panggilku pelan.

"Ooh? Rose? Wanitaku yang cantik?" Teriak Jade, ia berjalan cepat kearahku lalu mencengkram erat bahuku.

Pria ini bau alkohol dan rokok, kemejanya terbuka sampai dadanya dan kulihat banyak tanda ciuman disana. Aku lebih terkejut lagi saat menatap ke bawah, celananya tampak basah di area paha, ia juga tidak mengancing celananya dan aku bisa melihat miliknya mengintip dibalik celana. Aku hanya diam karena kesal, ia pasti pergi ke pesta itu, meminum alkohol yang diberi obat rangsang juga berpesta seks disana.

Jade hanya tersenyum menatapku, tubuhnya juga tidak bisa berdiri tegak. Aku memapahnya menuju ke kamarnya. Aku mendengus kesal saat mencium aroma parfum wanita di tubuhnya. Kalian bertiga sama saja! Memanfaatkan wanita polos seperti aku dan Abel! Aku membanting tubuh Jade ke ranjang besarnya lalu duduk di tepi menatap pria itu dengan wajah kesal.

□□□□□□□□□□

Beberapa jam kemudian, aku masih duduk di tepi ranjang dan menatapnya, pria itu akhirnya membuka mata, mengusap wajahnya. "Rose..." Panggilnya dengan wajah tersenyum, sepertinya ia sudah tersadar sekarang.
"Ada apa kemari?" Tanyanya dan ia bangkit lalu meraih tanganku.

Aku menghempaskan tanganku, "Aku kesini untuk mencari Josh!" Seruku.

"Rose?" Panggil Jade, ia meraih tanganku tetapi kuhempaskan lagi, "Rose, aku ingin memegang tanganmu."

Aku berdiri, "Aku tidak mau disentuh olehmu."

"Rose? Ada apa denganmu?

"Apakah kamu berpesta seks tadi?"

Xavier BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang