"Siapa? Siapa yang membuatmu seperti ini!" Teriak ibu Dean. Ibu Dean berjalan ke arahku lalu menampar pipiku dengan keras, apa ini? Ibuku saja tidak pernah menamparku dan mengapa dia malah seenaknya menampar wajahku!
Jade berdiri dan hendak menerjang ibu Dean tetapi ia ditahan oleh Jack dan Josh.
"Hei wanita tua! Jangan seenaknya melukainya!" Teriak Jade.Kepala sekolah terkejut dan hendak menghentikan Jade, kulihat Dean hanya diam saja dengan mengepalkan tangannya. Aku berdiri dan mendorong ibu Dean, membuatnya hampir terjatuh. Dean segera berdiri dan memegang ibunya.
"Hei bibi tua! Sebaiknya kamu mengajarkan putramu itu lebih baik agar ia tidak melecehkanku di depan semua orang!" Teriakku. Semua orang disana tampak terkejut menatapku,
"Ibuku saja tidak pernah menamparku. Bagaimana bisa orang dengan sikap rendahan sepertimu berani menamparku!" Lanjutku."Rose!" Teriak kepala sekolah.
"Aku tidak bersalah!" Teriakku lagi.
Ibu Dean keluar dari ruangan sambil menarik anaknya itu dan entah mengapa rasanya puas setelah berteriak. Jade tiba-tiba mencengkram rahangku dan menatap bekas tamparan ibu Dean lalu ia mengecupnya.
"Hei! Apa yang kalian lakukan!" Teriak kepala sekolah.
Seorang pria berstelan serba hitam masuk dan langsung menarik Jade pergi. Jade hanya diam saja dibawa pria itu tanpa berusaha melawan.
"Kalian, jangan pernah aku melihat kalian membuat masalah lagi. Kembali ke kelas!" Teriak kepala sekolah.
Kami bertiga berjalan berdampingan, aku, Jack, serta Josh.
"Jade akan dipukul kakaknya lagi." Ucap Josh, "lalu akan di kunci di kamar." Lanjutnya.Aku melirik mereka berdua, "mengapa kalian sangat setia pada Jade? Sampai rela berpindah-pindah sekolah karena dirinya."
"Kami sudah bersama sejak kecil dan hanya kami berdua yang tahu tentang Jade daripada keluarganya." Jawab Jack.
Aku mendesah pelan, mereka terlalu setia pada Jade padahal Jade tidak terlihat peduli pada mereka.
"Saat kami berkumpul, Jade akan banyak bercerita pada kami, meminta maaf karena sikapnya juga mencemaskan keadaan kami. Dia pria yang hangat." Ucap Josh.
"Tetapi kamu gadis yang sangat berani." Ucap Jack.
Aku menjadi sedikit malu, "aku berani karena tidak bersalah." Bisikku. Kami kembali ke kelas diikuti tatapan siswa-siswi. Jade dan Dean tidak ada di kelas.
□□□□□□□□□□
Kehidupan sekolahku kembali seperti biasa dan kejadian kemarin itu sangat cepat dilupakan. Jade dan Dean juga belum masuk sekolah setelah tiga hari tetapi ada satu hal yang berubah, semua orang menghindariku kecuali Jack dan Josh.
Hari ini saat perjalanan sepulang sekolah seorang wanita datang dan menghalangi jalanku. Itu adalah ibu Dean. Apakah kali ini ia akan melempar uang di wajahku? Agar tidak dekat dengan Dean? Seperti yang kulihat di banyak drama.
"Apa yang kamu lakukan pada anakku!" Tanyanya dengan nada ketus. "Dia tidak mau makan, tidak mau ke sekolah, juga tidak mau memakan obat dan diobati!"
Aku tersenyum sinis, "maaf sebelumnya, Anda sebaiknya jangan asal menuduh sesuatu yang tidak masuk akal itu. Aku tidak pernah berbuat apapun pada anak kesayanganmu itu!"
"Gadis sombong ini! Kamu pikir siapa dirimu! Kamu bisa masuk sekolah itu karena beasiswa dan penghasilan ayahmu yang pas-pasan. Berani sekali berbicara sombong seperti itu!" Teriak ibu Dean.
Lagi! Mereka mengatakan ayahku dan beasiswaku di sekolah itu. Aku menjadi was-was dan terdiam, bisa-bisa beasiswaku dicabut atau ayahku yang mendadak dipecat karena sikapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Xavier Brothers
RomanceLondon, Inggris... ROSE Namaku Rose dari keluarga biasa dan anak terakhir dari tiga bersaudara, ayahku hanya pekerja kantor biasa dan ibuku adalah ibu rumah tangga. Sejak masuk ke Xavier High School perjalanan cintaku menjadi berliku-liku berkat par...