Seseorang tiba-tiba menendang kursi Bam saat aku tertawa. Kulihat kaki kokoh yang dilapisi celana panjang, apakah Jade? Kulihat wajah Bam menjadi gugup.
"Apa yang kamu lakukan disini? Dengan pria lain?"
Aku mendesah pelan mendengar pemilik suara itu."Josh, kamu membuatku terkejut." Ucapku, kulihat Bam menundukkan kepalanya dan membuka bukunya dengan gugup.
"Apakah Jade tahu kamu punya teman pria yang baru?" Tanya Josh sambil menyeringai.
Aku menatap sekeliling karena takut jika Jade tiba-tiba datang, "apakah Jade disini?" Tanyaku sambil berbisik.
"Aku ditugaskan Jade untuk mengawasimu disini, ia dikurung di kamarnya dan dijaga oleh Jack. Ah... para siswi itu terus mengejarku karena sudah lama mereka tidak melihatku. Akhirnya aku bisa membebaskan diri."
"Pria itu!" Seruku.
Kulihat Josh beralih ke tempat Bam, "siapa namamu? Dilihat dari wajahmu sepertinya kamu dari kelas unggulan. Juara berapa? Dua? Atau tiga?"
"Du... du... dua.." jawab Bam dengan gugup.
"Kamu kenal si juara satu itu? Dia pernah menjadi pacarku tapi aku lupa namanya." Ucap Josh sambil memegang bahu Bam dan pria itu tersentak.
"A...aku...aku hanya ingin be.. belajar disini." Ucap Bam gugup.
Josh menyeringai lagi, "Rose itu milik Jade, jangan menggodanya. Kamu kenal Jade kan? Bukan hanya bisa mencabut beasiswamu, dia juga bisa membunuhmu." Bisik Josh.
Aku mendecak menatap Josh, "Josh! Berhenti menganggunya!" Tegasku.
"Rose, aku hanya tidak ingin kejadian terakhir kali terulang lagi." Ucap Josh.
"Tapi Jade tidak ada disini!" Ucapku kesal.
Josh berbisik kembali ke arah Bam, "bisakah kamu tinggalkan kami?"
Bam buru-buru mengambil barangnya dan berlari pergi tanpa mengucapkan sampai jumpa atau selamat tinggal padaku.
Josh mengerang pelan dan ia menyalakan rokoknya lalu menghisapnya, "Jade sedikit berbeda sejak bertemu denganmu."
Aku mengusap bahuku, sebenarnya aku selalu mengunjungi Jade setelah pulang sekolah hanya untuk mengobati pria itu, aku menjadi lelah apalagi tiba-tiba saja Jade akan mencengkram leherku atau rahangku jika aku mengatakan sesuatu yang salah menurutnya.
"Dia lebih banyak melamun sekarang dan saat ia dibawa pergi ia hanya diam mengikuti. Aku tahu kamu cantik dan manis tetapi ada yang lebih cantik lagi darimu. Mengapa ia begitu menginginkanmu?" Lanjut Josh.
Aku memalingkan wajahku dari Josh, "meskipun ia sering menciumku aku tidak menganggapnya lebih dari teman, aku hanya menikmati ciumannya." Bisikku malu-malu.
Josh tersenyum, "jadi kamu akan datang lagi mengunjungi Jade hari ini?" Tanyanya.
"Tidak, aku akan beristirahat." Jawabku.
"Dan juga, kudengar kamu dikunci di toilet dan disirami air?"
Aku membelalakkan mataku, "kamu tahu darimana?"
"Rose, kami selalu mengawasimu." Bisik Josh. "Tetapi tidak perlu khawatir karena ia tidak akan berani melakukannya lagi bahkan mendekatimu."
Aku mengenyitkan dahiku, "siapa? Siapa yang melakukannya? Apakah Mary?"
Josh menggeleng, "Lena. Dia merasa bersalah dan akhirnya kembali untuk menolongmu."
"Lena?" Aku mendesah pelan, kukira ia adalah orang yang baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Xavier Brothers
RomanceLondon, Inggris... ROSE Namaku Rose dari keluarga biasa dan anak terakhir dari tiga bersaudara, ayahku hanya pekerja kantor biasa dan ibuku adalah ibu rumah tangga. Sejak masuk ke Xavier High School perjalanan cintaku menjadi berliku-liku berkat par...