Pagi itu aku kembali menyerahkan surat pengunduran diri pada Jack dan pria itu tersenyum menatapku, mungkin karena mataku yang membengkak atau hal lain?
"Apalagi alasanmu?" Tanya Jack."Aku terlalu sering membolos dan melalaikan perkerjaanku, tidak sesuai dengan sumpahku, terimalah suratku kali ini." Ucapku.
"Bagaimana jika menjadi dokter pribadi Direktur Xavier kita?"
"Aku berniat untuk bekerja di rumah sakit lain."
"Tetapi dia membutuhkanmu."
"Akan kupikirkan, tetapi terimalah dulu surat pengunduran diriku."
Jack mengangguk, "Dia masih tidur, pergilah menemuinya."
Aku berjalan pelan menuju ke ruang tidur Jack dan terlihat Jade masih tidur terlentang di ranjang itu. Pria itu bertelanjang dada tetapi ia tidak melepaskan celana dan kaus kakinya. Aku mendekati Jade dan menatap wajah tampan pria itu, tanganku beralih menyentuh perut kotak-kotaknya dan saat lebih turun kebawah kurasakan ada bulu-bulu kecil yang tumbuh di sana. Aku kembali menatap wajahnya dan pria itu sudah membuka matanya menatapku, pria tampan itu tersenyum.
"Aku membangunkanmu?" Tanyaku.
Jade menggeleng, ia menarikku dan langsung mencium bibirku, aku beralih duduk di perutnya dan mengulum bibir penuhnya. Tangan Jade meremas bokongku dan ia membalikkanku hingga ia yang berada di atas. Pria itu beralih mengecup keningku, ia menarikku bangkit dan aku duduk di pangkuannya.
"Kamu adalah kekasihku, cintaku, belahan jiwaku, cinta sejatiku, cintaku seumur hidup, dan jangan bilang kita tidak punya hubungan apa-apa." Bisik Jade, aku mengangguk senang.
□□□□□□□□□□
Aku kembali ke ruanganku dan saat melewati ruang penyimpanan lagi-lagi aku mendengar suara desahan yang keras dari sana. Aku mengintipnya, pemilik suara desahan itu adalah Abel, wanita itu sedang bercinta lagi dengan Josh di ruang penyimpanan ini. Aku menggeleng pelan lalu menutup pintu dan menuju ke ruanganku.
Beberapa saat kemudian, Abel masuk sambil merapikan pakaiannya, ia langsung duduk di depanku dan menunjukkan jari tangannya padaku. Sebuah cincin yang dihiasi berlian kecil disekelilingnya.
"Josh melamarku!" Pekik Abel.
Aku tersenyum lebar, "Jadi, kapan menikah? Kalian baru saja kenal."
"Kami akan menikah setelah anak kami lahir. Josh sudah berjanji padaku."
Aku hanya bisa tersenyum, "Ayo kembali bekerja." Bisikku.
□□□□□□□□□□
Saat jam makan siang aku kembali ke ruangan Jack, berharap Jade masih ada di sana. Ternyata yang kutemukan adalah Josh yang sedang berbicara dengan Jack.
"Hei, Rose!" Sapa Josh.
Aku berjalan cepat ke arah Josh dan menekan lututku di pahanya lalu mencengkram erat kerah pakaiannya. "Rose! Apa yang kamu lakukan!" Pekik Josh.
"Berani sekali kamu menggoda wanita sepolos Abel dan menghamilinya!!" Seruku penuh amarah.
Josh tertawa, "Apakah kamu iri? Karena Jade tidak ingin bercinta denganmu?"
Aku mendorong Josh dengan keras, "Bukan dia yang tidak menginginkannya, tapi aku! Aku yang tidak ingin melakukannya!" Teriakku.
"Pelankan suaramu, Jade masih tidur di dalam." Ucap Jack.
Aku menatap kesal Josh lalu masuk ke kamar ruangan Jack, Jade masih tidur terlentang di sana. Ada apa dengannya? Apakah biasanya ia memang tidur selama ini?
"Jade...?" Panggilku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Xavier Brothers
RomanceLondon, Inggris... ROSE Namaku Rose dari keluarga biasa dan anak terakhir dari tiga bersaudara, ayahku hanya pekerja kantor biasa dan ibuku adalah ibu rumah tangga. Sejak masuk ke Xavier High School perjalanan cintaku menjadi berliku-liku berkat par...