Beruntung saja apartement ini lengkap dengan mini market yang berdiri tepat berada disebelah apartement ini. Fasilitasnya cukup lengkap dengan berbagai barang dan makanan yang bisa dibeli, tempat menongkrong, mesin kopi dan memasak makanan instan, layanan isi daya baterai HP, dan layanan penyimpanan paket.
Xerena langsung memasuki area mini market tersebut, mengambil keranjang belanja dan memasuki area lorong-lorong yang penuh dengan rak makanan maupun barang lainnya. Setelah selesai memilih beberapa barang dan bahan makanan seperti sayuran dan bumbu instan lainnya, kini dirinya memasuki lorong yang menyediakan berbagai macam mie instan.
"Indiramen sepertinya enak." Gumam Xerena berusaha mencari merk mie instan tersebut.
Namun tidak ada satupun ramen bermerk indiramen tersebut terlihat. Wajahnya menjadi lesu, padahal dirinya sangat mengidamkan ramen tersebut sekarang. Tanpa disangka-sangka, raut wajahnya menjadi cerah seketika setelah melihat ada satu bungkus yang tersisa. Yah setidaknya dirinya dapat memakan ramen dari merk tersebut. Satu saja tidak apa-apa, itu sudah cukup, dirinya bisa membeli mie dari merk lainnya juga.
SRAK!
Xerena sedikit merasa terkejut ketika ada tangan yang juga ingin mengambil ramen tersebut bersamaan dengan dirinya. Dirinya pun melirik kearah sampingnya untuk mengetahui siapa yang hendak mengambil ramen ini juga.
"Benar-benar anak yang tidak tahu sopan santun, mengambil dengan tangan kiri hmn?" Xerena mendengus kesal mendengar ejekan dari Gevano tersebut. Gevano terlihat memakai kaus putih polos berlengan pendek, celana jeans, sepatu berwana hitam dengan alas warna putih, topi berwarna putih, dan masker berwana hitam yang menutupi wajah tampannya.
'Bukankah kamu yang membuatku seperti ini?' Batin Xerena dengan jengkel dan tetap berusaha meraih satu bungkus ramen yang tersisa tersebut.
Namun saat Ia berhasil menyentuh ujung bungkus plastik ramen tersebut dan hendak menariknya, Gevano langsung memukul punggung tangan kiri Xerena sehingga bungkus ramen itu terlepas dari tangannya dan direbut oleh Gevano.
"Sudah kubilang, ambillah dengan tangan yang sopan!" Gevano sedikit menajamkan kata-katanya. Xerena melototkan matanya pada Gevano.
"BAGAIMANA AKU BISA MENGAMBIL JIKA KAU MENYAKITI TANGAN KANANKU INI?" Xerena meninggikan suaranya, membentak oknum bernama Gevano ini.
"Itu bukan urusanku." Ketika hendak pergi melewati Xerena, dirinya langsung tertarik secara kasar. Menolehkan wajahnya dan melihat raut wajah Xerena yang berubah menjadi horror.
"Itu milikku." Ucapnya dengan tekanan diseluruh kalimatnya. Gevano tertawa meremehkan dan nengeratkan pegangannya pada bungkus ramen tersebut.
"Siapa cepat dia dapat." Xerena menghentakkan kakinya dengan kesal. Dia pun dengan cepat berusaha merebut ramen tersebut akan tetapi dirinya masih kalah dengan kecepatan Gevano yang menjauhkan ramen tersebut dari jangkauan tangan Xerena.
"Ck kau ini ada dimana-mana saja!"
"Berhentilah membuntutiku!" Gevano menaikkan satu alisnya, tidak paham dengan apa yang dimaksud dengan Xerena ini. Memangnya siapa yang sudi mengikuti gadis ini?
"Siapa juga yang membuntutimu?"
"Bukankah kamu yang selalu mengikutiku?" Xerena melototkan kedua matanya pada Gevano, merasa tidak terima dengan perkataannya.
"Kalau begitu pergilah dari sini!"
"Apakah kau lupa seluruh area apartemen ini milik Ayahku?"
"Dasar gadis tidak tahu diri."
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Our Universe : I Hate U |✔ JENRINA BLUESY JENO X KARINA
RomanceSepasang laki-laki dan perempuan diciptakan dengan nama Gevano Leeverton dan Xerena Yvonne. Mereka hanya diciptakan, namun yang menentukan kisah kehidupan mereka adalah mereka sendiri. Mereka akan menemukan Gevano dan Xerena mereka sendiri. Bagaim...